Monday, August 19, 2024

Kenangan yang berbeda

Kadang sering sekali saya membaca atau mendapatkan komen yang merasa apa yang saya tulis berbeda dengan apa yang dilihat orang lain.

Saya akan cenderung diam dan tidak terlalu membikin jawaban atau polemik akan hal tersebut. Kenapa? Karena memang setiap cerita akan ada 2 sisi bahkan bisa saja ditemukan berbagai macam sisi, tergantung dari sudut pandang yang mengalami.


Kenangan, Perspektif Subjektif dalam Penulisan Sejarah Pribadi

Kenangan dan sejarah sering kali menjadi subjek yang diperdebatkan. Sejarah ditulis oleh para pemenang, sementara kenangan selalu diceritakan dari perspektif yang mengalaminya. Seperti dua sisi mata uang, setiap cerita memiliki setidaknya dua sudut pandang. Namun, penulisan selalu memihak pada versi penulisnya, mencerminkan bagaimana manusia mengingat dan memaknai masa lalu mereka.

Subjektivitas dalam Penulisan Kenangan

Kenangan bukanlah cermin yang sempurna dari apa yang terjadi. Mereka adalah representasi subjektif dari pengalaman yang telah berlalu, dibentuk oleh emosi, persepsi, dan bias pribadi. Ketika seseorang menulis tentang masa lalunya, mereka tidak hanya menyusun peristiwa dalam urutan kronologis, tetapi juga menafsirkan apa yang telah terjadi berdasarkan bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi mereka. Dalam proses ini, kenangan dapat dipoles, diputarbalikkan, atau bahkan diromantisasi, sesuai dengan perasaan dan pemahaman penulis saat ini.

Sebagai contoh, seseorang mungkin mengingat masa kecil mereka sebagai periode yang bahagia meskipun dalam kenyataannya, mereka mungkin telah mengalami tantangan dan kesulitan. Namun, karena pikiran manusia cenderung memprioritaskan kenangan yang menyenangkan untuk menjaga kesehatan mental, pengalaman negatif sering kali teredam atau dilupakan. Di sinilah terlihat bagaimana kenangan ditulis dari sudut pandang subjektif penulisnya, bukan sebagai rekaman obyektif dari kenyataan.

Penulisan Sejarah, Pemenang Menentukan Narasi

Konsep bahwa sejarah ditulis oleh pemenang sudah menjadi prinsip yang diakui secara luas. Sejarah yang kita baca di buku pelajaran sering kali merupakan versi yang dihasilkan oleh mereka yang berhasil mempertahankan kekuasaan atau menang dalam konflik. Versi sejarah ini mempengaruhi cara kita memandang peristiwa dan tokoh masa lalu. Ketika pemenang perang menuliskan kisah mereka, mereka cenderung memperbesar peran mereka sendiri, menonjolkan heroisme, dan meremehkan atau bahkan mengabaikan kontribusi pihak lain.

Sebuah contoh klasik adalah Perang Dunia II, di mana sejarah yang ditulis di banyak negara Barat cenderung mengagungkan sekutu dan menempatkan mereka sebagai penyelamat dunia, sementara perspektif negara-negara lain yang terlibat, terutama yang kalah, sering diabaikan atau diubah. Ini tidak berarti bahwa sejarah tersebut sepenuhnya salah, tetapi bahwa narasinya disusun untuk mendukung pandangan dunia dan kepentingan pemenang.

Kenangan Kolektif dan Perspektif yang Beragam

Sama halnya dengan sejarah, kenangan kolektif suatu kelompok atau masyarakat juga seringkali dibentuk oleh suara-suara dominan. Kenangan kolektif ini kemudian menjadi dasar bagi identitas kelompok tersebut, mempengaruhi bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dipandang oleh orang lain.

Namun, penting untuk diingat bahwa kenangan kolektif ini tidak selalu mewakili pengalaman semua anggota kelompok tersebut. Ada banyak cerita dan pengalaman yang mungkin tidak pernah diceritakan karena mereka tidak sesuai dengan narasi dominan atau karena mereka berasal dari sudut pandang yang kurang berkuasa.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung, semakin penting bagi kita untuk mendengarkan dan mempertimbangkan berbagai perspektif. Setiap individu membawa kenangan dan pengalaman unik yang membentuk pandangan mereka tentang dunia. Mengakui keberagaman perspektif ini membantu kita untuk lebih memahami realitas yang kompleks dan menghindari perangkap penyederhanaan atau generalisasi berlebihan.

Kesadaran Akan Multiperspektif dalam Penulisan

Dalam menulis, baik itu tentang kenangan pribadi atau sejarah, ada tanggung jawab etis untuk menyadari bahwa apa yang kita tulis mungkin hanya satu dari banyak perspektif yang ada. Seorang penulis harus sadar bahwa meskipun mereka menuliskan kisah mereka sendiri, ada kemungkinan besar bahwa orang lain yang mengalami peristiwa yang sama akan memiliki interpretasi yang berbeda.

Hal ini bukan berarti bahwa penulis harus berusaha menuliskan semua perspektif yang ada, karena itu hampir mustahil dan akan merusak kekhasan narasi pribadi. Namun, kesadaran akan keberadaan perspektif lain dapat membantu penulis untuk tidak secara tidak sengaja mengklaim bahwa versi mereka adalah satu-satunya kebenaran.

Sebuah esai, memoar, atau sejarah pribadi, pada akhirnya, adalah karya subjektif. Itu adalah cerminan dari pengalaman, perasaan, dan pandangan penulis. Namun, dengan menyadari bahwa setiap kenangan adalah bagian dari jalinan pengalaman manusia yang lebih besar, seorang penulis dapat mendekati karyanya dengan kerendahan hati dan pengakuan bahwa versi mereka hanyalah satu dari banyak versi yang mungkin ada.

Kenangan sebagai Narasi Pribadi

Kenangan adalah milik pribadi, dan penulisan kenangan adalah tindakan mengekspresikan diri. Meskipun setiap kenangan mungkin memiliki banyak sisi, yang diceritakan adalah sisi yang paling dikenal dan diakui oleh penulis. Seperti sejarah yang ditulis oleh pemenang, kenangan ditulis oleh mereka yang mengalaminya, dengan segala keterbatasan dan subjektivitas yang menyertainya.

Daripada mempolarisasi diskusi tentang mana perspektif yang benar, mungkin lebih bijak untuk menerima bahwa setiap orang memiliki versinya sendiri. Memahami bahwa ada banyak sisi cerita yang mungkin tidak pernah kita ketahui sepenuhnya membuka ruang untuk dialog yang lebih dalam dan pengertian yang lebih luas. Dalam menulis, baik sejarah maupun kenangan pribadi, yang terpenting adalah ketulusan dalam menyampaikan apa yang diyakini oleh penulis, tanpa mengklaim bahwa versi mereka adalah satu-satunya kebenaran.

Jadi ini cerita saya, bagaimana anda menuliskan cerita anda. Ya silahkan saja....😁😁😁

Catatan Mas Bojreng

#SubjectiveMemory #HistoryIsWrittenByWinners #PersonalNarrative #MultiplePerspectives #CollectiveMemory #NarrativeTruth #MemoryAndHistory #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...