Monday, June 3, 2024

Inna Lillahi wa inna Ilaihi rojiun.

Pembicaraan di akhir pekan ini, mengingat dan pengingat diri lagi. Selalu ....


Ephemeral Oasis


In shadows deep, where souls do weep, I kneel, my heart a silent cry, Forgiveness, Ya Allah, for sins I keep, Beneath Your watchful, endless sky.

The fleeting breath, the whispered end, A journey’s close we cannot shun, In life’s brief dance, on You depend, Eternal dawn, beyond the sun.

This world, a mirage, passing fast, Its treasures fade like morning dew, From dust we came, to dust at last, Our hearts should seek what’s pure and true.

We chase illusions, dreams so bright, Yet all shall fade to twilight’s call, In worldly wealth, no lasting light, In faith alone, we find it all.

A transient pause, a fleeting sip, In desert vast, we quench our thirst, This earthly life, a moment’s trip, To drink, to learn, to seek You first.

The fleeting years, the hours swift, A test, a trial, in brief array, Beyond the veil, Your mercy’s gift, To guide our steps, to light our way.

In humble prayer, I raise my plea, Forgive, Ya Allah, this wayward soul, In life’s short breath, to You I flee, In Your embrace, I find my goal.


Kematian adalah suatu kenyataan yang pasti dan tidak bisa dielakkan oleh siapa pun. Ia tidak memandang usia, status kesehatan, atau kondisi hidup seseorang. Kehadirannya adalah salah satu misteri terbesar dalam kehidupan manusia, yang datang tanpa pemberitahuan dan membawa dampak yang mendalam bagi mereka yang ditinggalkan. Dalam tulisan ini, kita akan merenungkan tentang hakikat kematian, kesiapan kita menghadapinya, dan bagaimana kita sering terikat dengan kehidupan duniawi.

Hakikat Kematian

Kematian adalah suatu kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah SWT bagi setiap makhluk hidup. Firman Allah dalam Al-Qur'an menyatakan, "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" (QS. Ali Imran: 185). Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang bisa lolos dari kematian, tak peduli betapa muda, tua, sehat, atau sakit seseorang itu. Kematian tidak memandang bulu, ia datang kepada siapa saja yang telah tiba waktunya, sesuai dengan takdir yang telah ditentukan oleh Allah.

Kita sering kali melihat kematian sebagai sesuatu yang menakutkan dan menghindari pembicaraan tentangnya. Padahal, kesadaran akan kematian seharusnya menjadi pengingat bagi kita tentang fana-nya kehidupan ini dan betapa pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.

Siapkah Kita?

Kesiapan menghadapi kematian adalah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh setiap individu. Kematian dapat datang kapan saja, tanpa mengenal waktu atau tempat. Apakah kita sudah siap menghadapinya? Kesiapan ini bukan hanya tentang persiapan jasmani atau harta benda, tetapi lebih penting lagi adalah kesiapan rohani.

Persiapan rohani melibatkan upaya untuk selalu memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, dan memperbanyak amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati" (HR. Tirmidzi). Hadis ini mengingatkan kita bahwa orang yang bijak adalah mereka yang selalu berusaha mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati dengan amal shaleh dan ketaatan kepada Allah.

Keterikatan dengan Kehidupan Duniawi

Salah satu tantangan terbesar dalam mempersiapkan diri untuk kematian adalah keterikatan kita dengan kehidupan duniawi. Kehidupan dunia sering kali dipenuhi dengan berbagai kesenangan dan godaan yang membuat kita lupa akan tujuan akhir kita. Kesenangan duniawi seperti harta, jabatan, dan kenikmatan fisik sering kali membuat kita terlena dan mengabaikan persiapan untuk akhirat.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu" (QS. Al-Hadid: 20).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan penuh dengan tipu daya. Sehebat apa pun pencapaian kita di dunia, semuanya akan berakhir dan tidak ada yang abadi. Satu-satunya yang abadi adalah kehidupan akhirat, dan itulah yang seharusnya menjadi fokus utama kita.

