Friday, July 5, 2024

Semua di catat dan dipertanggungjawabkan, sekecil apapun.

Tadi malam ketiks berangkat praktek terdengar alunan


اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰۤى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَاۤ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
al-yauma nakhtimu 'alaaa afwaahihim wa tukallimunaaa aidiihim wa tasy-hadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 65)

Saya diingatkan lagi.........


"Bisikan Hati yang Tak Sejalan: Jejak Digital dan Pertanggungjawaban Abadi"

Ketika saya melihat seseorang yang ketika berbicara seakan akan dengan gampang dan mudahnya berubah ubah. Kalau orang jawa bilang "esuk dele sore tempe" menggambarkan seseorang yang mudah berubah-ubah pendirian, pagi berkata satu hal, sore sudah berbeda lagi. Dalam pandangan Islam, integritas dan keselarasan antara hati, ucapan, dan tindakan sangat penting dan dianjurkan.

Ketidaksesuaian antara ucapan, hati, dan tindakan tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga berdampak pada hubungan seseorang dengan Allah SWT. Dalam Islam, konsep pencatatan amal oleh malaikat Raqib dan Atid menunjukkan bahwa setiap perbuatan kita selalu diawasi dan dicatat. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada satu pun perbuatan kita yang terlewat dari pencatatan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan selalu berusaha menjaga kejujuran dalam setiap tindakan kita, baik dalam dunia nyata maupun di dunia maya.

Ketidaksesuaian Ucapan, Hati, dan Tindakan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menemui individu yang kata-katanya tidak sesuai dengan isi hatinya dan tindakannya. Fenomena ini, yang dikenal dengan istilah hipokrit atau munafik dalam konteks agama Islam, mencerminkan ketidakjujuran dan ketidakselarasan antara hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam pandangan Islam, integritas dan keselarasan antara hati, ucapan, dan tindakan sangat penting dan dianjurkan.

Ketika seseorang mengatakan sesuatu yang berbeda dari apa yang ada di hatinya, atau bertindak berlawanan dengan ucapannya, hal ini menunjukkan adanya ketidakjujuran. Ketidakjujuran ini tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga berdampak pada hubungannya dengan Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,' padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar." (QS. Al-Baqarah: 8-9).

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak jujur dalam ucapan, hati, dan tindakan mereka adalah orang-orang yang menipu diri mereka sendiri dan pada akhirnya merugikan diri mereka sendiri.

Jejak Digital yang Terlupakan

Di era digital saat ini, banyak orang yang lupa bahwa setiap tindakan mereka di dunia maya meninggalkan jejak digital. Jejak digital ini mencakup segala bentuk interaksi di internet, mulai dari posting di media sosial, komentar di forum, hingga pesan pribadi. Setiap jejak ini mencerminkan perilaku kita, baik yang positif maupun negatif.

Namun, sering kali kita lalai bahwa apa yang kita lakukan secara online juga tercatat dan bisa diakses oleh orang lain, bahkan di masa depan. Dalam Islam, konsep pencatatan amal oleh malaikat Raqib dan Atid menunjukkan bahwa setiap perbuatan kita selalu diawasi dan dicatat. Malaikat Raqib mencatat amal baik, sementara Malaikat Atid mencatat amal buruk. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri." (QS. Qaf: 17).

Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada satu pun perbuatan kita yang terlewat dari pencatatan. Baik perbuatan baik maupun buruk, semuanya akan tercatat dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Dalam konteks digital, ini berarti kita harus berhati-hati dengan apa yang kita posting, bagikan, dan tuliskan di internet. Setiap tindakan kita bisa memiliki konsekuensi yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.

Pentingnya Konsistensi dalam Islam

Dalam Islam, konsistensi antara hati, ucapan, dan tindakan adalah suatu keutamaan. Hal ini karena konsistensi menunjukkan integritas dan kejujuran seseorang. Islam sangat menekankan pentingnya berkata jujur dan bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan. Rasulullah SAW bersabda:

"Jauhilah oleh kalian sifat kemunafikan, yaitu orang yang apabila berbicara berdusta, apabila berjanji tidak menepati, dan apabila dipercaya berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dan keselarasan dalam ucapan, hati, dan tindakan. Islam mengajarkan bahwa seorang muslim harus selalu berusaha untuk menjaga kejujuran dalam segala aspek kehidupannya, baik dalam urusan pribadi, sosial, maupun spiritual.

Menjaga Jejak Digital dengan Bijak

Sejalan dengan pentingnya konsistensi antara hati, ucapan, dan tindakan, menjaga jejak digital dengan bijak juga merupakan suatu keharusan. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, apa yang kita lakukan secara online dapat berdampak besar pada kehidupan kita dan orang lain. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk menjaga jejak digital kita:

• Berpikir Sebelum Berbicara (Menulis): Sebelum memposting atau mengomentari sesuatu di internet, kita perlu mempertimbangkan dampak dari apa yang akan kita katakan. Apakah itu sesuatu yang bermanfaat atau justru merugikan?

• Jaga Kerahasiaan Pribadi: Hindari membagikan informasi pribadi yang dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

• Bertanggung Jawab Atas Perbuatan: Sadarilah bahwa setiap tindakan kita akan memiliki konsekuensi, baik di dunia maupun di akhirat.

• Sebarkan Kebaikan: Gunakan platform digital untuk menyebarkan hal-hal positif dan bermanfaat bagi orang lain. Ini juga termasuk dalam amal baik yang dicatat oleh Malaikat Raqib.

Refleksi Akhir

Pada akhirnya, ketidaksesuaian antara ucapan, hati, dan tindakan tidak hanya merusak hubungan antar manusia tetapi juga mengurangi nilai spiritual seseorang di hadapan Allah SWT. Jejak digital yang kita tinggalkan adalah cerminan dari perilaku kita yang juga akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, menjaga kejujuran dan konsistensi dalam setiap aspek kehidupan adalah penting, baik dalam dunia nyata maupun di dunia maya.

Islam mengajarkan kita untuk selalu bersikap jujur dan konsisten, serta menyadari bahwa setiap tindakan kita dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid. Dengan kesadaran ini, kita diharapkan dapat hidup dengan lebih bijak, tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia tetapi juga dengan Allah SWT. Setiap langkah yang kita ambil haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran dan kejujuran yang diajarkan dalam Islam. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu berusaha untuk menjaga keselarasan antara hati, ucapan, dan tindakan, serta berhati-hati dalam meninggalkan jejak digital yang positif dan bermanfaat.

Pada akhirnya, ketidaksesuaian antara ucapan, hati, dan tindakan akan mendatangkan konsekuensi yang serius. Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Qur'an bahwa kelak di hari kiamat, manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap perbuatan yang telah dilakukannya. Bahkan, Allah SWT akan menutup mulut manusia dan menggantinya dengan anggota tubuh lain yang berbicara sebagai saksi atas segala perbuatan kita. Dalam surah Yasin ayat 65, Allah berfirman: "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang dahulu mereka kerjakan."

Kenyataan ini seharusnya menjadi pengingat kuat bagi kita semua untuk senantiasa menjaga kejujuran dan integritas dalam segala aspek kehidupan. Jejak digital yang kita tinggalkan di dunia maya juga tidak lepas dari pengawasan Allah SWT. Setiap postingan, komentar, dan pesan akan menjadi bagian dari catatan amal kita yang akan diperiksa di akhirat kelak. Malaikat Raqib dan Atid tidak pernah lengah mencatat segala kebaikan dan keburukan yang kita lakukan. Maka dari itu, menjaga konsistensi antara hati, ucapan, dan tindakan adalah suatu keharusan bagi setiap muslim.

Dengan menyadari bahwa setiap tindakan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, kita harus berusaha untuk selalu berkata jujur, berbuat baik, dan bertindak dengan bijaksana. Kita harus berkomitmen untuk meninggalkan jejak digital yang positif dan bermanfaat, serta menghindari segala bentuk kemunafikan. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu berusaha menjaga keselarasan antara hati, ucapan, dan tindakan, sehingga dapat meraih ridha Allah SWT di dunia dan akhirat.

Catatan Mas Bojreng mengamati beberapa kejadian akhir akhir ini.
Ketika habis cito tengah malam terus gak bisa tidur lagi, .. lenjut berbincang, menyelsaikan bacaan dalam gua.

#IntegrityMatters #DigitalFootprint #IslamicValues #TruthAndHonesty #ConsistentLiving #AngelRecording #GoodDeeds #AvoidHypocrisy #ResponsibleOnline #PositiveImpact #MindfulPosting #SpiritualAwareness #RaqibAndAtid #BeTrueToYourself #EthicalBehavior #Accountability #SpreadGoodness #HonestLiving #IslamicTeachings #ThoughtfulActions #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...