Ketika Menilai Diri Sendiri Terlalu Tinggi
Pada saat praktek tadi malam entah kenapa ada pikiran yang sangat mengganggu sekali. Dan seketika saya serasa diingatkan oleh Allah SWT.
Who Am I to Boast?
In the vastness of creation, who am I to boast? A mere speck in the grand design, just a fleeting ghost. Created by Allah SWT will, sustained by Allah SWT grace, Yet I dare to hold my head high, pride etched on my face.
Beneath the heavens' canopy, under the stars' bright light, I am but a humble servant, lost in the night. The mountains bow in worship, the oceans roar Allah SWT name, But in my heart, arrogance plays its dangerous game.
Every breath a gift, every heartbeat a sign, Of the mercy of the One, the Infinite, the Divine. Still, I claim superiority, forgetting my true place, When all that I possess is but a touch of His embrace.
In the mirror, I see my flaws, yet pretend to see none, Ignoring the lesson taught by the rising and setting sun. For in humility, there lies strength, a beauty so profound, It's in lowering myself, His wisdom can be found.
So who am I to boast, to rise above the rest? A reminder to my soul, humility is the best. In the vastness of creation, let me find my way, To be a humble servant, to Allah SWT, I’ll always pray.
Please forgive me ya Allah SWT
Kesombongan adalah salah satu sifat yang sering kali mencemari hati manusia. Dalam banyak budaya dan agama, termasuk Islam, kesombongan dianggap sebagai sifat yang merugikan baik bagi individu maupun masyarakat. Islam sangat menekankan pentingnya kerendahan hati dan sikap rendah hati dalam berinteraksi dengan sesama. Saya akan mencoba menuliskan dan membahas bagaimana pandangan Islam mengenai sikap sombong, dampaknya terhadap cara pandang terhadap orang lain, serta cara-cara untuk menghindari sifat ini.
Definisi Kesombongan
Kesombongan atau dalam bahasa Arab dikenal sebagai "kibr" adalah perasaan superioritas atau merasa diri lebih baik daripada orang lain. Kesombongan dapat muncul dari berbagai aspek seperti kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan, penampilan fisik, atau status sosial. Rasulullah SAW mengingatkan umatnya akan bahaya kesombongan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim: "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan."
Pandangan Islam terhadap Kesombongan
Dalam Islam, kesombongan dianggap sebagai salah satu dosa besar. Al-Quran dan Hadis banyak membahas tentang bahaya dan dampak negatif dari sikap sombong. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman: 18).
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan angkuh. Kesombongan bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merusak hubungan sosial dan menimbulkan permusuhan.
Dampak Kesombongan terhadap Cara Pandang terhadap Orang Lain
• Merendahkan Orang Lain: Orang yang sombong cenderung meremehkan atau merendahkan orang lain. Mereka melihat orang lain sebagai inferior atau tidak sebanding dengan diri mereka. Sikap ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk saling menghormati dan memuliakan sesama manusia.
• Kurangnya Empati: Kesombongan membuat seseorang kurang peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka sibuk dengan kehebatan diri sendiri sehingga mengabaikan penderitaan atau kesulitan orang lain.
• Memutus Silaturahmi: Sikap sombong dapat merusak hubungan dengan orang lain, termasuk keluarga dan teman. Orang yang sombong cenderung sulit menjalin hubungan yang tulus dan penuh kasih, karena selalu merasa lebih baik dari orang lain.
• Menghalangi Penerimaan Nasihat: Orang yang sombong cenderung sulit menerima kritik atau nasihat dari orang lain. Mereka merasa sudah tahu segalanya dan tidak membutuhkan pandangan atau saran dari orang lain. Sikap ini menghalangi pertumbuhan pribadi dan perbaikan diri.
Cara Menghindari Kesombongan dalam Islam
• Mengingat Kebesaran Allah SWT: Salah satu cara untuk menghindari kesombongan adalah dengan selalu mengingat kebesaran Allah SWT. Manusia hanyalah makhluk kecil di hadapan kekuasaan dan kebesaran-Nya. Kesadaran akan hal ini akan membantu kita untuk tetap rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain.
• Menghargai Orang Lain: Islam mengajarkan untuk menghargai setiap manusia tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau penampilan fisik. Menghargai orang lain adalah bentuk penghormatan terhadap ciptaan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak merendahkannya. Takwa itu di sini (sambil menunjuk ke dadanya tiga kali). Cukuplah seseorang itu dianggap jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim." (HR. Muslim).
• Bergaul dengan Orang Saleh: Lingkungan dan teman-teman sangat mempengaruhi sifat dan perilaku kita. Bergaul dengan orang-orang saleh dan berakhlak mulia akan membantu kita untuk tetap rendah hati dan menghindari kesombongan.
• Menerima Kritik dan Nasihat: Salah satu tanda kerendahan hati adalah kemampuan menerima kritik dan nasihat dari orang lain. Kritik yang membangun adalah salah satu cara untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Rasulullah SAW bersabda: "Agama itu adalah nasihat." (HR. Muslim).
