Selalu menjadi kenangan saat kecil dahulu, saya "dipaksa" diluar kegiatan belajar di sekolah untuk mendengarkan dan kemudian menulis. Apa itu? Mulai dari kultum, khotbah sholat jumat, kuliah Ahad pagi, kegiatan Islam lainnya, kemudian saya harus meminta cap atau tanda tangan dari khotib dan takmir masjid, jadi bisa dipertanggungjawabkan. Suatu kegiatan positif menurut saya yang sudah hilang di era sekarang.
Menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat bagus dan berharga dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat menuangkan pikiran, perasaan, pengalaman, ide, dan berbagai hal lainnya ke dalam sebuah medium yang dapat diakses dan dijadikan referensi di masa depan. Proses menulis seringkali dimulai dengan mendengarkan; mendengarkan suara dalam hati, suara dari sekitar, suara dari alam semesta. Dengan mendengarkan, seseorang dapat memperoleh inspirasi dan materi yang akan dijadikan bahan untuk menulis.
Setiap kata yang tertulis memiliki kekuatan untuk menginspirasi, mengajar, menghibur, atau bahkan menyentuh hati pembaca. Tulisan-tulisan yang dibuat dengan penuh perhatian dan keikhlasan akan terasa hidup; seolah-olah kata-kata tersebut memiliki kekuatan magis untuk mengubah dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap tulisan yang kita buat, karena apa yang kita tulis akan menjadi jejak bagi generasi selanjutnya.
Tulisan-tulisan yang kita hasilkan juga akan dibaca oleh orang lain. Mereka dapat membawa pesan, motivasi, pengetahuan, dan nilai-nilai kehidupan yang dapat mengubah pandangan dan sikap seseorang. Dengan menulis, kita memberikan warisan berharga bagi dunia; sebuah jejak yang akan terus hidup meskipun waktu terus berjalan.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap tindakan yang kita lakukan juga akan menjadi jejak. Malaikat Raqib dan Malaikat Atid, seperti yang disebutkan dalam agama, selalu mencatat setiap amal baik maupun buruk yang kita lakukan. Semua itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berbuat baik dan menjaga jejak-jejak yang kita tinggalkan di dunia ini.
Menulis dalam Islam juga dipandang sebagai suatu bentuk tanggung jawab, karena setiap kata yang tertulis akan menjadi bukti dan jejak bagi penulis di akhirat nanti. Menyampaikan informasi yang benar, memotivasi orang lain untuk kebaikan, dan menyebarkan pesan-pesan positif merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Berbuah akan dicatat oleh Malaikat Raqib dan Malaikat Atid sebagai amal baik yang akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat.
Selain itu, menulis juga dapat menjadi media untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain akan ajaran agama, nilai-nilai moral, serta petunjuk hidup yang dapat membawa kebahagiaan dan kedamaian. Dengan menulis, seseorang dapat mengabadikan pelajaran dan pengalaman yang berharga, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jejak yang tertinggal melalui tulisan juga dapat menjadi sarana edukasi dan inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Dengan demikian, menulis dalam perspektif Islam bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan sebuah perbuatan yang bernilai ibadah, tanggung jawab, dan amal jariyah yang akan terus mengalir pahalanya bahkan setelah penulisnya tiada. Dengan menjadikan menulis sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan, ilmu, dan inspirasi, seseorang dapat terus membantu dan memberikan manfaat bagi sesama umat manusia.
Menulis adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meninggalkan jejak dan warisan bagi dunia. Dengan menulis, kita dapat menyampaikan ide-ide brilian, cerita-cerita inspiratif, dan pesan-pesan positif yang dapat menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Setiap kata yang kita tulis adalah sebuah investasi untuk masa depan; sebuah investasi yang akan terus hidup dan memberikan manfaat bagi generasi-generasi yang akan datang.
Sebagai seorang penulis, kita memiliki tanggung jawab untuk benar-benar memikirkan setiap kata yang kita tulis. Kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan agar tidak menyesatkan pembaca, dan harus berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik. Dengan demikian, jejak-jejak yang kita tinggalkan di dunia ini akan menjadi sumber inspirasi dan kebaikan bagi banyak orang.
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tulislah ilmu pengetahuan, karena menulis ilmu adalah amanat. Barang siapa meninggalkan ilmu pengetahuan, maka Allah mencabut dari dirinya cahaya." (HR Ahmad)
Hadis ini menunjukkan pentingnya menulis ilmu pengetahuan sebagai suatu amanah yang harus dipelihara. Menulis ilmu merupakan upaya untuk menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat dan mencerahkan. Rasulullah SAW memberikan penekanan bahwa meninggalkan ilmu pengetahuan, baik dengan tidak belajar maupun tidak menyebarkan ilmu yang telah dimiliki, bisa mengakibatkan kehilangan cahaya spiritual dan keberkahan dari Allah SWT.
Dengan demikian, menulis ilmu pengetahuan merupakan suatu tindakan yang dianjurkan dalam Islam, karena dengan menulis, seseorang dapat berkontribusi dalam menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta menjaga amanah ilmu yang diterima.
Jadi buat saya, menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat berharga dan bermakna dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, kita dapat mengekspresikan diri, memberikan inspirasi, dan meninggalkan jejak yang akan terus hidup selamanya. Semoga setiap tulisan yang kita hasilkan dapat menjadi sumber kebaikan dan inspirasi bagi dunia ini. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan inspirasi dalam menulis, agar jejak-jejak yang kita tinggalkan selalu membawa manfaat bagi banyak orang.
Catatan Mas Bojreng dan pengingat diri pagi ini.
#myselfreminder #myselfiechallenge #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment