Saturday, July 20, 2024

Ketika ada butuhnya saja

Pada saat sepedaan pagi ini saya tiba tiba teringat pada suatu hal, yaitu ada orang hanya baik ketika ada maunya atau kepentingannya saja. Ketika tiada kepentingan, jangankan menyapa tersenyum pun tidak bakalan. Tiba tiba teringat ada quotes " Bukankah kamu juga hanya teringat kepada Allah ketika kamu butuh?" Ya Allah, Istighfar diucapkan dan semoga kita dihindarkan dari hal hal tersebut ini.

Kepentingan di Balik Senyuman

Di balik senyummu, ada kalkulasi yang licik,
Mengukur untung rugi, bukan kasih yang tulus,
Setiap jabat tangan, ada maksud tersembunyi,
Kepedulianmu, hanya saat kantongku terisi.

Kata-kata manis, hanya bumbu transaksi,
Silaturahmi palsu, dibalut sopan santun,
Mencari keuntungan, di setiap langkah pasti,
Di dunia ini, kasih sayang tak ada tanpa untung.

Di ruang kerja, produktivitas jadi timbangan,
Siapa yang tak menguntungkan, siap-siap terbuang,
Persahabatan juga, hitungan untung rugi,
Ikatan yang rapuh, tanpa dasar yang suci.

Pertemanan pun serupa, sukses jadi ukuran,
Yang tak bawa harta, seringkali terlupakan,
Hubungan romantis, juga penuh perhitungan,
Kasih jadi barang dagangan, di pasar kehidupan.

Namun ada yang berbeda, bagi yang tulus memberi,
Tak harap balasan, cukup ridha Ilahi,
Mengubah dunia, dengan cinta sejati,
Menjadi teladan, di tengah kepentingan duniawi.

Mas Bojreng

Tidak Akan Ada yang Peduli Kecuali Kamu Menguntungkan bagi Mereka: Sebuah Realitas Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan, "tidak akan ada yang peduli kepadamu kecuali kamu menguntungkan bagi mereka." Kutipan ini, meskipun terdengar sinis, menggambarkan sebuah realitas yang sering kali diabaikan. Realitas bahwa dalam banyak situasi, perhatian dan dukungan yang kita terima dari orang lain sering kali didasari oleh keuntungan yang dapat mereka peroleh dari kita. Untuk memahami bagaimana kutipan ini mencerminkan kehidupan nyata, kita perlu melihat contoh-contoh konkret dalam keseharian dan merumuskan bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi kenyataan ini.

Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

• Lingkungan Kerja Dalam dunia profesional, hubungan antara karyawan, atasan, dan kolega sering kali dibangun atas dasar keuntungan bersama. Seorang karyawan mungkin dianggap berharga jika mereka mampu mencapai target yang ditetapkan atau memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan. Jika seseorang tidak lagi produktif atau menguntungkan, sering kali mereka akan diabaikan atau bahkan dipindahkan dari posisi mereka.

• Persahabatan dan Jaringan Sosial Persahabatan pun tidak selalu murni dari motif. Dalam banyak kasus, hubungan persahabatan dapat dipengaruhi oleh keuntungan yang bisa didapatkan, seperti bantuan dalam pekerjaan, dukungan emosional, atau bahkan status sosial. Seorang teman yang selalu mendukung dan membantu cenderung lebih dihargai daripada yang hanya hadir ketika membutuhkan sesuatu.

• Keluarga Bahkan dalam lingkup keluarga, dinamika keuntungan bisa terasa. Misalnya, anggota keluarga yang sukses secara finansial sering kali mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini bisa dilihat saat acara keluarga, di mana seseorang yang dianggap sukses lebih dihormati dan diperhatikan.

Bagaimana Bersikap

Menghadapi kenyataan bahwa perhatian dan dukungan sering kali didasari oleh keuntungan yang bisa diberikan, kita perlu bersikap bijak dan realistis. Berikut adalah beberapa cara untuk menyikapi hal tersebut:

• Memahami Nilai Diri Sendiri
• Penting untuk menyadari bahwa nilai diri kita tidak semata-mata ditentukan oleh seberapa menguntungkan kita bagi orang lain. Menghargai diri sendiri dan mengembangkan kepercayaan diri adalah kunci utama. Dengan memahami nilai diri sendiri, kita dapat menavigasi hubungan dengan lebih baik tanpa merasa tertekan untuk selalu memberikan keuntungan.

• Membangun Hubungan yang Tulus Meskipun kenyataan menunjukkan bahwa banyak hubungan dibangun atas dasar keuntungan, bukan berarti semua hubungan harus demikian. Mencari dan membangun hubungan yang tulus dan berdasarkan kejujuran adalah penting. Temukan orang-orang yang menghargai Anda bukan karena apa yang bisa Anda berikan, tetapi karena siapa Anda.

• Menjaga Keseimbangan Dalam hubungan apapun, menjaga keseimbangan antara memberi dan menerima sangatlah penting. Jangan biarkan diri Anda selalu berada pada posisi yang memberi tanpa mendapatkan dukungan balik. Sebaliknya, pastikan juga bahwa Anda tidak hanya mengambil keuntungan dari orang lain tanpa memberikan sesuatu sebagai balasan.

• Bersikap Realistis dan Fleksibel Menghadapi dunia yang penuh dengan transaksi sosial, penting untuk bersikap realistis. Mengakui bahwa ada kalanya kita harus memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Namun, bersikap fleksibel juga penting agar kita tidak merasa terkekang oleh dinamika tersebut.

• Mencari Lingkungan yang Positif Lingkungan yang positif dan mendukung dapat membantu kita merasa dihargai tanpa harus selalu memberikan keuntungan material. Temukan komunitas atau kelompok yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan Anda dan mendukung perkembangan pribadi Anda.

Mengubah Perspektif

Salah satu cara efektif untuk menghadapi kenyataan ini adalah dengan mengubah perspektif kita. Alih-alih melihat diri kita sebagai korban dari sistem yang transaksional, kita bisa melihat diri kita sebagai bagian dari ekosistem yang saling membutuhkan. Dalam ekosistem ini, setiap individu memiliki peran dan kontribusinya masing-masing.

Kita bisa menganggap bahwa dengan memberikan keuntungan bagi orang lain, kita juga sedang menanam benih kebaikan yang suatu saat nanti bisa kita petik. Dalam ekosistem yang sehat, hubungan saling menguntungkan tidak hanya menguntungkan pihak tertentu, tetapi juga membantu membangun komunitas yang lebih kuat dan harmonis.

Dalam pandangan Islam, hubungan antar manusia diatur dengan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, serta berdasarkan prinsip keadilan, keikhlasan, dan kasih sayang. Berikut adalah beberapa perspektif Islam terkait pandangan bahwa "tidak akan ada yang peduli kepadamu kecuali kamu menguntungkan bagi mereka":

1. Keikhlasan dalam Beramal

Islam sangat menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam setiap tindakan. Dalam Surat Al-Bayyinah ayat 5, Allah berfirman, “Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama.” Amal yang dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan, sangat dihargai dalam Islam.

2. Persaudaraan dan Ukhuwah

Islam mengajarkan konsep ukhuwah (persaudaraan) yang kuat antara sesama Muslim. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” Ini menunjukkan bahwa perhatian dan kasih sayang seharusnya diberikan tanpa syarat dan tidak hanya karena keuntungan yang bisa diperoleh.

3. Keadilan dalam Hubungan

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 8, “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum, mendorong kalian untuk berlaku tidak adil.” Prinsip keadilan ini harus diterapkan dalam setiap hubungan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun persahabatan.

4. Menghindari Keserakahan dan Eksploitasi

Islam melarang eksploitasi dan keserakahan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 188, Allah berfirman, “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil.” Hubungan yang hanya didasarkan pada keuntungan materi adalah bentuk eksploitasi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

5. Menjaga Silaturahmi

Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya menjaga silaturahmi (hubungan kekeluargaan dan persahabatan). Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, beliau bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” Hal ini mengajarkan kita untuk tetap peduli dan menjaga hubungan baik dengan orang lain, tidak hanya ketika ada keuntungan yang bisa diperoleh.

6. Memberi Tanpa Mengharapkan Balasan

Islam mengajarkan untuk memberi tanpa mengharapkan balasan. Dalam Surat Al-Insan ayat 8-9, Allah berfirman, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. (Mereka berkata), 'Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih.'”

7. Keteladanan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan tanpa pamrih. Beliau selalu membantu yang membutuhkan, menjalin hubungan baik dengan semua orang, dan memberikan contoh tentang pentingnya berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam Islam, hubungan antar manusia seharusnya dibangun di atas dasar keikhlasan, keadilan, kasih sayang, dan persaudaraan. Meskipun dalam kenyataan hidup mungkin kita sering menghadapi situasi di mana perhatian dan dukungan didasarkan pada keuntungan, Islam mengajarkan kita untuk tetap berbuat baik tanpa pamrih, menjaga keikhlasan dalam setiap amal, dan memperlakukan orang lain dengan adil dan penuh kasih sayang. Dengan menerapkan nilai-nilai ini, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih tulus dan bermakna dalam kehidupan kita.

Kutipan "tidak akan ada yang peduli kepadamu kecuali kamu menguntungkan bagi mereka" menggambarkan sisi realitas dalam kehidupan yang mungkin terasa pahit. Namun, dengan memahami dan menerima kenyataan ini, kita dapat belajar untuk menavigasi hubungan dengan lebih bijak dan realistis. Memahami nilai diri sendiri, membangun hubungan yang tulus, menjaga keseimbangan, dan bersikap realistis serta fleksibel adalah kunci utama dalam menghadapi dinamika ini. Selain itu, dengan mengubah perspektif kita dan melihat diri kita sebagai bagian dari ekosistem yang saling membutuhkan, kita dapat membangun hubungan yang lebih bermakna dan mendukung satu sama lain.

Realitas ini mungkin tidak bisa dihindari, tetapi dengan sikap yang tepat, kita bisa tetap menjalani hidup dengan penuh makna dan membangun hubungan yang saling mendukung dan menghargai.

Jangan baperan ya.... ini untuk mengingatkan saya kok, untuk selalu menyapa atau tersenyum ketika ketemu orang....
Catatan Mas Bojreng

#SelfWorth #RealisticRelationships #ProfessionalDynamics #TrueFriendship #FamilyDynamics #RomanticRelationships #SelfConfidence #GenuineConnections #BalanceInRelationships #PositiveEnvironment #ChangingPerspectives #MutualSupport #LifeReality #SocialTransactions #HealthyEcosystem #MeaningfulLife #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Dalam Lantun Surah Al-Kahfi

Terdengar lembut ayat berseri, Al-Kahfi lantun menyejuk diri. Bibirku ikut, lirih bernada, Mengalir damai ke relung jiwa. Kenangan datan...