• Mengingat Kematian: Mengingat kematian adalah cara efektif untuk menghindari kesombongan. Kematian adalah pengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini sementara dan bahwa kita semua akan kembali kepada Allah SWT. Kesadaran ini akan membantu kita untuk tetap rendah hati dan tidak terjebak dalam kesombongan.
Kisah Teladan dalam Islam
Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah yang menunjukkan pentingnya sikap rendah hati dan bahaya kesombongan. Salah satunya adalah kisah Firaun yang merasa dirinya sebagai tuhan dan merendahkan kaumnya. Kesombongannya membawa kepada kehancurannya sendiri. Allah SWT berfirman:
"Dan berkata Fir’aun: 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku...' (QS. Al-Qashash: 38).
Di sisi lain, terdapat banyak teladan dari Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan kerendahan hati meskipun beliau adalah manusia yang paling mulia. Nabi SAW selalu bersikap rendah hati dan menghargai setiap orang yang ditemuinya, tanpa memandang status atau latar belakang mereka. Ini adalah contoh sempurna bagi umat Islam untuk meniru dan menghindari kesombongan.
Ketika menilai diri terlalu tinggi
Menilai diri sendiri terlalu tinggi atau memiliki sikap sombong dapat membawa berbagai dampak negatif baik bagi individu tersebut maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Berikut adalah beberapa akibat dari sikap tersebut:
1. Terputusnya Hubungan Sosial
Kesombongan dapat mengakibatkan hubungan dengan orang lain menjadi tegang atau bahkan terputus. Orang yang sombong cenderung meremehkan dan merendahkan orang lain, sehingga sulit untuk menjalin hubungan yang harmonis dan tulus. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun jaringan pertemanan atau profesional yang kuat.
2. Kurangnya Empati dan Kepedulian
Orang yang terlalu menilai diri sendiri cenderung kurang peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka mungkin tidak peduli dengan kesulitan atau penderitaan orang lain karena terlalu fokus pada kelebihan atau kepentingan diri sendiri. Kurangnya empati ini bisa merusak reputasi dan membuat mereka dijauhi oleh orang lain.
3. Kesulitan dalam Menerima Kritik
Orang yang sombong seringkali merasa bahwa mereka selalu benar dan tidak membutuhkan nasihat atau kritik dari orang lain. Sikap defensif ini dapat menghalangi perkembangan pribadi dan profesional karena mereka tidak mau menerima umpan balik yang dapat membantu mereka memperbaiki diri.
4. Menimbulkan Konflik dan Permusuhan
Sikap sombong bisa menimbulkan konflik dengan orang lain. Ketika seseorang merasa lebih superior dan merendahkan orang lain, hal ini dapat memicu rasa tidak suka dan permusuhan. Konflik yang berkepanjangan bisa merusak hubungan dalam jangka panjang dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat baik di tempat kerja, dalam keluarga, maupun di komunitas.
5. Penghambat Pertumbuhan Pribadi
Kesombongan dapat menghambat pertumbuhan dan pembelajaran pribadi. Seseorang yang merasa dirinya sudah cukup baik tidak akan mencari cara untuk meningkatkan kemampuan atau pengetahuannya. Sikap ini bertentangan dengan prinsip belajar seumur hidup dan dapat menghalangi seseorang mencapai potensi maksimalnya.
6. Kehilangan Kesempatan
Orang yang sombong mungkin kehilangan banyak kesempatan baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Sikap arogan bisa membuat mereka kurang disukai oleh rekan kerja, atasan, atau partner bisnis, sehingga peluang untuk mendapatkan promosi, kerjasama, atau proyek-proyek penting bisa terlewatkan.
7. Menimbulkan Kebencian dan Ketidakadilan
Kesombongan dapat menimbulkan rasa benci dan iri hati dari orang lain. Seseorang yang terus-menerus memamerkan kelebihannya dan merendahkan orang lain bisa memicu perasaan tidak adil dan kebencian. Hal ini dapat merusak keharmonisan sosial dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif.
8. Dampak Psikologis Negatif
Secara psikologis, menilai diri sendiri terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah seperti narsisme, di mana seseorang memiliki kebutuhan berlebihan untuk dikagumi dan kurangnya empati terhadap orang lain. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan ketika realitas tidak sesuai dengan harapan yang terlalu tinggi.
9. Menghalangi Hubungan dengan Tuhan
Dalam konteks agama, sikap sombong dianggap sebagai penghalang dalam hubungan dengan Tuhan. Kesombongan bisa membuat seseorang merasa tidak membutuhkan bantuan atau petunjuk dari Tuhan, sehingga mengurangi rasa syukur dan ketergantungan kepada-Nya. Dalam Islam, kesombongan dianggap sebagai dosa besar yang bisa menghalangi masuknya seseorang ke surga.
Menilai diri sendiri terlalu tinggi atau bersikap sombong membawa banyak dampak negatif baik bagi individu maupun lingkungan sekitarnya. Kesombongan dapat merusak hubungan sosial, menghambat perkembangan pribadi, dan menimbulkan konflik serta kebencian. Dalam konteks agama, kesombongan juga dianggap sebagai penghalang dalam hubungan dengan Tuhan.
Untuk menghindari dampak negatif tersebut, penting bagi setiap individu untuk selalu mengingat kebesaran Tuhan, menghargai orang lain, menerima kritik dengan baik, dan berusaha untuk tetap rendah hati. Dengan begitu, kita dapat membangun hubungan yang lebih harmonis, tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik, dan mencapai kesuksesan yang sejati.
Kesombongan adalah sifat yang merugikan dan bertentangan dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan untuk selalu bersikap rendah hati, menghargai orang lain, dan menghindari perasaan superioritas. Dengan mengingat kebesaran Allah SWT, menghargai sesama, bergaul dengan orang saleh, menerima kritik, dan mengingat kematian, kita dapat menghindari kesombongan dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Kerendahan hati adalah cermin dari iman yang kuat dan akhlak yang mulia. Dengan mengikuti ajaran Islam dan teladan Nabi Muhammad SAW, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis, penuh kasih, dan saling menghormati. Kesombongan tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga hubungan dengan orang lain dan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa menjaga hati dari kesombongan dan selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan penuh kasih.
Beberapa nasihat untuk pengingat diri berdasarkan tulisan di atas:
• Selalu Ingat Kebesaran Allah SWT: Kesadaran akan kebesaran Allah SWT dan kedudukan kita sebagai makhluk-Nya akan membantu menjaga kerendahan hati dan menjauhkan diri dari kesombongan.
• Hargai dan Hormati Orang Lain: Ingatlah bahwa setiap orang memiliki nilai dan martabat. Hargai setiap individu tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka.
• Terima Kritik dengan Terbuka: Jadilah pribadi yang terbuka terhadap kritik dan nasihat. Kritik yang membangun adalah sarana untuk memperbaiki diri dan tumbuh menjadi lebih baik.
• Selalu Berempati: Berusahalah untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang lain. Empati akan membantu kita menjadi lebih peka dan peduli terhadap sesama.
• Ingat Kematian: Mengingat kematian adalah cara yang efektif untuk menyadari kefanaan hidup dan menjauhkan diri dari kesombongan. Semua yang kita miliki di dunia ini sementara dan pada akhirnya kita akan kembali kepada Allah SWT.
• Bergaul dengan Orang yang Saleh: Lingkungan yang baik akan mempengaruhi perilaku kita. Bergaullah dengan orang-orang yang memiliki akhlak mulia dan rendah hati.
• Jaga Hati dari Perasaan Superioritas: Kesadaran bahwa kita semua sama di mata Allah SWT akan membantu menjaga hati dari perasaan superioritas atau merasa lebih baik dari orang lain.
• Rendah Hati dalam Semua Keadaan: Baik saat sukses maupun gagal, tetaplah rendah hati. Kesuksesan adalah karunia Allah SWT dan kegagalan adalah pelajaran untuk menjadi lebih baik.
• Jangan Meremehkan Orang Lain: Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan meremehkan atau merendahkan orang lain, karena kita tidak tahu apa yang telah mereka lalui.
• Syukuri Segala Nikmat: Syukur adalah kunci untuk menjaga hati tetap rendah hati. Syukuri setiap nikmat yang Allah SWT berikan dan gunakan untuk kebaikan.
Dengan menjaga prinsip-prinsip ini, kita dapat menghindari kesombongan dan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih rendah hati, dan lebih dekat dengan Allah SWT serta orang-orang di sekitar kita.
Siapalah Saya Ini Sebagai Manusia?
Siapalah saya ini sebagai manusia, berani memandang diri sedemikian tingginya? Padahal, saya hanyalah makhluk kecil ciptaan Allah SWT. Di hadapan kebesaran-Nya, saya tidak lebih dari butiran debu yang tiada arti.
Allah SWT yang menciptakan alam semesta dengan segala kebesarannya, juga yang memberi saya hidup dan rezeki. Kesombongan hanya akan menutupi hati dari cahaya-Nya dan menghalangi diri dari rahmat-Nya.
Ketika saya merasa superior dan merendahkan orang lain, saya lupa bahwa setiap kelebihan yang saya miliki adalah anugerah dari Allah SWT, bukan hasil usaha saya semata. Kelebihan itu seharusnya mengajarkan saya untuk bersyukur, bukan sombong.
Kesadaran akan hakikat diri sebagai makhluk yang fana dan terbatas harus selalu hadir di hati. Sebagai hamba-Nya, kewajiban saya adalah rendah hati, saling menghormati, dan berbuat kebaikan. Hanya dengan begitu, saya bisa benar-benar mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalani hidup dengan penuh makna.
Jadi, siapalah saya ini? Hanyalah seorang hamba yang perlu selalu ingat akan kebesaran Sang Pencipta dan menjaga hati dari kesombongan.
Catatan Mas Bojreng saat praktek malam ini, sebagai pengingat diri.
#Kesombongan #RendahHati #AjaranIslam #HatiYangBersih #NasihatIslam #SikapRendahHati #IslamicReminders #Quran #Hadith #SelfAwareness #Empati #PeningkatanDiri #HubunganSosial #KritikKonstruktif #MentalHealth #HidupSeimbang #KesehatanMental #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment