Alhamdulillah kemarin dolan ke dalemnya eyang eyang guru dr Fadjar Siswanto SpOG(k) dan eyang guru dr Bambang Suyono SpOG(k).
Mendapat banyak petuah, nasehat dan cerita, mengobrol dan bercengkerama. Tentang idealisma seorang dokter, berkehidupan dalam keluarga dan masyarakat, kesederhanaan, sebagai seorang pendidik.Dalam perjalanan hidup banyak orang, sosok guru selalu hadir sebagai salah satu pengaruh paling kuat dan berkesan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing moral dan pembentuk karakter. Dalam dunia kedokteran, peran ini menjadi sangat penting. Seorang guru kedokteran ideal bukan hanya menyampaikan pengetahuan medis yang komprehensif, tetapi juga menanamkan nilai-nilai idealisme, etika profesi, dan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Sosok guru seperti inilah yang sering kali menjadi teladan dan inspirasi bagi para calon dokter, membentuk mereka menjadi profesional yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian tinggi terhadap sesama.
Dalam Islam, ilmu dianggap sebagai salah satu anugerah terbesar dari Allah dan menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah). Seorang guru kedokteran yang mengajarkan ilmu dengan integritas berarti ia menyampaikan ilmu dengan jujur dan berdasarkan bukti yang ilmiah. Al-Qur'an mengajarkan pentingnya kejujuran dan integritas dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pengajaran. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 42: "Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui."
Mengajarkan ilmu kedokteran memerlukan keahlian yang mendalam dan pemahaman yang komprehensif tentang anatomi, fisiologi, patologi, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Seorang guru kedokteran yang baik harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep kompleks dengan cara yang dapat dipahami oleh mahasiswa dari berbagai latar belakang. Namun, tugas seorang guru tidak berhenti di situ. Ia harus mampu menanamkan integritas dalam proses pembelajaran. Integritas di sini berarti menyampaikan ilmu dengan jujur, berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang terpercaya, dan tidak terpengaruh oleh bias atau kepentingan pribadi.
Seorang guru kedokteran yang ideal selalu berusaha untuk memotivasi mahasiswanya agar terus berupaya memperdalam ilmu, melakukan penelitian, dan berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan. Ia mengajarkan pentingnya belajar sepanjang hayat, karena ilmu kedokteran selalu berkembang seiring dengan ditemukannya teknologi dan pengetahuan baru. Guru ini juga menekankan pentingnya praktek klinis yang tepat dan etis, mengajarkan mahasiswanya untuk tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga melibatkan diri dalam pengalaman langsung di lapangan, berinteraksi dengan pasien, dan memahami kondisi nyata di dunia medis.
Idealisme Menjadi Seorang Dokter
Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, seorang guru kedokteran juga harus menanamkan idealisme dalam diri mahasiswanya. Idealisme di sini mencakup berbagai aspek, seperti etika profesi, empati, dan komitmen terhadap kesejahteraan pasien. Dalam dunia yang semakin materialistis, menjaga idealisme ini bukanlah tugas yang mudah. Seorang guru harus mampu menunjukkan melalui kata-kata dan tindakan bahwa menjadi dokter bukan sekadar profesi untuk mencari nafkah, tetapi panggilan jiwa untuk menolong sesama.
Seorang dokter harus memiliki niat untuk menolong sesama dan menjalankan profesinya sebagai ibadah kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan" (HR. Bukhari dan Muslim). Idealisme dalam kedokteran mencakup etika profesi, empati, dan komitmen terhadap kesejahteraan pasien, yang semuanya merupakan nilai-nilai yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Guru yang ideal mengajarkan bahwa setiap pasien adalah individu yang unik, yang memerlukan perhatian dan perawatan holistik. Ia menekankan bahwa dokter harus mendengarkan pasien dengan penuh empati, memahami keluhan dan kebutuhan mereka, serta memberikan perawatan yang terbaik sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien. Dalam proses pengajaran, ia seringkali berbagi kisah-kisah inspiratif tentang pengalaman pribadi atau pengalaman dokter lain yang berhasil membantu pasien melewati masa-masa sulit. Kisah-kisah ini menjadi motivasi bagi para mahasiswa untuk menjalankan profesi mereka dengan hati nurani yang bersih dan tekad yang kuat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pasien.
Menjadi Pendidik yang Baik
Menjadi pendidik yang baik memerlukan lebih dari sekadar pengetahuan dan kemampuan mengajar. Seorang guru kedokteran harus memiliki kepedulian yang tulus terhadap perkembangan akademik dan personal mahasiswanya. Ia harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana mahasiswa merasa dihargai, didukung, dan termotivasi untuk belajar. Guru yang baik selalu terbuka terhadap pertanyaan dan diskusi, memberikan bimbingan dan nasihat yang konstruktif, serta mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis.