Dunia sebagai Tempat Pengusiran Nabi Adam AS

Kehidupan dunia adalah tempat di mana Nabi Adam AS diusir dari surga. Kisah ini merupakan pelajaran besar bagi kita semua tentang sifat kehidupan dunia. Setelah melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang, Nabi Adam AS dan Hawa diturunkan ke bumi sebagai hukuman. Ini menandakan bahwa dunia bukanlah tempat yang sempurna atau abadi, melainkan tempat ujian dan cobaan untuk manusia.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kehidupan di dunia adalah sementara dan penuh dengan ujian. Tujuan utama kita adalah kembali ke surga, tempat asal kita yang sejati. Oleh karena itu, kehidupan di dunia seharusnya kita jadikan sebagai kesempatan untuk beramal shaleh dan memperbaiki diri agar kita bisa kembali ke surga dengan ridha Allah.

Menghadapi Kematian dengan Persiapan

Menghadapi kematian dengan persiapan yang baik adalah kunci untuk meraih keselamatan di akhirat. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian:

• Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan: Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Memperbanyak ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, dan dzikir.

• Memperbanyak Amal Shaleh: Melakukan amal kebaikan sebanyak mungkin, baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Membantu sesama, bersedekah, dan berbuat baik kepada orang lain adalah amal-amal yang akan menjadi bekal kita di akhirat.

• Menyadari Hakikat Dunia: Menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan penuh dengan ujian. Tidak terlalu terikat dengan harta, jabatan, dan kesenangan duniawi yang akan berakhir seiring dengan kematian.

• Memperbaiki Hubungan dengan Sesama: Menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan orang lain. Meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain, serta berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama.

• Mengisi Waktu dengan Hal yang Bermanfaat: Mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat dan mendatangkan kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Menghindari perbuatan yang sia-sia dan merugikan.


Kematian adalah suatu kepastian yang tidak bisa dielakkan oleh siapa pun. Ia tidak memandang usia, status kesehatan, atau kondisi hidup seseorang. Kesiapan menghadapi kematian adalah hal yang sangat penting dan harus menjadi perhatian setiap individu. Kita harus selalu berusaha mempersiapkan diri dengan meningkatkan keimanan, memperbanyak amal shaleh, dan menyadari hakikat kehidupan dunia yang sementara.

Kehidupan dunia yang penuh dengan kesenangan dan godaan sering kali membuat kita lupa akan tujuan akhir kita. Namun, dengan kesadaran akan hakikat dunia dan kematian, kita bisa lebih fokus dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Dunia ini hanyalah tempat sementara, tempat di mana kita diuji untuk melihat apakah kita layak kembali ke surga, tempat asal kita yang sejati.

Jadi pada akhirnya kematian adalah kepastian yang tak terelakkan. Setiap makhluk hidup pasti akan menemui ajalnya, kapan saja dan di mana saja, tanpa mengenal usia atau kondisi. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" (QS. Ali Imran: 185).

Sebagai hamba Allah, kita harus selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk menghadapi saat tersebut dengan memperbanyak amal shaleh dan taqwa. Dunia ini hanyalah persinggahan sementara, penuh dengan ujian dan cobaan.

Marilah kita selalu memohon ampunan kepada Allah, memperbaiki diri, dan tidak terlena oleh kesenangan duniawi yang fana. Hanya dengan demikian kita bisa berharap meraih kehidupan abadi yang penuh dengan rahmat dan ridha-Nya. Inna Lillahi wa inna Ilaihi rojiun.

Oleh karena itu, marilah kita selalu berusaha memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, dan memperbanyak amal kebaikan. Semoga kita semua bisa menghadapi kematian dengan kesiapan yang baik dan meraih kebahagiaan abadi di akhirat nanti.



Catatan dan pengingat diri Mas Bojreng akhir pekan ini


#IngatKematian #KematianPasti #PersiapkanDiri #AmalShaleh #Taubat #DuniaFana #KembaliKepadaAllah #HidupSementara #RahmatAllah #InnaLillahiWaInnaIlaihiRojiun #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...