Monday, July 15, 2024

"Hati-Hati: Bangga Ilmu, Merasa Hebat, Paling Betul, dan Tak Bisa Ditegur adalah Jalan Menuju Kehancuran"

Bila Kita Bangga Dengan llmu Yang Kita Millki ltulah UJUB

Bila Kita Merasa Diri Kita Yang Paling Hebat ltulah TAKABBUR

Bila Kita Merasa Diri Kita Yang Paling Betul ltulah ANGKUH

Bila Kita,Sudah Tidak Boleh Di Tegur Itulah EGO


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu seringkali terpapar pada berbagai sifat dan perilaku yang dapat mempengaruhi jiwa dan moralitas mereka. Di antara sifat-sifat yang paling merusak adalah ujub (bangga diri), takabbur (sombong), angkuh, dan egois. Dalam pandangan Islam, sifat-sifat ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga membahayakan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.


Sering kali kita menjumpai individu yang merasa dirinya semakin hebat seiring bertambahnya ilmu yang dimilikinya. Seseorang yang merasa ilmunya lebih tinggi dari orang lain cenderung mengembangkan sikap sombong dan meremehkan orang lain. Mereka merasa pendapatnya selalu benar dan tidak mau menerima kritik atau masukan. Perilaku seperti ini dapat merusak hubungan sosial, menimbulkan konflik, dan pada akhirnya menjauhkan seseorang dari kebenaran dan kebahagiaan sejati.

Ungkapan "ojo dumeh" yang berarti "jangan merasa sombong" sangat relevan dalam konteks ini. Merasa diri paling hebat karena ilmu yang dimiliki adalah tanda awal dari penyakit hati yang disebut ujub. Dalam pandangan Islam, sifat ujub sangat dikecam karena dapat mengakibatkan kesombongan (takabbur), keangkuhan, dan ego yang berlebihan. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk selalu rendah hati, menghargai orang lain, dan terbuka terhadap kritik serta nasihat, agar terhindar dari sifat-sifat negatif tersebut.

Ujub: Bangga Diri yang Berlebihan

Ujub adalah perasaan bangga diri yang berlebihan atas ilmu atau kemampuan yang dimiliki. Ketika seseorang merasa dirinya hebat karena ilmu yang dimilikinya, ia dapat jatuh ke dalam perangkap ujub. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memiliki kesombongan sebesar biji sawi di dalam hatinya, ia tidak akan masuk surga” (HR. Muslim).

Dalam Islam, ujub dianggap sebagai penyakit hati yang serius. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS. Luqman: 18).

Langkah-langkah Menghindari Ujub

• Menyadari Keterbatasan Diri: Setiap ilmu dan kemampuan yang dimiliki adalah pemberian Allah. Menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dapat membantu kita tetap rendah hati.

• Berdoa untuk Dijauhkan dari Ujub: Berdoa agar hati dijauhkan dari perasaan bangga diri yang berlebihan.

• Mengamalkan Ilmu dengan Ikhlas: Menggunakan ilmu untuk kebaikan dan membantu orang lain tanpa mengharapkan pujian.

Takabbur: Sombong yang Merusak

Takabbur atau kesombongan adalah perasaan merasa diri paling hebat dan lebih baik dari orang lain. Kesombongan dapat mengakibatkan seseorang meremehkan dan menghina orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi” (HR. Muslim).

Takabbur adalah salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah. Dalam Al-Qur'an disebutkan: "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung" (QS. Al-Isra: 37).

Langkah-langkah Menghindari Takabbur

• Mengingat Kebesaran Allah: Menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah dapat membantu kita merasa kecil dan rendah hati.

• Berinteraksi dengan Orang Lain dengan Baik: Menghormati dan menghargai orang lain tanpa memandang status atau kedudukan mereka.

• Memohon Ampunan Allah: Memohon ampunan dan perlindungan dari sifat sombong dalam setiap doa.

Angkuh: Merasa Paling Betul

Angkuh adalah perasaan di mana seseorang merasa dirinya selalu benar dan enggan menerima pendapat atau kritik dari orang lain. Sifat ini dapat mengakibatkan rusaknya hubungan sosial dan menjauhkan diri dari kebenaran.

Dalam Islam, sikap angkuh sangat dikecam. Allah berfirman: "Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta mengikuti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas" (QS. Al-Kahf: 28).

Langkah-langkah Menghindari Angkuh

• Mendengarkan dan Belajar dari Orang Lain: Bersedia mendengarkan pendapat orang lain dan belajar dari kritik yang membangun.

• Menyadari Kelemahan Diri: Mengakui bahwa manusia tidak sempurna dan selalu terbuka untuk perbaikan.

• Meminta Nasihat: Sering meminta nasihat dari orang-orang yang bijaksana dan berpengalaman.

Ego: Tidak Bisa Ditegur

Ego atau kesombongan pribadi adalah sikap di mana seseorang tidak mau ditegur atau dikritik, merasa dirinya selalu benar, dan sulit menerima masukan dari orang lain. Sifat ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan memperburuk hubungan dengan sesama.

Islam mengajarkan pentingnya sikap tawadhu' (rendah hati) dan terbuka terhadap nasihat. Rasulullah SAW bersabda, “Agama adalah nasihat” (HR. Muslim).

Langkah-langkah Menghindari Ego

• Menerima Kritik dengan Ikhlas: Melihat kritik sebagai sarana untuk memperbaiki diri, bukan sebagai serangan pribadi.

• Mengutamakan Kepentingan Bersama: Mengutamakan kepentingan dan kebaikan bersama daripada kepentingan pribadi.

• Belajar dari Rasulullah SAW: Meneladani sikap rendah hati dan keterbukaan Rasulullah SAW terhadap kritik dan nasihat.

Sifat ujub, takabbur, angkuh, dan egois adalah penyakit hati yang sangat berbahaya dan dapat merusak hubungan sosial serta spiritual. Dalam pandangan Islam, sifat-sifat ini sangat dikecam dan harus dihindari oleh setiap muslim. Dengan menyadari kebesaran Allah, menghargai orang lain, dan bersikap rendah hati, kita dapat menghindari sifat-sifat tersebut dan mencapai kehidupan yang lebih harmonis dan diberkahi.

Islam mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati, terbuka terhadap nasihat, dan selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari Allah. Dengan demikian, kita dapat hidup sesuai dengan ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Akhir kata, penting bagi kita semua untuk selalu introspeksi dan berkaca pada diri sendiri. Apakah kita sudah benar-benar rendah hati dan menghargai orang lain? Atau justru tanpa sadar kita sering merasa lebih hebat dan paling benar? Mengakui kelemahan dan keterbatasan diri adalah langkah awal untuk memperbaiki diri dan menjaga hati tetap bersih dari sifat-sifat buruk seperti ujub, takabbur, angkuh, dan egois.

Kita juga perlu ingat untuk tidak selalu menyalahkan orang lain atas setiap masalah yang terjadi. Lebih baik kita berusaha memahami perspektif mereka dan mencari solusi bersama. Dengan demikian, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh dengan rasa saling menghargai. Mari kita bersama-sama berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam, dan menjauhkan diri dari sifat-sifat negatif yang hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Catatan Mas Bojreng di akhir pekan ini yang sibuk mencari SKP sambil nulis.

#Humility #IslamicValues #AvoidPride #StayHumble #SpiritualGrowth #IslamicTeachings #CharacterBuilding #AvoidEgo #IslamicGuidance #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...