Sunday, May 5, 2024

Lakukan dengan hati senang

Kamu kayaknya bahagia dan senang ya... nglakuin itu semua? Berapa kali mendapat pertanyaan ini.

Melakukan pekerjaan dengan senang hati, ikhlas, dan niat Lillahi Ta'ala merupakan sebuah sikap yang sangat mulia dan patut dijunjung tinggi dalam setiap aspek kehidupan. Sikap ini tidak hanya mempengaruhi hasil kerja seseorang, tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan mental dan kebahagiaan dalam berbagai situasi. Dalam Islam, berkerja dengan niat karena Allah merupakan puncak dari bekerja dengan etos yang tinggi. Setiap kerja yang dilakukan tidak hanya menjadi sarana untuk mencari nafkah, tetapi juga sebagai ibadah, suatu perbuatan yang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Memulai pekerjaan dengan niat yang ikhlas, yaitu tidak semata-mata mencari pujian atau keuntungan duniawi, tetapi lebih kepada mengharapkan ridha Allah, akan membawa berkah dalam pekerjaan itu sendiri. Niat yang baik ini menjadi pondasi yang kuat dalam membangun karir yang tidak hanya sukses secara materi tetapi juga mampu memberi manfaat secara spiritual.

Selain itu, melakukan pekerjaan dengan "passionate" atau penuh gairah mencerminkan seberapa besar kecintaan dan keseriusan seseorang terhadap pekerjaannya. Ketika seseorang mengasihi pekerjaannya, setiap tantangan dan hambatan yang datang bukan lagi dilihat sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Gairah dalam bekerja sering kali menular kepada orang lain di sekitar, menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis, kreatif, dan inovatif.

Mengadopsi sikap tidak mengeluh dalam situasi kerja yang berat juga sangat penting. Keluhan sering kali tidak membawa solusi, malah cenderung memperburuk situasi. Sebaliknya, dengan mengambil tanggung jawab sepenuhnya atas pekerjaan dan melihat setiap masalah sebagai kesempatan untuk berkembang, seseorang dapat menangani situasi dengan lebih matang dan tenang. Sikap ini tidak hanya meningkatkan kualitas hasil kerja, tetapi juga memperkuat karakter individu.

Ketika berkeluh kesah dihindari, energi yang biasanya terbuang sia-sia untuk mengeluh bisa dialihkan untuk mencari solusi atau cara penyelesaian yang lebih efektif. Hal ini sering kali mempercepat proses pencapaian tujuan dan meningkatkan efisiensi kerja. Lebih lagi, dengan tidak berkeluh kesah, seseorang dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan rekan kerja dan superior, karena dialah yang dikenal akan sikapnya yang selalu positif dan solutif.

Dengan berkerja tanpa keluh kesah serta melakukan segala sesuatu dengan ikhlas dan untuk Allah, sikap ini secara tidak langsung mengajarkan kita tentang kesabaran dan ketabahan. Dua kualitas ini sangat penting, tidak hanya dalam dunia kerja, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Kesabaran dan ketabahan membantu dalam menghadapi tekanan kerja maupun tantangan hidup yang lain dengan kepala tegak dan hati yang tenang.

Integrasi antara sikap profesional dan spiritualitas dalam bekerja menciptakan harmonisasi yang membawa pada peningkatan performa kerja dan kepuasan pribadi. Ketika kerja dilakukan dengan niat Lillahi Ta'ala, setiap upaya dan hasilnya menjadi lebih berarti. Ini memberikan kekuatan dan motivasi tambahan dalam menjalankan tugas karena setiap pekerjaan dianggap sebagai langkah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Menghadapi kesulitan dan penderitaan dengan tersenyum dan merahasiakan perasaan sejati dari orang yang kita cintai bisa menjadi bentuk pengorbanan yang luar biasa. Kisah ini secara emosional digambarkan dalam cerita Guido Orefice di film "Life is Beautiful" yang disutradarai Roberto Benigni. Film ini menggambarkan bagaimana seorang ayah, Guido, menggunakan imajinasi, kecerdasan, dan humor untuk melindungi anaknya dari kekejaman realitas kamp konsentrasi selama Holocaust. 

Dalam pemikiran banyak orang, keputusan untuk menyembunyikan kesedihan dan memberikan kesan kebahagiaan bukan hanya sekedar untuk melindungi diri sendiri tetapi juga untuk menenangkan dan melindungi orang-orang yang mereka cintai. Tindakan ini terkadang dilakukan karena keyakinan bahwa mengetahui masalah atau kesedihan itu hanya akan menambah beban bagi orang-orang terdekat. Dengan demikian, banyak orang memilih untuk 'memakai topeng' senyum, sehingga apa yang tampak oleh orang lain hanyalah kebahagiaan semu yang berhasil menutupi rasa sakit yang mungkin dirasakan dalam.

Guido, dalam "Life is Beautiful", memilih untuk menyembunyikan kenyataan kejam dari anaknya dengan menjadikan setiap situasi menjijikkan seolah-olah itu adalah bagian dari permainan besar yang penuh dengan tantangan yang harus diatasi untuk memenangkan hadiah akhir yaitu sebuah tank. Ini adalah representasi ekstrem tentang bagaimana seorang ayah berusaha melindungi anaknya dari ketakutan dan memberikan dia kekuatan untuk terus berdiri meski dalam badai kesulitan.

