Wednesday, August 7, 2024

Kemana langkah ini akan membawaku?

Cerita di poliklinik ketika ada seseorang ibu dengan kecurigaan dari hasil pemeriksaannya mengarah ke suatu lesi prakanker.

Begitu saya cerita, ibu tersebut langsung cemas yang berlebihan sekali dalam bola mata terlihat ketakutan, akan masa depan, akan anaknya yang masih kecil dan sebangsanya.

Setelah berbincang panjang lebar tentang tindakan lanjutannya dan akhirnya ibu tersebut lebih tenang.
Hal ini membuat saya berpikir.... masa depan? Sejauh apakah masa depan itu?

Dalam kehidupan, sering kali kita dihadapkan pada ketidakpastian yang membuat kita merasa cemas dan gelisah. Kita bertanya-tanya tentang masa depan, apakah langkah-langkah yang kita ambil saat ini akan membawa kita menuju kebahagiaan atau malah sebaliknya. Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk merencanakan segala sesuatu, namun pada akhirnya, kita tidak pernah benar-benar tahu kemana langkah kaki kita akan membawa kita. Hidup ini penuh dengan kejutan dan perubahan yang tidak terduga, yang membuat kita merasa seolah berjalan di jalan yang penuh misteri.

Namun, dalam ketidakpastian tersebut, ada satu hal yang bisa kita pegang teguh, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT memiliki rencana yang sempurna untuk setiap hambanya. Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu berusaha, berikhtiar, dan berdoa, tetapi juga untuk berserah diri dan percaya pada takdir yang telah ditetapkan oleh-Nya. Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan ujian dan tantangan, tetapi dengan iman dan tawakal, kita dapat menemukan jalan yang benar dan meraih ketenangan batin. Saat kita tidak tahu ke mana langkah kaki kita akan membawa, hanya dengan keyakinan dan doa kepada Allah SWT kita dapat berjalan dengan mantap dan penuh keyakinan.

Ketidakpastian Masa Depan dan Kepasrahan pada Rencana Allah SWT

Dalam kehidupan ini, banyak dari kita yang sering kali merasa cemas akan masa depan. Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi esok hari, minggu depan, atau bahkan beberapa tahun ke depan dapat menimbulkan kegelisahan yang tak terelakkan. Padahal, sebagai manusia, kita menyadari bahwa kapan kita akan meninggalkan dunia ini adalah misteri yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Momen tersebut bisa terjadi dalam sedetik, semenit, besok, atau kapan pun yang menjadi kehendak-Nya.

Keberanian untuk Menyambut Ketidakpastian

Dalam menghadapi ketidakpastian, penting untuk memahami bahwa kehidupan ini adalah perjalanan yang tidak selalu memiliki peta yang jelas. Kerap kali, kita merasa takut karena ketidaktahuan akan apa yang akan datang. Namun, sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu percaya pada rencana Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Qur'an menyebutkan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh-Nya, dan kita hanya perlu berikhtiar serta bertawakal kepada-Nya.

“Dan tidak ada satu makhluk bergerak (bernyawa) pun di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud: 6)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu, termasuk rezeki dan kehidupan kita. Ketidakpastian tentang masa depan seharusnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk hidup dalam ketakutan. Sebaliknya, kita harus percaya bahwa apapun yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik untuk kita. Kepasrahan kepada Allah bukan berarti kita menyerah tanpa usaha, tetapi kita menyerahkan hasil akhirnya kepada-Nya setelah melakukan yang terbaik.

Berusaha dan Berikhtiar

Dalam Islam, usaha dan doa adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan. Kita dianjurkan untuk berusaha sekuat tenaga dalam mencapai tujuan kita, namun juga diingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah agar diberi petunjuk dan kemudahan. Usaha tanpa doa adalah bentuk kesombongan, sedangkan doa tanpa usaha adalah bentuk kemalasan. Keduanya harus berjalan beriringan.

Sebagai contoh, ketika kita merencanakan masa depan, seperti pendidikan, karir, atau pernikahan, kita harus merencanakannya dengan baik dan berusaha keras untuk mencapainya. Namun, pada saat yang sama, kita harus memahami bahwa hasil akhir dari semua usaha kita berada di tangan Allah. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita, dan terkadang hasilnya mungkin berbeda dari yang kita harapkan. Inilah yang disebut sebagai berikhtiar dan tawakal.

Percaya pada Rencana Allah SWT

Seringkali, kita merasa kecewa atau frustasi ketika rencana kita tidak berjalan sesuai harapan. Namun, penting untuk diingat bahwa Allah SWT memiliki rencana yang lebih baik. Meskipun kita tidak selalu memahami atau melihat kebaikan di balik setiap kejadian, kita harus tetap percaya bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa apa yang tampak buruk atau tidak sesuai keinginan kita mungkin sebenarnya adalah yang terbaik untuk kita. Terkadang, kita hanya perlu menerima kenyataan dan tetap bersyukur. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai, tanpa terbebani oleh kecemasan akan masa depan yang tidak pasti.

Kekuatan Doa dalam Mencari Jalan yang Benar

Dalam menjalani kehidupan, doa menjadi komponen penting yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta. Doa adalah bentuk pengakuan bahwa kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dan memerlukan bimbingan dari Allah SWT. Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita memohon agar Allah menunjukkan jalan yang benar dan lurus.

“Kami hanya memohon pertolongan kepada-Mu. Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 5-6)

Doa ini tidak hanya menjadi bagian dari sholat, tetapi juga menjadi doa yang kita panjatkan dalam berbagai situasi kehidupan. Dengan berdoa, kita menegaskan bahwa kita membutuhkan petunjuk dari Allah dalam setiap langkah hidup kita. Doa juga memberikan kekuatan dan ketenangan batin, karena kita merasa bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang selalu bersama kita.

Kepasrahan yang Membawa Kedamaian

Menerima kenyataan bahwa masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti dan di luar kendali kita dapat membawa kedamaian batin. Dalam Islam, konsep kepasrahan ini disebut sebagai "tawakal." Tawakal berarti meletakkan segala urusan kita kepada Allah SWT setelah kita melakukan yang terbaik. Ini adalah bentuk keimanan yang tinggi, di mana kita meyakini bahwa apa pun yang terjadi adalah ketentuan terbaik dari Allah.

Dalam hidup, kita akan menghadapi berbagai macam ujian, baik itu kesuksesan maupun kegagalan. Ujian tersebut adalah bagian dari rencana Allah untuk menguji iman dan kesabaran kita. Dengan memiliki keyakinan bahwa Allah selalu ada untuk kita, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh kepasrahan.

Kecemasan adalah manusiawi, Istighfar jangan dilupakan.

Pada akhirnya, kecemasan akan masa depan adalah hal yang manusiawi. Namun, sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu percaya pada rencana Allah SWT dan pasrah terhadap takdir yang telah ditentukan-Nya. Dengan berusaha, berikhtiar, dan berdoa, kita bisa menjalani hidup ini dengan keyakinan bahwa Allah akan selalu menunjukkan jalan yang benar dan lurus. Kuncinya adalah menjalani hidup dengan tawakal, menerima segala ketetapan-Nya, dan selalu bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan. Dengan begitu, kita bisa meraih kedamaian batin dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Sebagai penutup, marilah kita merenungkan betapa kecilnya kita di hadapan kebesaran Allah SWT dan betapa terbatasnya pengetahuan kita tentang masa depan. Dalam ketidakpastian yang menyelimuti kehidupan ini, penting bagi kita untuk selalu memperbaiki diri dan memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan. Dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih, kita akan lebih mampu menerima segala ketentuan-Nya dan menemukan ketenangan dalam setiap langkah yang kita ambil. Semoga kita senantiasa diberi petunjuk dan kekuatan untuk menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan dan tawakal.

Catatan dan pengingat diri Mas Bojreng

#SelfControl #PersonalConduct #LifeGoals #Mindfulness #InnerPeace #SpiritualJourney #IslamicWisdom #Faith #PositiveThinking #EmotionalIntelligence #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Dalam Lantun Surah Al-Kahfi

Terdengar lembut ayat berseri, Al-Kahfi lantun menyejuk diri. Bibirku ikut, lirih bernada, Mengalir damai ke relung jiwa. Kenangan datan...