Bekerjalah tanpa mengharap pujian, sebuah prinsip yang sederhana namun mendalam maknanya. Dalam kehidupan saat ini, dimana setiap detiknya terpapar di media sosial, dorongan untuk mendapatkan validasi dari luar menjadi semakin besar. Ungkapan "bekerjalah tanpa mengharap pujian" menjadi semakin relevan, mengingatkan kita pada esensi kerja yang sebenarnya - berkontribusi dan berkarya tanpa terkait dengan pengakuan dari orang lain.
Konsep ini bukanlah hal baru. Dalam banyak ajaran agama, termasuk Islam, bekerja keras dan dengan ikhlas dianggap sebagai bentuk ibadah. Allah SWT mengajarkan kita bahwa nilai sebuah pekerjaan tidak diukur dari pujian manusia, melainkan dari ketulusan hati dalam mengerjakannya dan manfaat yang dihasilkan bagi orang lain. Dengan demikian, sejatinya yang terpenting adalah penilaian dari-Nya, bukan dari manusia.
Pada dasarnya, mendapatkan pujian atas pekerjaan yang kita lakukan memang menyenangkan. Pujian dapat berfungsi sebagai motivasi dan pengakuan atas usaha keras yang telah dilakukan. Namun, jika kita terlalu terobsesi dengan pujian, hal itu dapat mengaburkan tujuan asli dari pekerjaan kita. Pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan utama mendapatkan pujian cenderung kurang tulus dan bisa memudarkan esensi dari pekerjaan tersebut.
Selain itu, sikap memuji hanya pekerjaan yang melampaui ekspektasi juga patut direnungkan. Hal ini dapat mendorong standar yang tinggi dan inovasi, tetapi di sisi lain, bisa menimbulkan tekanan yang tidak perlu. Setiap orang memiliki kapasitas dan kecepatan belajar yang berbeda. Apa yang bagi sebagian orang dianggap melampaui ekspektasi, bagi orang lain mungkin merupakan usaha terbaik yang bisa mereka berikan. Oleh karenanya, sangat penting untuk menilai pekerjaan seseorang tidak hanya dari hasil akhirnya tetapi juga dari usaha dan dedikasi yang telah diberikan.
Ada keindahan dalam bekerja keras dan memberikan yang terbaik tanpa mengharap pujian. Keindahan itu terletak pada kepuasan batin yang dirasakan, ketenangan hati karena berusaha sebaik mungkin, dan kebahagiaan sederhana ketika melihat hasil kerja kita memberikan manfaat bagi orang lain. Ini adalah balasan yang jauh lebih berharga daripada sekedar pujian semu.
Menghilangkan kebutuhan akan pujian dari orang lain tidaklah mudah, terutama di era yang sangat mementingkan pengakuan seperti sekarang. Namun, kita bisa mulai dengan langkah kecil. Misalnya, dengan menetapkan tujuan pribadi yang berkaitan langsung dengan peningkatan skill atau manfaat yang ingin dicapai, bukan berdasarkan bagaimana orang lain akan menilai pekerjaan kita.
Lebih lanjut, mengapresiasi diri sendiri atas kerja keras dan pencapaian, sekecil apa pun, juga sangat penting. Dengan mengakui usaha dan waktu yang telah diberikan, kita menjadi lebih mampu untuk bekerja tanpa terlalu mengharapkan pujian dari luar.
Di samping itu, pentingnya berbagi kebaikan dan memberi pujian ketika seseorang benar-benar melampaui ekspektasi juga tidak bisa diabaikan. Melakukan hal ini dapat mendorong lingkungan yang positif dan memotivasi orang lain untuk terus berkembang. Yang terpenting, pujian harus diberikan dengan tulus, bukan sebagai alat untuk manuver sosial atau memiliki maksud tersembunyi.
