Saya dan sepeda.....
Pagi ini menyempatkan berbaik sebentar karena mengantar si kecil sekolah dan ada tindakan emergensi.
Saya sering ditanya, apakah masih bersepeda? Saya jawab Alhamdulillah masih, begitu ada waktu menyempatkan diri walaupun hanya jarak tipis saja.
Sedari kecil memang sepeda mengisi bagian hidup saya, saat SD beberapa kali naik sepeda kesekolah lanjut di SMP juga sering naik sepeda. Minggu pagi sepedaan ke simpang lima bareng temab teman, kemudian sepedanya dijadikan sebagai tiang gawang 😁.
Saya baru memulai lagi saat pandemi ini setelah salah satu sahabat berteriak .. woiiii itu sepeda dipakai jangan digantung aja....
Dan mulailah kebiasaan bersepeda dimulai lagi, disaat yang lain sudah berhenti saya Inshaa Allah tetap menjaga konsistensi nya.
Karena saya melakukan bukan karena ikut ikutan, karena senang dan happy.
Lakukan pekerjaanmu, tetapi dalam setiap pekerjaan jangan lupakan kesenangan batin, yang memberinya makna bagi segalanya."
- Jalaluddin Rumi
Melakukan sesuatu karena senang, bukan karena paksaan atau keinginan untuk menyenangkan orang lain, adalah esensi dari kebebasan pribadi dan kepuasan diri. Kita sering terjebak dalam rutinitas harianyang penuh dengan tugas dan kewajiban yang harus ditunaikan, sehingga sering kali kehilangan esensi kegembiraan dan kebahagiaan dalam melakukan aktivitas tersebut. Ada perbedaan mencolok antara melakukan sesuatu dengan hati yang berat dan melakukan sesuatu dengan hati yang riang. Perbedaan ini bukan hanya terasa dalam prosesnya, tetapi juga dalam hasil yang dicapai.
Ketika seseorang memilih untuk melakukan sesuatu karena ia merasa senang, there is a sense of intrinsic motivation that drives them. Ini adalah dorongan dari dalam yang tidak dipengaruhi oleh hadiah atau pengakuan dari luar. Kegiatan tersebut menjadi tidak hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang setiap langkah dalam prosesnya. Misalnya, seseorang yang menulis bukan karena deadline atau tuntutan pekerjaan, tetapi karena mereka menemukan kepuasan dalam merangkai kata. Bagi mereka, setiap kata yang ditulis bukan hanya menjadi sarana untuk suatu tujuan akhir, tetapi adalah bagian dari pengekspresian diri dan pencarian makna.
Lebih jauh, melakukan sesuatu karena senang membuat individu tersebut lebih kreatif dan inovatif dalam pendekatannya. Tanpa ada tekanan untuk ‘menghasilkan’ sesuai dengan ekspektasi orang lain, seseorang lebih bebas bereksplorasi dan mengambil risiko. Ini sering kali membuahkan hasil yang unik dan bahkan revolusioner. Contohnya adalah peneliti atau ilmuwan yang mengerjakan proyek riset mereka bukan karena desakan institusi atau untuk mendapatkan pendanaan, melainkan karena asli tertarik dengan misteri atau pertanyaan ilmiah yang mereka kejar. Ini adalah tipe penelitian yang sering mengarah pada temuan besar, karena dilakoni dengan penuh kegembiraan dan komitmen tanpa pamrih.
Tidak hanya dalam konteks profesional, melakukan sesuatu karena senang juga penting dalam kehidupan pribadi. Pada umumnya, hobi adalah contoh klasik dari ini. Orang yang menghabiskan waktu mereka untuk berkebun, melukis, memancing, atau bermain musik, sering kali melakukannya bukan untuk mendapatkan penghasilan atau pengakuan, tapi karena mereka menemukan kebahagiaan dalam aktivitas tersebut. Hobi memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari tekanan dan tuntutan kehidupan sehari-hari, serta memberikan ruang untuk pemulihan mental dan emosional.
Lebih dalam lagi, ketika seseorang melakukan sesuatu dengan sukacita, ia juga sering kali menemukan kesempatan untuk tumbuh secara pribadi. Mereka belajar tentang diri mereka sendiri, tentang apa yang mereka nikmati, tentang batasan dan kapasitas mereka. Proses ini sering involutif dan memungkinkan pengembangan self-awareness yang lebih tinggi serta pengertian yang lebih dalam tentang kebahagiaan pribadi mereka.
