Lukisan di belakang saya usianya sudah lebih dari umur saya, kata orang tua saya dahulu belinya di jalan pemuda semarang, dari pelukis jalanan yang tidak diketahui namanya, tujuannya untuk menghiasi tembok rumah yang saat itu baru didapat di jalan Singosari sekitar 1970 an.
Waktu yang berlalu.
Waktu, sebuah konsep yang kompleks namun begitu sederhana dalam keberadaannya. Waktu adalah aliran tak terhentikan yang terus berjalan tanpa henti, tanpa pandang bulu, tanpa ampun. Kita, sebagai manusia, hidup dalam keterbatasan waktu ini. Setiap detik, menit, dan jam yang berlalu tidak akan pernah kembali. Kita hanya bisa melangkah maju, tanpa bisa mengulang apa yang sudah lewat.
Begitu banyak hal yang bisa kita pelajari dari waktu. Kita belajar bahwa keputusan yang diambil hari ini akan memengaruhi masa depan kita. Kita belajar bahwa setiap detik berharga dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Namun sayangnya, seringkali kita melupakan nilainya. Seringkali kita terlena dalam kesibukan sehari-hari, lupa akan pentingnya merenung, merencanakan, dan bertindak sesuai dengan rencana tersebut.
Mengapa kita sering menyia-nyiakan waktu yang ada? Mengapa kita terlalu sering terjebak dalam rutinitas tanpa makna? Apakah karena kita merasa bahwa waktu selalu ada untuk kita manfaatkan? Ataukah karena kita terlalu nyaman dalam zona kebiasaan yang telah kita ciptakan?
Saat kita merefleksikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, mungkin kita akan menyadari betapa berharganya waktu yang telah kita sia-siakan. Betapa banyak kesempatan yang terlewatkan, potensi yang tidak terwujud, dan momen-momen berharga yang hilang begitu saja.
Namun, meskipun kita tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi di masa lalu, bukan berarti kita tidak bisa memperbaiki masa depan. Saat ini, di saat kita masih diberikan kesempatan untuk bernapas, bergerak, berpikir, kita memiliki kontrol atas bagaimana kita akan menggunakan waktu yang tersisa. Kita bisa belajar dari kesalahan di masa lalu, membuat pilihan yang lebih bijaksana, dan menghargai setiap detik yang kita miliki.
Waktu yang terbatas di dunia memang merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap individu. Sebab itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan berbuat kebaikan selama masih diberikan kesempatan hidup.
Dalam perspektif Islam, waktu juga dipandang sebagai anugerah dan ujian dari Allah SWT. Ada beberapa hadis dan ayat Al-Quran yang mengajarkan tentang pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin dan berbuat amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hadis Rasulullah SAW yang terkenal terkait dengan pentingnya memanfaatkan waktu adalah:
"Manfaatkanlah lima hal sebelum datangnya lima hal lainnya: masa muda sebelum usia tua, kesehatan sebelum sakit, kekayaan sebelum kemiskinan, waktu lapang sebelum kesibukan, dan hidup sebelum kematian." (HR. Imam Ahmad)
Dalam Al-Quran, Allah SWT juga menekankan tentang pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Salah satu ayat yang relevan adalah dalam Surah Al-Asr (Q.S. Al-Asr: 1-3) yang berbunyi:
"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa waktu adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan yang harus dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan, seperti beriman, beramal saleh, dan saling menasihati untuk kebenaran.
Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan ini, kita sebagai umat Islam diajarkan untuk senantiasa berusaha memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, melakukan amal shaleh, berbuat kebaikan kepada sesama, dan menjalani hidup dengan kesadaran bahwa waktu yang terbatas harus dimanfaatkan dengan bijak sesuai dengan ajaran agama.
Ketika waktu kita di dunia telah habis, menurut pandangan Islam, maka manusia akan mengalami kematian dan berpindah ke alam akhirat. Dalam akhirat, manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala amal perbuatannya di dunia.
Dalam Islam, keyakinan akan kehidupan akhirat merupakan salah satu pilar iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Setelah kematian, jiwa seseorang akan dihisab berdasarkan amal perbuatannya di dunia, baik amal baik maupun buruk. Orang yang beramal shaleh dan taat kepada perintah Allah akan mendapatkan ganjaran surga, sementara orang yang durhaka dan berlaku zalim akan mendapatkan siksaan neraka.
Pandangan Islam terhadap akhirat dan kematian lebih menekankan pentingnya menjalani kehidupan di dunia dengan penuh kesadaran akan akibat di masa depan. Oleh karena itu, lebih baik untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin, berbuat kebaikan, dan selalu berada dalam ketaatan kepada Allah SWT agar kelak di akhirat nanti, kita bisa mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan.
Waktu adalah guru terbaik kita. Ia datang tanpa pamrih, tanpa syarat, dan tanpa peringatan. Bagaimana kita meresponsnya, bagaimana kita menghargainya, akan menjadi cerminan dari siapa sebenarnya kita sebagai individu. Jadi, mari kita jadikan setiap detik berharga. Mari kita jadikan waktu sebagai alat untuk mencapai impian dan tujuan hidup kita. Karena pada akhirnya, waktu yang kita miliki adalah anugerah yang tak ternilai harganya.
"Time is what we want most, but what we use worst." - William Penn
Artinya: "Waktu adalah hal yang paling kita inginkan, namun yang paling kita sia-siakan."
Quotes ini menggambarkan betapa pentingnya waktu namun seringkali kita tidak menggunakannya dengan efektif. Ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih menghargai dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam kehidupan kita.
Apa yang ditinggalkan setelah waktu kita didunia habis?
Masih adakah yang mengingat kita?
Apa yang kita inginkan?
#waktu #waktuberharga #time #TimeFlies #timeless #times #memories #memory #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment