Thursday, October 23, 2025

Sepi yang Jujur


Di antara rerumputan kering dan dedaunan gugur, seekor semut hitam berjalan sendirian. Namanya Laka. Ia bukan tersesat — ia memilih pergi. Koloni tempatnya dulu penuh dengan semangat kerja, tapi juga penuh sandiwara. Mereka bicara tentang kebersamaan, tapi diam-diam saling injak demi setitik gula. Laka muak melihat pura-pura itu. Ia ingin mencari tempat di mana jujur nggak dianggap bodoh, di mana kerja tulus nggak harus dibayar dengan pujian palsu.

Sepanjang jalan, Laka sering ditertawakan serangga lain. “Mana bisa semut hidup sendirian?” kata mereka. Tapi Laka cuma tersenyum tipis. Ia tahu, kadang kesepian lebih jujur daripada kebersamaan yang penuh topeng. Di bawah sinar matahari sore, ia terus melangkah — kecil, tapi mantap. Dalam diamnya, ia menemukan kebebasan: bahwa lebih baik jadi semut yang sepi tapi asli, daripada ramai dalam kepalsuan.

Sepi yang Jujur


Aku berjalan dari keramaian palsu,

meninggalkan tawa yang beracun lembut.

Di sunyi aku bicara pada hatiku,

dan kutemukan Tuhan tanpa suara.


Aku tak lagi takut sendiri,

sebab kebenaran tak butuh saksi.

Angin membisikkan rahasia damai,

di antara langkah semut dan nurani.


Catatan Laka... eh Catatan Mas Bojreng


#HonestSoul #TinyRebel #NoMaskJourney #AntWisdom #WalkYourTruth#ant #ants #antslife #antsofinstagram #macro #macroworld #macrophoto #macrophotography #bokeh #bokehlens #bokeh_kings#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Dan itu… sudah cukup.

Pernah nggak, suatu pagi bangun dan rasanya dunia sudah “jalan duluan”? Baru melek setengah, masih nyari arah, eh tangan otomatis ngecek po...