Sunday, January 28, 2024

Kerja tidak berharap pujian

Kerjakan saja, jangan berharap mendapat pujian, senyum jangan lupa...

Bekerja bukan sekadar aktivitas untuk menghasilkan uang, namun merupakan ekspresi dari jiwa yang paling dalam. Sebuah perwujudan dari niat yang luhur, yang sejatinya tak hanya untuk kepentingan duniawi tetapi juga untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan batin. Ikhlas dalam bekerja, membumbui hari dengan senyum, serta melakukan tugas tanpa rasa paksaan, adalah resep sederhana untuk mendapatkan kepuasan yang nyata dalam setiap urusan, termasuk pekerjaan.


Ikhlas adalah kata yang ringan dicapai, namun berat dalam pelaksanaannya. Ikhlas berarti melayani pekerjaan seakan-akan melihat wajah-Nya, bekerja bukan karena desakan dari luar, tetapi dorongan dari dalam hati yang paling dalam. Ketika seseorang bekerja dengan ikhlas, ia tidak lagi terfokus pada apa yang bisa didapat, tetapi pada apa yang bisa diberikan. Pujian dan imbalan mungkin akan datang, tetapi bagi mereka yang ikhlas, itu hanya bonus, bukan tujuan.


Senyum adalah simbol dari energi positif, secercah harapan dalam setiap bentuk interaksi. Di tempat kerja, senyum bukan sekadar ekspresi wajah, tetapi manifestasi dari sikap yang siap untuk memberikan yang terbaik. Senyum yang tulus, yang dilandasi oleh ketulusan hati, dapat mengubah atmosfer kerja menjadi lebih hangat dan kolaboratif. Ia adalah jembatan yang menghubungkan hati dan pikiran untuk mencapai tujuan bersama.


Bekerja tanpa paksaan merupakan manifestasi dari kebebasan yang sesungguhnya. Paksaan mengubah bekerja menjadi sebuah perbudakan modern, di mana semangat dan inisiatif terkubur oleh beban yang terasa tidak lagi milik kita. Sebaliknya, bekerja dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab, tanpa terbebani oleh paksaan, menjadikan pekerjaan sebagai panggilan jiwa yang merdeka, di mana setiap detail pekerjaan menjadi bentuk pengabdian yang hakiki.


Namun, pekerjaan yang luhur ini dapat tercoreng oleh beberapa sikap yang harus dihindari. Pertama, janganlah bekerja dengan motivasi untuk mendapatkan pujian semata. Pujian adalah seringai palsu yang dapat melalaikan dari esensi pekerjaan itu sendiri. Kedua, janganlah menggunakan ilmu yang dimiliki untuk membohongi orang lain demi kepentingan pribadi. Pengetahuan adalah amanah yang harus dipergunakan untuk kebaikan, bukan sebagai alat manipulasi.


Ketiga, menghindari sikap sok pintar, belagu, dan sombong saat bekerja adalah penting. Kesombongan adalah awan pekat yang menyelimuti kecerdasan dan kebijaksanaan. Pekerjaan yang terbaik adalah yang lahir dari kerendahan hati, di mana seseorang terbuka terhadap pembelajaran dan berbagi pengalaman dengan rekan kerja, bukan bersaing untuk menonjolkan diri.


Dan yang paling penting, niatkan selalu pekerjaan Lillahi Ta'ala – yakni semata-mata untuk Allah. Niat yang suci inilah yang akan mengubah setiap tetes keringat yang jatuh menjadi permata yang berharga di sisi-Nya. Setiap langkah kerja akan menjadi ibadah, setiap keberhasilan menjadi syukur, dan setiap kesulitan menjadi kesabaran.


Bekerja dengan ikhlas, senyum, dan tanpa paksaan membentuk fondasi etos kerja yang kuat, di mana setiap pekerja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mesin yang lebih besar yang bergerak menuju kemajuan dan kebaikan bersama. Melalui pendekatan ini, seseorang tidak hanya akan merasa lebih terhubung dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan orang-orang di sekitarnya, serta dengan nilai-nilai spiritual yang lebih mendalam.


Jadi bekerja dengan ikhlas dan tanpa paksaan, sambil senantiasa menghadirkan senyum, bukanlah sekedar perihal teknis dalam menjalankan tugas-tugas, melainkan sebuah seni hidup yang memerlukan kesadaran yang tinggi dan komitmen untuk terus menerapkan nilai-nilai ini dalam setiap aspek kehidupan. Dalam dunia yang sering kali menuntut lebih dari apa yang kita miliki, pilihlah untuk bekerja dengan hati, karena di situlah letak kebahagiaan yang hakiki.


Bekerja Secara Ikhlas, Senyum, dan Tanpa Paksaan: Jalan Menuju Kebahagiaan dan Kepuasan Hati


Mengingat, merenung dan berpikir yang kemudian dituliskan didalam gua saya

Catatan Mas Bojreng di sore hari ini...

Serbet tidak lupa sudah semampir di bahu 


#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...