Guru yang baik adalah mereka yang tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga membimbing dan mendidik akhlak murid-muridnya. Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang pendidik yang sempurna, yang mengajarkan dengan penuh hikmah dan kesabaran. Dalam haditsnya, beliau bersabda, "Allah tidak mengutus aku untuk menjadi orang yang keras dan kasar, tetapi Dia mengutusku untuk menjadi guru yang memudahkan" (HR. Muslim). Seorang guru kedokteran yang baik akan selalu berusaha memahami kebutuhan dan potensi setiap mahasiswa, memberikan bimbingan yang konstruktif, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis.
Seorang guru yang ideal juga memahami bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ia selalu berusaha untuk memberikan perhatian individual, mengenali kekuatan dan kelemahan masing-masing mahasiswa, serta membantu mereka mengatasi hambatan dalam belajar. Ia tidak hanya mengajar di dalam kelas atau laboratorium, tetapi juga bersedia memberikan bimbingan di luar jam kuliah, mendampingi mahasiswa dalam penelitian, dan memberikan dukungan moral ketika mereka menghadapi kesulitan.
Kesederhanaan dalam Kehidupan
Kesederhanaan adalah salah satu nilai penting yang sering kali diabaikan dalam kehidupan modern yang serba materialistis. Seorang guru kedokteran yang baik selalu menekankan pentingnya hidup sederhana dan rendah hati, meskipun memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi. Ia menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak diukur dari kekayaan materi, tetapi dari kualitas hubungan dengan sesama, kontribusi kepada masyarakat, dan kepuasan batin karena telah menjalankan tugas dengan baik.
Guru yang mengajarkan kesederhanaan melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari menjadi teladan yang kuat bagi mahasiswanya. Ia mungkin tinggal di rumah yang sederhana, menggunakan fasilitas yang terbatas, tetapi selalu siap membantu siapa saja yang memerlukan. Dengan cara ini, ia mengajarkan kepada mahasiswa bahwa menjadi dokter yang baik bukan berarti harus hidup mewah, tetapi justru harus mampu mengendalikan keinginan diri dan fokus pada pelayanan kepada pasien dan masyarakat.
Kesederhanaan adalah salah satu ajaran utama dalam Islam. Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam hidup sederhana, meskipun beliau memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan umatnya. Hidup sederhana berarti tidak berlebihan dalam hal apapun dan selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Furqan ayat 67: "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." Seorang guru kedokteran yang mengajarkan kesederhanaan menunjukkan bahwa kebahagiaan dan keberhasilan tidak diukur dari kekayaan materi, tetapi dari keberkahan hidup dan manfaat yang diberikan kepada orang lain.
Menolong Orang yang Kesulitan
Salah satu nilai utama yang harus dimiliki oleh setiap dokter adalah keinginan untuk menolong orang yang sedang kesulitan. Seorang guru kedokteran yang ideal selalu menekankan pentingnya rasa kemanusiaan dan empati dalam praktik medis. Ia mengajarkan bahwa setiap dokter harus siap untuk melayani tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya pasien. Menolong orang yang kesulitan tidak hanya berarti memberikan perawatan medis yang tepat, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan moral kepada pasien dan keluarganya.
Islam sangat menganjurkan untuk membantu sesama yang membutuhkan. Menolong orang yang kesulitan merupakan bagian dari akhlak seorang Muslim yang baik. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Thabrani). Dalam konteks kedokteran, ini berarti memberikan perawatan dan dukungan kepada pasien tanpa memandang latar belakang mereka, berusaha keras untuk meringankan penderitaan mereka, dan memberikan pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Rasulullah SAW juga bersabda, "Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang Mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan di hari kiamat" (HR. Muslim).
Guru yang baik seringkali membawa mahasiswanya ke komunitas-komunitas yang kurang terlayani, memberikan pelayanan kesehatan gratis, dan mengadakan program-program edukasi kesehatan. Dengan cara ini, mahasiswa belajar untuk memahami kondisi nyata yang dihadapi oleh banyak orang dan bagaimana mereka bisa memberikan kontribusi positif. Pengalaman langsung ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan medis mahasiswa, tetapi juga mengasah rasa empati dan kepedulian sosial mereka.
Jadi seorang guru kedokteran yang ideal adalah sosok yang mampu menyampaikan ilmu pengetahuan dengan integritas, menanamkan idealisme, menjadi pendidik yang baik, menjalani kehidupan dengan kesederhanaan, dan selalu siap menolong orang yang kesulitan. Melalui kata-kata dan tindakan, ia menjadi teladan yang menginspirasi mahasiswa untuk tidak hanya menjadi dokter yang kompeten, tetapi juga dokter yang beretika, empatik, dan berdedikasi tinggi. Dengan adanya guru-guru seperti ini, diharapkan dunia kedokteran akan terus melahirkan profesional-profesional yang tidak hanya unggul dalam bidangnya, tetapi juga memiliki jiwa kemanusiaan yang luhur.
Hormat saya selalu kepada guru guru saya semuanya.
Saya akan memberikan kepada Guru-Guru saya, Penghormatan dan Pernyataan Terima Kasih yang selayaknya.
Catatan Mas Bojreng
#guru #teach #teacher #panutan #rolemodel #hormat #respect #grateful #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment