Sudah mengeluh kah hari ini?
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang monoton dan penuh tantangan. Pola pikir yang terkurung dalam kebiasaan mengeluh mungkin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak di antara kita. Tanpa disadari, keluhan demi keluhan sering terlontar dari bibir, entah itu mengenai pekerjaan, kondisi finansial, kehidupan sosial, ataupun hal-hal kecil yang tak sesuai dengan harapan. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, "Masih mengeluhkah kita dalam keseharian, sampai lupa berucap Alhamdulillah atau bersyukur atas nikmat yang selama ini didapatkan?"
Kita hidup di era yang serba cepat, di mana segala sesuatu sering kali diukur dari hasil akhir tanpa menikmati proses yang dilalui. Teknologi yang seharusnya memudahkan kehidupan, seringkali malah membuat kita lupa untuk bersyukur. Akses informasi yang begitu luas kadang-kadang membuat kita lebih fokus pada apa yang tidak kita miliki, dibandingkan menghargai apa yang sudah ada di depan mata.
Bersyukur adalah sebuah anugerah yang kerap kita lupakan. Rasa syukur bukan hanya ucapan "Alhamdulillah" yang terlontar saat mendapatkan keuntungan atau ketika berhasil menghindari masalah. Lebih dari itu, bersyukur adalah sebuah sikap hati yang selalu menghargai segala nikmat, baik besar maupun kecil, yang telah diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita.
Kita mungkin sering mengeluh tentang pekerjaan yang menumpuk, tidak menyadari bahwa ada banyak orang di luar sana yang berjuang keras mencari pekerjaan. Kita mungkin mengeluh tentang makanan yang tidak sesuai selera, tidak menyadari bahwa di banyak tempat, orang-orang berjuang hanya untuk mendapatkan sepiring nasi. Kita mungkin mengeluh tentang kecilnya rumah kita, tidak menyadari bahwa ada yang tidak memiliki tempat tinggal sama sekali.
Keluhan memang manusiawi, namun harusnya tidak menjadi rutinitas yang mengakar dalam jiwa. Dalam situasi apapun, selalu ada sisi positif yang bisa diambil. Membangun kebiasaan untuk melihat sisi baik dari setiap situasi adalah langkah pertama untuk mengurangi keluhan dan meningkatkan rasa syukur. Saat kita mulai berfokus pada nikmat yang diterima, hati kita secara alami akan menjadi lebih tenang dan jauh dari kegelisahan.
Budaya bersyukur bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti bersyukur untuk napas yang masih bisa kita hirup setiap pagi, untuk keluarga yang selalu ada dalam suka maupun duka, untuk teman-teman yang mendukung, atau bahkan untuk air bersih yang bisa kita akses setiap hari. Setiap nikmat yang terlihat sepele, bila direnungkan, akan membuat kita menyadari betapa kaya dan berlimpahnya karunia yang telah diberikan kepada kita.
Mengganti keluhan dengan ucapan syukur bukanlah proses yang instan dan mudah. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan kesadaran diri dan latihan terus-menerus. Namun, buah dari perjalanan ini sungguh luar biasa. Dengan memelihara rasa syukur, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan emosional kita sendiri, tapi juga meresapkan energi positif ke lingkungan sekitar kita.
Dalam pandangan Islam, sikap mengeluh dan bersyukur menempati posisi yang berbeda dan memberikan dampak yang sangat berbeda terhadap kehidupan pribadi maupun sosial seseorang. Islam, sebagai agama yang komprehensif, mengajarkan tentang pentingnya mengendalikan emosi dan respons kita terhadap berbagai situasi kehidupan. Di satu sisi, bersyukur dianggap sebagai salah satu kunci kebahagiaan dan keberkahan, sedangkan di sisi lain, berlebihan dalam mengeluh dapat menunjukkan ketidakpuasan terhadap ketentuan Allah SWT.
Bersyukur Menurut Islam
Bersyukur dalam Islam tidak hanya diartikan sebagai ucapan "Alhamdulillah" saat menerima nikmat, tetapi lebih luas lagi mencakup pengakuan hati terhadap kebaikan yang Allah berikan, penggunaan nikmat tersebut dalam jalan yang diridhai Allah, dan mengungkapkannya baik melalui lisan maupun perbuatan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, yang artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim: 7). Ayat ini menegaskan betapa pentingnya bersyukur dalam kehidupan seorang Muslim, sebagai jalan untuk mendapatkan lebih banyak keberkahan dari Allah.
Mengeluh dalam Perspektif Islam
Sementara itu, mengeluh dianggap sebagai tindakan yang kurang disukai dalam Islam, terutama jika itu berarti menunjukkan ketidakpuasan atas decree atau takdir Allah. Namun, Islam juga sangat memahami sifat manusiawi dan emosi kita. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana menghadapi kesedihan dan kehilangan dengan sabar serta ridha, namun juga menunjukkan rasa empati dan kasih sayang kepada yang sedang menderita. Dalam hal mengeluh kepada Allah sebagai bentuk doa dan pencarian bantuan, hal ini diperbolehkan dan bahkan dianggap sebagai bentuk kebergantungan kepada-Nya.
Keseimbangan antara Mengeluh dan Bersyukur
Islam mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan rasa syukur. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya cara menghadapi kesulitan dengan sabar, doa, dan tawakal kepada Allah, bukan dengan mengeluh kepada sesama manusia. Seorang Muslim diajarkan untuk melihat setiap kesulitan sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagai ujian untuk meningkatkan derajatnya, dan sebagai sarana untuk menghapus dosa.
Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, mengelola emosi dan respons kita dengan bijak adalah kunci. Alih-alih tenggelam dalam keluhan yang tak berujung, seorang Muslim diarahkan untuk lebih fokus pada bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah. Sebab di dalam bersyukur, terdapat janji penambahan nikmat dari Allah yang tidak hanya bersifat duniawi, tapi juga ukhrawi. Dan dalam setiap kesulitan, terdapat hikmah dan kesempatan untuk kembali kepada Allah dengan penuh pengharapan dan kepasrahan.
Kita mungkin tidak bisa mengontrol segala hal yang terjadi dalam hidup, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita merespons terhadap situasi tersebut. Dengan memilih untuk bersyukur atas segala nikmat, kita memilih untuk hidup dengan hati yang lebih damai dan bahagia. Mari kita mulai hari ini, mengurangi keluhan dan meningkatkan rasa syukur atas setiap nikmat yang telah, sedang, dan akan kita terima. Alhamdulillah, atas segala karunia dalam keseharian yang terkadang kita lupa untuk syukuri.
#Alhamdulillah #mengeluh #keluhan #syukur #bersyukur #complain #grateful #gratefulheart #gratefulthankfulblessed #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment