Percakapan yang terjadi seharian kemarin, membuat saya merenung dan berpikir dalam perjalanan dengan kereta. Ketika saya sering ditanya untuk apa saya sering melakukan perjalanan ini? Baik naik kereta ataupun naik kendaraan pribadi.
Hidup ini fana dan setiap detiknya harus dimanfaatkan dengan baik. Sebagai pengingat kematian, Islam mengajarkan kita untuk selalu sadar bahwa kita tidak tahu kapan waktu kita akan habis, atau kapan kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita hormati, cintai, dan sayangi. Rasulullah SAW bersabda:
"Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (kematian)." (HR. Tirmidzi).
Dengan mengingat kematian, kita diingatkan untuk selalu memanfaatkan waktu bersama orang-orang tercinta dengan sebaik-baiknya. Berbuat baiklah kepada mereka, jaga hubungan dengan kasih sayang, dan jangan menunda untuk menunjukkan rasa cinta dan penghargaan. Hidup ini singkat dan kita tidak tahu kapan kita akan kehilangan kesempatan untuk bertemu atau bercakap-cakap dengan mereka lagi. Menyediakan waktu mumpung masih diberi kesempatan sebelum rasa sesal datang.
Mari gunakan waktu kita dengan bijak dan penuh makna, sebagai bentuk ibadah dan persiapan menuju akhirat.
Waktu yang Tersisa: Sebuah Renungan tentang Hidup
Waktu yang tersisa dalam kehidupan kita adalah misteri yang tidak terpecahkan. Tak seorang pun tahu kapan waktunya akan habis, seolah-olah hidup ini adalah sebuah perjalanan tanpa peta dan penunjuk arah yang pasti. Dalam ketidakpastian ini, kita diingatkan tentang betapa berharganya setiap detik yang kita miliki. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya, terutama dengan orang-orang yang kita cintai dan sayangi.
Orang Jawa memiliki sebuah pepatah yang sangat bijak: "urip iku mung mampir ngombe." Hidup ini hanya singgah sebentar seperti seseorang yang berhenti untuk minum di perjalanan yang panjang. Pepatah ini mengingatkan kita bahwa kehidupan itu fana, sementara, dan singkat. Dalam keterbatasan ini, bagaimana seharusnya kita mengisi waktu kita yang tersisa? Jawabannya terletak pada penggunaan waktu untuk hal-hal yang berarti dan berharga, terutama dalam hubungan kita dengan orang-orang terdekat.
Memanfaatkan Waktu untuk Kebaikan
Dalam hidup yang serba cepat dan penuh dengan kesibukan, kita seringkali lupa akan nilai dari waktu yang tersisa. Kita terlalu sibuk mengejar karir, kekayaan, dan status sosial hingga mengabaikan aspek-aspek penting dalam hidup seperti kebaikan hati, keikhlasan, dan hubungan antarmanusia. Padahal, waktu yang kita miliki bisa dimanfaatkan untuk melakukan kebaikan, yang dampaknya bisa jauh lebih besar dan bertahan lebih lama daripada pencapaian materi.
Melakukan kebaikan tidak selalu harus dalam bentuk yang besar atau monumental. Hal-hal kecil seperti membantu sesama, memberi nasihat yang baik, atau sekadar mendengarkan curahan hati seseorang bisa sangat berarti. Ketika kita berfokus pada kebaikan, kita tidak hanya membuat hidup kita lebih bermakna, tetapi juga memberikan dampak positif pada orang lain.
Waktu Bersama Orang yang Kita Cintai
Salah satu cara terbaik untuk memanfaatkan waktu yang tersisa adalah dengan menyediakan waktu untuk orang-orang yang kita cintai dan sayangi. Hubungan keluarga dan persahabatan adalah anugerah yang harus dijaga dan dihargai. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, ironisnya, kita seringkali merasa lebih terpisah satu sama lain. Waktu berkualitas bersama orang-orang tercinta menjadi semakin langka dan berharga.
Menyediakan waktu untuk keluarga dan sahabat tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan kenyamanan emosional. Kebersamaan dalam keluarga, misalnya, bisa memberikan rasa aman dan dukungan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Bagi orang tua, waktu bersama anak-anak adalah investasi yang tidak ternilai, karena memberikan kesempatan untuk mendidik, membimbing, dan menciptakan kenangan indah yang akan dikenang sepanjang hidup.
Membuat Setiap Momen Berarti
Hidup yang hanya sebentar ini sebaiknya diisi dengan momen-momen yang bermakna. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali, sehingga penting untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan apresiasi. Kita seringkali terlalu fokus pada masa depan atau terjebak dalam masa lalu, sehingga melupakan nilai dari saat ini, dari waktu yang sedang kita jalani sekarang.
Menghargai setiap momen berarti kita harus hadir sepenuhnya dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Entah itu bekerja, bermain, belajar, atau sekadar bercengkrama dengan orang-orang terdekat, kita harus melakukannya dengan sepenuh hati. Ketika kita benar-benar hadir, kita dapat menikmati dan mengapresiasi setiap detil kecil dalam hidup yang seringkali terlewatkan.
Mendukung dan Menginspirasi
Selain memanfaatkan waktu untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat, kita juga bisa menggunakan waktu yang tersisa untuk mendukung dan menginspirasi orang lain. Menjadi sumber inspirasi bagi orang lain adalah salah satu cara untuk memberikan makna lebih pada hidup kita. Tindakan sederhana seperti berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kebijaksanaan bisa menjadi sangat berarti bagi orang lain.
Ketika kita mendukung dan menginspirasi orang lain, kita juga menumbuhkan rasa saling peduli dan kebersamaan dalam masyarakat. Ini tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi orang lain, tetapi juga memberikan kepuasan batin yang mendalam bagi diri kita sendiri. Kita merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, yang membawa dampak positif bagi dunia di sekitar kita.
Menghadapi Ketidakpastian dengan Bijak
Waktu yang tersisa selalu penuh dengan ketidakpastian. Tidak ada yang tahu kapan waktu kita akan habis, namun ketidakpastian ini seharusnya tidak membuat kita takut atau cemas. Sebaliknya, ketidakpastian ini seharusnya memotivasi kita untuk hidup dengan lebih bijaksana dan penuh makna. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri dan untuk memberikan kontribusi positif bagi dunia.
Menghadapi ketidakpastian dengan bijak berarti kita harus belajar untuk menerima bahwa kita tidak bisa mengontrol segala hal dalam hidup. Yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita merespons setiap situasi yang kita hadapi. Dengan sikap yang positif, ikhlas, dan penuh rasa syukur, kita bisa menjalani hidup ini dengan lebih tenang dan bahagia.
Dalam pandangan Islam, waktu adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Waktu yang tersisa dalam kehidupan setiap individu adalah amanah yang harus dijaga dan diisi dengan kebaikan serta perbuatan yang diridhoi Allah. Ada beberapa prinsip penting dalam Islam terkait penggunaan waktu yang bisa kita pahami dan amalkan.
Kesadaran akan Ketidakpastian Waktu
Islam mengajarkan bahwa hanya Allah yang mengetahui kapan waktu seseorang di dunia akan berakhir. Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu siap dan memanfaatkan setiap momen dengan baik. Dalam Al-Qur'an, disebutkan:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran: 185).
Ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan di dunia adalah sementara dan penuh ujian, sehingga seorang Muslim harus selalu sadar akan kematian yang bisa datang kapan saja.
Memanfaatkan Waktu untuk Ibadah dan Kebaikan
Salah satu cara utama untuk memanfaatkan waktu yang tersisa adalah dengan memperbanyak ibadah dan amal kebaikan. Islam sangat menekankan pentingnya melakukan amal shalih yang akan membawa pahala dan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda:
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu." (HR. Al-Hakim).
Hadis ini menggarisbawahi pentingnya menggunakan setiap kesempatan dalam hidup untuk hal-hal yang bermanfaat dan baik.
Waktu Bersama Keluarga dan Orang Tercinta
Islam juga sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan keluarga dan memberikan waktu serta perhatian kepada orang-orang yang kita cintai. Rasulullah SAW adalah teladan dalam hal ini, beliau selalu meluangkan waktu untuk keluarga, terutama istri dan anak-anaknya, serta menunjukkan kasih sayang yang tulus kepada mereka. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian bagi keluargaku." (HR. Tirmidzi).
Hadis ini menekankan bahwa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup tidak hanya didapat dari hubungan dengan Allah, tetapi juga dari hubungan yang baik dengan keluarga dan orang-orang terdekat.
Membuat Setiap Momen Berarti
Islam mendorong umatnya untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan apresiasi. Setiap momen dalam hidup adalah kesempatan untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-Asr: 1-3).
Surat ini menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan iman, amal shalih, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Mendukung dan Menginspirasi Orang Lain
Islam mengajarkan bahwa seorang Muslim harus menjadi sumber kebaikan dan inspirasi bagi orang lain. Salah satu cara untuk memanfaatkan waktu adalah dengan berbagi ilmu, pengalaman, dan kebijaksanaan dengan orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).
Dengan menjadi bermanfaat bagi orang lain, seorang Muslim tidak hanya meningkatkan kualitas hidup orang-orang di sekitarnya, tetapi juga mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah.
Menghadapi Ketidakpastian dengan Bijak
Dalam Islam, ketidakpastian tentang kapan seseorang akan meninggal seharusnya mendorong umat Muslim untuk selalu hidup dalam keadaan siap dan bertakwa. Islam mengajarkan untuk selalu berdoa dan memohon petunjuk serta perlindungan dari Allah dalam menjalani hidup ini. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (QS. Ali Imran: 102).
Ayat ini mengingatkan agar kita selalu menjaga keimanan dan ketaatan kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan, sehingga ketika waktu kita habis, kita berada dalam keadaan yang diridhoi-Nya.
Penutup: Hidup dengan Penuh Makna dalam Pandangan Islam
Waktu yang tersisa dalam hidup kita adalah nikmat yang harus dimanfaatkan dengan bijaksana. Dalam Islam, waktu harus diisi dengan ibadah, kebaikan, dan hubungan yang harmonis dengan keluarga serta orang-orang terdekat. Kesadaran akan ketidakpastian waktu seharusnya memotivasi kita untuk selalu hidup dalam ketaatan dan kesadaran penuh, membuat setiap momen berarti dengan cara-cara yang diridhoi Allah.
Dengan mengikuti ajaran Islam dalam memanfaatkan waktu, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga persiapan yang baik untuk kehidupan akhirat. Mari kita ingat bahwa hidup ini adalah perjalanan singkat, dan gunakanlah setiap detiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah, berbuat baik kepada sesama, dan menciptakan kenangan indah bersama orang-orang yang kita cintai.
Menjalani Hidup dengan Penuh Makna
Waktu yang tersisa dalam hidup kita adalah anugerah yang harus kita syukuri dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dalam keterbatasan dan ketidakpastian waktu, kita diajak untuk hidup dengan penuh kesadaran dan apresiasi. Memanfaatkan waktu untuk kebaikan, memberikan perhatian kepada orang-orang tercinta, dan menjalani setiap momen dengan sepenuh hati adalah cara-cara untuk memberikan makna lebih pada hidup kita.
Ingatlah selalu pepatah Jawa: "urip iku mung mampir ngombe." Hidup ini hanya singgah sebentar, seperti seseorang yang berhenti untuk minum dalam perjalanan panjang. Mari kita gunakan waktu yang tersisa dengan bijak, untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain, sehingga ketika saatnya tiba untuk meninggalkan dunia ini, kita bisa melakukannya dengan hati yang tenang dan puas.
Catatan hasil perenungan didalam kereta dalam perjalanan pulang Mas Bojreng
#PengingatKematian #ManfaatkanWaktu #HidupSingkat #KasihSayang #CintaDanHormat #WaktuBersamaKeluarga #Islam #Kebaikan #HidupBermakna #KenanganIndah #PersiapanAkhirat #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment