Sunday, July 14, 2024

Hidup yang Singkat  "Urip Iku Mung Mampir Ngombe"

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat dan mendengar banyak orang yang bekerja keras demi mendapatkan pujian dari sesama manusia atau atasan. Mereka mengejar penghargaan dan pengakuan dari orang lain, hingga terkadang melupakan tujuan utama dalam hidup yaitu beribadah dan mencari ridha Ilahi. Ketika niat bekerja tidak lagi untuk Lillahi ta'ala, melainkan demi pujian manusia, maka kehidupan yang singkat ini menjadi semakin jauh dari tujuan hakiki yang diajarkan dalam Islam.


Pepatah Jawa "urip iku mung mampir ngombe" atau "hidup itu hanya singgah untuk minum" mengingatkan kita akan betapa sementara dan singkatnya kehidupan dunia. Islam mengajarkan bahwa hidup adalah ujian dan persiapan untuk kehidupan akhirat yang abadi. Oleh karena itu, hidup seharusnya tidak dihabiskan untuk mencari pujian dari manusia, tetapi untuk mencari ridha Allah. Mengingat kematian yang bisa datang kapan saja tanpa melihat usia atau kondisi kesehatan, kita harus selalu siap dengan berbuat kebaikan dan menjaga niat yang ikhlas dalam setiap perbuatan.


Pepatah Jawa "urip iku mung mampir ngombe" atau "hidup itu hanya singgah untuk minum" menggambarkan betapa singkatnya kehidupan di dunia ini. Sebuah pengingat bahwa kehidupan dunia adalah sementara dan hanya tempat persinggahan sebelum kita menuju kehidupan yang abadi setelah kematian. Dalam Islam, pandangan ini sejalan dengan konsep bahwa kehidupan dunia hanyalah ujian dan persiapan untuk kehidupan akhirat yang lebih lama dan kekal.

Hidup untuk Mempersiapkan Kematian

Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia adalah tempat persinggahan sementara yang Allah ciptakan sebagai ujian bagi umat manusia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, surat Al-Mulk ayat 2: “(Allah) yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama hidup adalah untuk beribadah kepada Allah dan mempersiapkan diri menghadapi kematian.

Kematian adalah sesuatu yang pasti dan tidak dapat dihindari. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan, yaitu kematian.” Mengingat kematian adalah cara untuk selalu menjaga diri dalam kebaikan, tidak terperdaya oleh kelezatan dunia yang sementara, dan selalu siap menghadapi kehidupan setelah mati.

Ridha Ilahi sebagai Tujuan Hidup

Dalam Islam, tujuan hidup yang hakiki adalah mencari ridha Ilahi. Mencari ridha Allah berarti menjalankan hidup sesuai dengan perintah dan petunjuk-Nya, serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Ini menunjukkan bahwa tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, yang pada hakikatnya adalah jalan untuk mendapatkan ridha-Nya.

Hidup Bukan untuk Mencari Pujian Manusia

Seringkali manusia terperdaya dengan keinginan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari sesama manusia. Namun, Islam mengajarkan bahwa hidup bukanlah untuk mencari pujian dari manusia, melainkan untuk mencari ridha Allah. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” Ini mengajarkan bahwa yang terpenting dalam pandangan Allah adalah hati yang ikhlas dan amal perbuatan yang baik, bukan penampilan atau kekayaan duniawi.

Perjalanan Menuju Kubur Tidak Pernah Libur

Perjalanan hidup manusia menuju kematian tidak pernah berhenti. Setiap detik yang berlalu membawa kita semakin dekat dengan kematian. Tidak ada libur atau jeda dalam perjalanan ini. Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya selalu berada dalam keadaan siap dan selalu memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda: “Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.” Hadis ini menekankan pentingnya memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk berbuat kebaikan dan mempersiapkan diri menghadapi kematian.

Usia Muda dan Tubuh Sehat Bukan Jaminan

Banyak orang yang tertipu dengan usia muda dan tubuh yang sehat, berpikir bahwa kematian masih jauh dari mereka. Namun, Islam mengingatkan bahwa syarat mati tidak harus tua dan syarat mati tidak harus sakit. Kematian bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, tidak peduli usia atau kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, selalu penting untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian setiap saat.

Sebagai penutup, marilah kita menjalani hidup dengan pola pikir yang lebih sehat dan seimbang, baik secara fisik maupun spiritual. Niatkan setiap aktivitas kita Lillahi ta'ala, agar segala perbuatan yang kita lakukan memiliki nilai ibadah di hadapan Allah. Jaga hubungan baik dengan Allah (hablumminallah) melalui ibadah dan taqwa, serta pelihara hubungan baik dengan sesama manusia (hablumminannas) melalui kebaikan dan akhlak yang mulia. Dengan demikian, setiap langkah yang kita ambil menjadi bekal yang berharga untuk kehidupan setelah mati.

Ingatlah bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju kematian yang tak pernah berhenti. Mari kita manfaatkan setiap detik yang Allah berikan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi kehidupan yang abadi. Jangan terperdaya oleh keinginan duniawi dan pujian manusia, melainkan fokuslah untuk meraih ridha Ilahi. Dengan menjalani hidup sehat dan niat yang lurus, kita dapat memastikan bahwa kita tidak hanya hidup untuk mati, tetapi juga mati dalam keadaan yang terbaik di sisi Allah SWT.

Kehidupan di dunia ini sangat singkat dan sementara. Sebagaimana pepatah Jawa “urip iku mung mampir ngombe” mengingatkan kita, hidup hanyalah persinggahan sebelum kita menuju kehidupan yang abadi setelah mati. Dalam Islam, hidup ini adalah kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan cara beribadah kepada Allah dan mencari ridha-Nya. Janganlah kita terperdaya oleh keinginan untuk mendapatkan pujian manusia atau merasa aman dengan usia muda dan tubuh yang sehat. Kematian bisa datang kapan saja, dan persiapan terbaik adalah selalu berbuat kebaikan dan menjaga hati yang ikhlas dalam setiap amal perbuatan kita.

Catatan dan pengingat diri Mas Bojreng di pagi hari akhir pekan ini

#LifeIsTemporary #SeekAllahsPleasure #PrepareForDeath #YouthIsNotEternal #LifeIsAShortJourney #RememberDeath #IslamicPerspective #EternalLifeAwaits #LifeAndDeathInIslam #LiveForHereafter #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...