Pendekatan ini bukan tanpa kontroversi. Beberapa mungkin berargumen bahwa penting untuk berbagi beban dengan orang-orang terdekat, memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan dan memperkuat ikatan emosional yang ada. Namun, ada juga kekuatan dalam memilih untuk membawa penderitaan secara pribadi sebagai sebuah cara untuk menjaga semangat dan kesejahteraan mental orang yang dicintai. Ini menekankan pentingnya kekuatan batin dan ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan.

Tentu, pendekatan ini memerlukan sejumlah besar kekuatan emosional dan sering kali, pengorbanan pribadi. Memutuskan untuk tetap kuat dengan menampilkan senyum, sementara hati menderita, adalah pilihan yang tidak mudah dan menggambarkan kedewasaan serta kedalaman perasaan yang besar.

Islam memberikan panduan yang mendalam mengenai berbagai aspek kehidupan, termasuk bagaimana seseorang harus berperilaku dalam bekerja dan menghadapi penderitaan serta kesulitan. Berdasarkan tulisan pertama, yang membahas tentang bekerja dengan senang hati, ikhlas, dan niat karena Allah (Lillahi Ta'ala), dan yang kedua, tentang menyembunyikan penderitaan dari orang yang kita cintai demi melindungi perasaan mereka, kita bisa mengevaluasi kedua pandangan ini dari perspektif Islam.

Pandangan Islam Terhadap Bekerja dengan Senang Hati, Ikhlas, dan Niat karena Allah:

Dalam Islam, bekerja dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menyukai apabila salah seorang dari kalian melakukan pekerjaan, ia melakukannya dengan sempurna" (HR. Al-Bayhaqi). Ini menunjukkan pentingnya berdedikasi dalam bekerja dan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Attitude ini mencerminkan disiplin, integritas, dan dedikasi yang tinggi yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Pandangan Islam Terhadap Menyembunyikan Penderitaan untuk Melindungi Orang Lain:

Sikap ini boleh jadi menjadi sedikit rumit dalam konteks Islam. Di satu sisi, Islam mengajarkan umatnya untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan dan ujian (QS. Al-Baqarah: 153). Rasulullah SAW juga merupakan contoh dalam menunjukkan kesabaran dan kekuatan hati dalam menghadapi penderitaan, sering kali demi kesejahteraan umat. Pada sisi lain, Islam juga mengajarkan pentingnya 'ukhuwah' atau persaudaraan dan kejujuran dalam interaksi dengan sesama. Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak membiarkannya tertipu, ia membantunya" (HR. Muslim). Dalam konteks ini, berbagi beban bisa menjadi cara untuk memperkuat hubungan tersebut, dan mendapatkan dukungan dan doa dari saudara seiman.

Secara keseluruhan, Islam mendorong sikap yang membantu pertumbuhan spiritual dan psikologis individu serta komunitas. Dalam hal bekerja, bekerja dengan niat ikhlas karena Allah dan melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati adalah dianjurkan untuk mendapatkan keredhaan Ilahi. Untuk kasus menyembunyikan kesedihan demi melindungi orang lain, Islam juga memandang empati dan kepedulian terhadap perasaan orang lain adalah penting, tapi di sisi lain, penting pula untuk tidak menanggung beban sendirian dan mencari dukungan dalam komunitas. 

Sehingga, keseimbangan antara menghargai perasaan orang lain dan mencari dukungan saat dibutuhkan adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan keharmonisan dalam komunitas Muslim.

Pada akhirnya, keputusan untuk berkata jujur tentang perasaan kita atau menyimpannya untuk diri sendiri tergantung pada situasi individu dan jenis hubungan yang kita miliki dengan orang-orang di sekeliling kita. Setiap situasi dan setiap hubungan adalah unik, dan mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda-beda. Namun, kisah seperti yang diperlihatkan Guido Orefice bisa memberi inspirasi akan kekuatan dan kasih sayang yang luar biasa dalam menghadapi kondisi yang paling sulit sekalipun, selalu dengan senyuman yang lembut di wajah, sebagai tameng bagi yang dicintai dari kesedihan dan ketakutan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Niatkan untuk pekerjaan semata-mata karena Allah, lakukan dengan penuh gairah dan dedikasi tinggi, jauhi sikap mengeluh dan keluh kesah, gunakan setiap kesempatan kerja sebagai media untuk meningkatkan kualitas diri dan sebagai sarana ibadah. Dengan demikian, tidak hanya sukses yang bisa diraih, tetapi juga kebahagiaan dan ketenangan dalam berkerja dan beribadah kepada Allah Ta'ala.


Senyumin aja..... Kembalikan ke niat awal.

Entah ada yang baca atau tidak....

Hanya belajar menulis dan menulis.


Catatan Mas Bojreng di pagi hari ini yang katanya libur


#niat #nawaitu #intention #passion #passione #passionate #smile #bahagia #happy #life #lifeisbeautiful #ikhlas #nothing #nothingtolose #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Bukti yang Bungkam

Serial CSI (Crime Scene Investigation) itu keren banget karena nunjukin gimana bukti kecil bisa jadi kunci buat ngebongkar kasus besar. Jad...