Saturday, April 5, 2025

Jejak Sang Putra Fajar dalam Kesunyian


Dulu fajar menyambutnya hangat,

Bersama sahabat, merajut tekad,
Merdeka digenggam dalam pekik lantang,
Bertiga menantang zaman yang beringas.

Lalu tibalah hari penuh gemuruh,
Bersama Hatta, ia tegak di mimbar,
Tangan bertaut, janji terpatri,
Negeri lahir dari nyala api.

Namun waktu mengurai segalanya,
Satu per satu pergi menjauh,
Ia berdiri dalam sorak yang hampa,
Dipuji, tetapi sendiri dalam gulita.

Takhta tak lagi bermahkota sahabat,
Hanya suara sendiri menggema kosong,
Revolusioner yang hilang arah,
Ia tersisa sebagai sunyi yang dilupakan.

Mas Bojreng

#RiseAlone #EchoesOfPower #SilentRevolution #FadingGlory #LegacyUnforgotten
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Dan itu… sudah cukup.

Pernah nggak, suatu pagi bangun dan rasanya dunia sudah “jalan duluan”? Baru melek setengah, masih nyari arah, eh tangan otomatis ngecek po...