Namun, penting untuk ditekankan bahwa melakukan sesuatu karena senang tidak selalu mudah. Masyarakat sering kali memiliki ekspektasi tentang apa yang ‘seharusnya’ dilakukan seseorang, baik dalam karir mereka maupun dalam kehidupan pribadi mereka. Melepaskan diri dari harapan dan norma ini bisa menjadi tantangan, namun sangat penting untuk kebahagiaan jangka panjang. Memutuskan untuk mengabaikan tekanan eksternal dan memilih untuk melakukan sesuatu yang memuaskan hati sendiri adalah puncak dari keberanian pribadi.
Akhirnya, melakukan sesuatu karena senang tidak hanya bermanfaat bagi individu itu sendiri, tetapi juga dapat mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka. Kebahagiaan cenderung menular. Ketika seseorang mendekati hidup dan pekerjaannya dengan gairah dan kegembiraan, hal itu sering kali bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mengevaluasi kembali pendekatan mereka sendiri terhadap pekerjaan dan kehidupan.
Dalam pandangan Islam, melakukan sesuatu karena senang dan dengan hati yang ikhlas memegang peranan penting. Islam mengajarkan bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus dengan niat yang baik dan untuk mencari ridha Allah SWT. Hal ini ditekankan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan, ibadah, dan interaksi sosial.
1. Niat atau Intensi (Niyyah):
Dalam Islam, niat merupakan dasar dari semua tindakan. Sebuah hadits yang populer dari Nabi Muhammad SAW menyatakan, “Sesungguhnya segala amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Niat yang baik dan tulus dalam melakukan sesuatu karena senang, bukan karena paksaan, menunjukkan keikhlasan yang sangat dianjurkan dalam Islam.
2. Ibadah dan Kesenangan:
Islam tidak menganggap kesenangan dan ibadah sebagai hal yang terpisah. Seorang Muslim diajarkan untuk merasakan kegembiraan dalam ibadahnya karena itu merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya, dalam melakukan sholat, puasa, atau membaca Al-Quran, seorang Muslim dianjurkan untuk menemukan kedamaian dan kepuasan pribadi yang mendalam, yang pada akhirnya membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidupnya.
3. Kerja dan Profesionalisme:
Islam juga mengajarkan pentingnya kerja keras dan profesionalisme. Nabi Muhammad SAW berkata, “Allah menyukai apabila salah satu dari kalian melakukan pekerjaan, hendaklah ia menyempurnakannya” (HR. Al-Bayhaqi). Ini menunjukkan bahwa bekerja dengan baik dan dengan enjoy bisa menjadi bentuk ibadah jika dilandasi dengan niat yang benar. Jadi, jika seseorang melakukan pekerjaan dengan senang hati dan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, ini sangat dianjurkan dalam Islam.
4. Sosial dan Kedermawanan:
Dalam interaksi sosial, melakukan kebaikan dengan senang hati dan bukan karena paksaan sangat ditekankan. Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap dermawan dan membantu sesama dengan hati yang gembira. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa tindakan sederhana yang dilakukan dengan senang hati bisa memiliki dampak besar dalam masyarakat.
Secara keseluruhan, Islam sangat mendukung ide melakukan sesuatu dengan senang karena hal itu berhubungan langsung dengan konsep ikhlas dan tawakal – melakukan tugas dan menjalankan ibadah serta interaksi sosial dengan penuh kegembiraan dan dengan niat yang tulus untuk mencari keberkahan dan keridhaan Allah.
Secara keseluruhan, memilih melakukan sesuatu karena senang merupakan filosofi hidup yang mendorong kepuasan, kreativitas, dan pertumbuhan pribadi. Meski terkadang sulit dijalani di tengah harapan dan tuntutan dunia, hal ini adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang lebih penuh dan lebih bermakna. Teaching yourself to listen to your heart and follow your joy can transform your existence into something significantly vibrant and profoundly rewarding.
Ikhlas adalah rahasia sukses dalam apa pun. Jika Anda melakukan sesuatu untuk Allah, tidak ada yang bisa menghentikan Anda."
- Dr. Bilal Philips
Catatan Mas Bojreng akhir pekan ini
#niat #intention #happy #heart #happylife #happyday #work #workout #workwithpassion #smile #moslem #muslim #motivasi #motivation #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment