Hari sabtu ini saya kira akan berjalan santai dan bisa mencicil bahan presentasi untuk besok Senin, ternyata telepon berbunyi terus dan harus berlari lari sepanjang hari. Rencana batal, dan sore ini akhirnya tepar lagi, ketika badan memang sedang agak tidak enak, agak turun.
Menjadi seorang dokter obsgyn memang bukan hanya sebuah pekerjaan, tetapi merupakan sebuah passion dalam hidup saya. Bukan cita cita dari kecil sebenarnya, karena cita cita saya dari kecil adalah pengen sebagai seorang Paedetrician, tapi saat coass entah kenapa keinginan berubah, obsgyn dengan alasan yang saya tidak ketahui secara jelas membikin saya jatuh cinta dengan ritme kerjanya.Saya sering mendapatkan panggilan tak terduga untuk menangani kasus-kasus yang membutuhkan penanganan segera. Hal ini mengharuskan saya meninggalkan segala kegiatan yang saya anggap tidak begitu butuh penanganan segera.
Dalam menangani pasien, prioritas utama saya adalah berdasarkan tingkat kegawatan. Kasus-kasus yang paling gawat harus ditangani terlebih dahulu. Jam kerja saya adalah 7x24 jam dalam seminggu. Telepon selalu siap berbunyi kapan pun dibutuhkan. Oleh karena itu jangan tanya kondisi hanndphone yang saya pegang cenderung batere cepat soak dan sering jatuh menjadi retak atau pecah karena tergesa atau harus cepat.
Saya selalu mengawali setiap tindakan dengan niat yang tulus kepada Allah. Memulai dengan Bismilah dan Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa hawla wa laa quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya).
Saya menyadari bahwa saya hanyalah manusia biasa dan bukanlah seorang superhero seperti Batman atau Superman. Bahkan ketika dalam keadaan tidak enak badan, selama saya masih mampu, saya harus melangkah dan bertindak. Saya berhenti hanya saat sakit dan butuh perawatan. Seperti saat pandemi berlangsung pasien membludak karena saya bekerja di 2 rumah sakit yang menangani pasien covid, dengan berbagai macam gejala dari ringan sampai buruk yang harus segera ditangani.
Salah seorang TS anestesi sampai bertanya sampai kapan ya kita kepayahan kayak begini. Saya jawab sampai Allah bilang kamu istirahat.
Sampai akhirnya saya positif pertama kali dan harus menjalani isolasi dengan gejala saturasi turun dan agak sesak. Saya wa beliau dan hanya menulis, ini saat Allah bilang ke saya .. istirahat sebentar, setelah istirahat mulai lagi ya... semangat...
Banyak kali saya harus mengabaikan janji-janji kepada orang tua, istri, anak, keluarga, dan teman karena adanya panggilan mendesak dari pasien. Berapa kali acara keluarga atau teman yang sudah rencana kami hadiri tiba tiba batal.
Namun, senyum dan ucapan terima kasih dari pasien dan keluarganya sudah lebih dari cukup untuk membahagiakan hati saya.
Alhamdulillah saya mempunyai keluarga yang mau menerima apa yang saya lakukan. Tanpa dukungan dan semangat dari mereka entah saya kuat atau tidak. Jadi mohon dimaafkan kalau saya lebih senang di rumah dengan keluarga saat senggang atau langsung lari kemana bareng dengan istri dan anak anak ketika tidak ada bunyi telepon 😁😁😁.
Menjadi dokter obsgyn adalah tanggung jawab besar yang saya emban dengan sepenuh hati. Meski terkadang perjalanan ini penuh dengan tantangan, tetapi semangat saya sampai saat ini tidak pernah pudar.
Jadi saya menjalani ini tanpa paksaan oleh siapapun.....
Catatan Mas Bojreng di Malam Minggu
#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment