Beberapa saat yang lalu saya mendapat nasehat dan pengingat diri.
“Menemukan Nikmat dalam Pelan”
Sekarang ini semuanya serba cepat. Bangun tidur langsung pegang HP, makan buru-buru, ibadah pun kadang kayak kejar setoran. Padahal, hidup itu bukan lomba. Islam justru ngajarin kita buat pelan-pelan, biar kita bisa lebih sadar, lebih tenang, dan lebih bersyukur.
Nabi Muhammad ﷺ ngasih contoh shalat yang santai tapi khusyuk. Setiap gerakan ada jedanya, nggak asal gerak. Namanya tumakninah—berhenti sebentar supaya hati juga ikut ruku dan sujud, bukan cuma badan doang. Makan dan minum juga gitu, diajarin mulai dengan "Bismillah", pelan-pelan, dan ditutup dengan "Alhamdulillah".
Karena nikmat itu seringnya kerasa kalau kita sadar dan nggak buru-buru.
Hidup pelan itu bukan berarti kita malas atau lelet. Tapi kita jadi punya waktu buat mikir, merhatiin sekitar, dan ngobrol dari hati ke hati. Jalan kaki misalnya, bisa jadi momen buat lihat langit, dengerin suara burung, atau senyum ke orang lain. Ngomong pelan juga bukan berarti kita lemot, tapi biar kata-katanya lebih enak dan nggak nyakitin.
Dengan pelan, kita jadi lebih dekat sama Allah. Karena dalam pelan itu ada rasa syukur, ada waktu buat dzikir, dan ada ketenangan yang bikin hati adem. Jadi, coba deh, pelanin langkahmu. Rasain hidupnya. Nikmatin setiap detiknya.
“Di Jalan yang Pelan”
Langkahku lambat menapaki waktu,
Kutemui Allah dalam detik yang syahdu.
Bukan cepat yang kutuju,
Tapi makna di balik satu-satu.
Dalam senyap suapan dan dzikir,
Kupetik nikmat tanpa tergilir.
Hidup bukan lomba mengejar akhir,
Tapi taman tenang untuk bersyukur dan berpikir.
Catatan Mas Bojreng
#SlowLiving #MindfulMoments #SacredPace #GracefulJourney #StillnessWithin
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment