Tuesday, December 2, 2025

ARchiTecture

Hari itu rasanya kayak dapat “tamparan halus” soal perspektif. Saya belajar bahwa melihat sesuatu dari sudut yang berbeda bisa bikin wawasan tiba-tiba melebar kayak pintu geser yang dibuka penuh. Saya datang ke pameran yang diselenggarakan anak saya dan teman-temannya di jurusan Arsitektur, dengan modal bayangan standar: ya pasti tentang bangunan, denah, maket, dan segala hal teknis yang biasanya cuma dipahami orang yang memang hidup di dunia itu. Saya akui, arsitektur bukan lapangan saya—walaupun dulu sempat lolos ke Fakultas Arsitektur di salah satu kampus, tapi ya akhirnya dunia kedokteran yang jadi rumah saya. Jadi, ekspektasi saya waktu masuk ruangan itu jujur aja… biasa aja.

Tapi ternyata pamerannya mind-blowing. Bukan cuma soal arsitektur bangunan, tapi soal art, cara berpikir, cara generasi muda ini “melihat” dunia lewat garis, bentuk, dan konsep. Saya ngerasa kayak diajak masuk ke kepala mereka—gimana mereka membaca ruang, merespon lingkungan, dan merangkai ide jadi visual yang hidup. Dan itu bikin saya sadar, arsitektur ternyata bukan cuma soal bangunan yang berdiri, tapi juga tentang cerita dan cara pandang. Good job, benar-benar pameran yang keren, segar, dan bikin bangga banget.

Buat saya, art dalam arsitektur ternyata bukan cuma soal estetika atau bentuk yang enak dipandang, tapi bagaimana sebuah karya bisa bikin kita berhenti sebentar dan merasa sesuatu. Di pameran itu, saya melihat bagaimana garis, ruang, tekstur, dan konsep bisa berubah jadi cerita—sebuah dialog antara pikiran pembuatnya dan perasaan yang muncul di diri saya sebagai penonton. Saya jadi ngerti bahwa arsitektur itu bukan hanya “membangun”, tapi merasakan, menerjemahkan ide, dan menghadirkan emosi lewat ruang. Dan di momen itu, saya belajar bahwa seni dalam arsitektur adalah tentang bagaimana karya bisa menyentuh, bukan hanya mengesankan

Hari itu saya datang khusus untuk melihat dunia si sulung dan jujur saya bangga melihatnya. Sampai saya lupa foto bersama si sulung dalam pamerannya itu. Ketika saya melihat ART dalam ARsiTektur.

Perjalanan saya hari itu dimulai dari Jogjakarta, Jepang, Thailand, Malaysia dan diakhiri dengan rumah menurut saya.

https://masbojreng.blogspot.com/2025/12/menyusuri-zaman.html

Catatan Mas Bojreng, inilah hmmm waktu si sulung bertanya apa artinya hmmm saya.


#Architecture #ArtExhibition #CreativeMind #DesignInspiration #ProudParent #PameranArsitektur #SeniVisual #AnakMudaKreatif #IdeBrilian #KaryaAnakBangsa #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Selama Masih Bisa Traktir, Kita Teman

Di sebuah kerumunan, selalu ada satu orang yang kelihatan paling “jadi”. Bajunya mahal, HP-nya kinclong, dompetnya tebal. Orang-orang di sek...