Saturday, February 17, 2024

Setiap orang ada "beban" yang dibawa

 Setiap manusia di muka bumi ini membawa cerita serta beban hidup yang berbeda-beda, sebuah novel tak tertulis yang hanya diketahui oleh mereka sendiri. Dari senyum yang tersungging hingga air mata yang tersembunyi, kehidupan adalah kaleidoskop yang kompleks, padat dengan liku-liku yang tak terduga. Terkadang, sesuai dengan pepatah Jawa, "urip iku wang sinawang" yang berarti hidup itu harus dilihat dan dinilai – banyak orang hanya melihat apa yang tampak di luar, tanpa merasakan beratnya bagian dalam yang tersembunyi.

Beban dalam kehidupan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Setiap individu memiliki cerita perjuangannya sendiri. Beban itu bisa berbentuk kesedihan, kesulitan, keterbatasan, kehilangan, atau rintangan dalam menjalani hidup. Dalam proses tersebut, ada kalanya beban terasa begitu berat sehingga kita merasa hampir terjatuh. Namun, ada sesuatu yang luar biasa pada spirit manusia dalam menghadapi beban tersebut; semangat untuk tetap tersenyum, semangat untuk terus mencintai, dan ketahanan untuk tidak menyerah.


Pepatah bagi banyak budaya, termasuk Jawa, mengingatkan bahwa kehidupan ini layaknya panggung sandiwara di mana banyak yang terlihat dan banyak pula yang tersembunyi. Senyum yang terukir di wajah seseorang bisa jadi hanya topeng yang menutupi kesedihan, atau mungkin kekuatan untuk menghadapi dunia.


Pandangan Islam terhadap beban hidup menawarkan perspektif yang menggugah dan mendalam. Dalam Al-Qur'an, banyak dijelaskan tentang konsep ujian dan cobaan, sebagai salah satu aspek kehidupan yang tak terhindarkan. Misalnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, Allah SWT berfirman yang artinya:


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”


Ayat ini mengingatkan bahwa setiap ujian yang diberikan kepada manusia adalah sesuai dengan kemampuan mereka. Tidak ada beban yang tidak bisa diatasi dengan kekuatan dan kemampuan yang telah Allah berikan.


Sementara itu, dalam konteks hadis yang shahih, Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim:


“Sesungguhnya besar pahala itu berdasarkan besarnya cobaan. Sesungguhnya jika Allah SWT mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka…”


Hadis ini mengingatkan bahwa setiap cobaan yang datang ke dalam hidup kita bukanlah sekadar beban, tetapi juga sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai sarana untuk meningkatkan derajat kita di sisi-Nya.


Dalam konteks beban hidup dan bagaimana kita harus menyikapinya, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari ajaran Islam. Pertama, Islam mendorong umatnya untuk selalu sabar dan tidak berputus asa. Kedua, Islam mengajarkan untuk selalu berdoa dan bertawakkal kepada Allah SWT setelah berikhtiar sedalam mungkin.


Kemudian, Islam juga menekankan pentingnya membagi masalah atau beban dengan orang lain. Rasulullah SAW dalam hadis di At-Tirmidzi mengatakan bahwa Allah akan meringankan beban seseorang yang membantu meringankan beban saudaranya.


Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Islam, membawa beban dihidup tidak dianggap sebagai kutukan atau nasib buruk, melainkan sebagai jalan untuk terus bertumbuh, baik secara spiritual maupun kepribadian. Islam mengajarkan bahwa setiap ujian dipandang sebagai kesempatan untuk berkembang dan dengan sabar serta ikhtiar, Allah pasti akan memberikan kelapangan setelah kesulitan, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6:


“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”


Islam menganjurkan untuk selalu menahan diri dari mengeluh atas beban individu dan menyerahkannya kepada Allah seiring dengan usaha maksimal yang kita lakukan. Dengan demikian, beban yang mungkin terasa berat akan menjadi ringan, dan hati akan merasa tenang dalam kepasrahan yang penuh harapan.


Perenungan dan pemikiran sore ini, atas beberapa kejadian yang terjadi disekitar. Tersenyumlah selalu kepada orang yang disayang dan dicinta sambil berucap... everything will be alright


Catatan Mas Bojreng


#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...