Penilaian Allah SWT jauh lebih penting daripada penilaian manusia. Ini bukan berarti kita tidak perlu mempedulikan bagaimana orang lain melihat atau menilai pekerjaan kita. Tetapi, lebih kepada bagaimana kita menyeimbangkan antara keinginan mendapatkan pengakuan dengan memastikan bahwa niat kita dalam bekerja adalah tulus dan berorientasi pada kebaikan. Dengan demikian, kita tidak hanya mencapai kesuksesan di dunia tapi juga meraih keberkahan di akhirat.
Dalam pandangan Islam, prinsip bekerja tanpa mengharap pujian sangat dianjurkan dan memiliki nilai ibadah yang tinggi. Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus melakukan pekerjaan atau amalan dengan ikhlas karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan pengakuan atau pujian dari manusia. Sikap ini didasarkan pada beberapa prinsip dan ajaran dalam Al-Qur'an dan Hadis.
1. Ikhlas dalam Bekerja: Dalam Surat Al-Bayyinah ayat 5, Allah SWT berfirman, "Dan mereka diperintahkan tidak lain, hanya supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus." Ayat ini menekankan pentingnya melakukan segala amalan hanya karena Allah, termasuk dalam bekerja.
2. Hasil Kerja yang Utama: Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menyukai salah seorang di antara kalian jika melakukan suatu pekerjaan hendaklah ia menyempurnakannya.” (Hadis Riwayat Al-Baihaqi). Hadis ini menekankan pentingnya menyempurnakan pekerjaan, bukan karena ingin diakui oleh manusia, tetapi karena ini adalah bentuk ketakwaan kepada Allah.
3. Pekerjaan Sebagai Bentuk Ibadah: Menurut pandangan Islam, semua bentuk pekerjaan yang halal dan baik di mata Allah adalah ibadah jika diniatkan untuk mencari keridhaan-Nya. Rasulullah SAW mengatakan, "Barang siapa yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka dia seperti orang yang berjuang di jalan Allah" (HR. Ahmad). Ini menunjukkan betapa Islam memuliakan setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang baik, tanpa memerlukan pujian dari manusia.
4. Kerja Keras dan Tawakkal: Islam juga mengajarkan kombinasi antara kerja keras dan tawakkal (berserah diri kepada Allah). Setiap muslim diwajibkan untuk berusaha dengan sebaik-baiknya dalam segala urusannya, termasuk dalam bekerja. Namun, setelah berusaha, mereka harus berserah diri dan menyerahkan hasil kepada Allah tanpa terlalu menggantungkan diri pada apresiasi manusia.
5. Membangun Perspektif Akhirat: Islam mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara dan bahwa apa yang paling penting adalah kehidupan akhirat. Pujian dan pengakuan dunia tidak akan berarti apa-apa di akhirat. Yang terpenting adalah seberapa banyak amalan dan pekerjaan baik yang telah dipersembahkan kepada Allah dan seberapa ikhlas dalam melakukan setiap pekerjaan.
Dengan demikian, Islam mengajarkan pentingnya bekerja dengan ikhlas, menyempurnakan setiap pekerjaan sebagai bentuk ibadah kepada Allah, dan tidak mengharapkan pujian dari manusia sebagai motivasi atau validasi. Semua ini mengarah pada pengembangan karakter seorang muslim yang tidak hanya unggul dalam pekerjaannya tetapi juga memiliki ketakwaan yang mendalam kepada Allah SWT.
Dalam bekerja, ada nilai-nilai yang lebih penting daripada sekedar pengakuan atau pujian. Integritas, ketekunan, dan keikhlasan merupakan fondasi yang akan membawa kita pada kesuksesan sejati. Karena pada akhirnya, yang terpenting bukanlah berapa banyak pujian yang kita dapat, melainkan seberapa banyak manfaat yang telah kita berikan dan seberapa tulus kita dalam mengerjakan setiap pekerjaan.
Kerjakan dengan benar tidak perlu selalu menunggu laporan kalau ada masalah, temukan masalah sendiri, selesaikan tanpa banyak cakap. Dan tidak perlu bilang kemana mana kalau pekerjaannya sudah usai.
Catatan dan pengingat diri Mas Bojreng
#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment