Sunday, March 24, 2024

Menulis.... memindahkan

 Pagi ini teringat ada janjian dengan adik adik generasi penerus tentang apa perbaikan pada penulisan ilmiah yang dibikin. Kebiasaan saya dari dulu harus saya tulis langsung biar tidak terlupa.

Bahkan saya sering dinasehatin guru saya DR dr Suryo SpOG(k), pak .. tulis... pindahkan langsung apa isi di otak dalam bentuk penulisan. Kita sudah semakin tua, otak kita semakin penuh. Pindahkan dalam bentuk tulisan apa yang ada di pikiran kita.


Menulis adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, kita dapat mengekspresikan ide-ide, perasaan, dan pikiran kita secara jelas dan terstruktur. Mulailah menulis, tanpa harus memikirkan sempurna atau tidaknya tulisanmu. Tulis apapun yang ada dalam pikiranmu, karena dengan menulis, kita akan dapat menyimpan memori kita dalam bentuk yang dapat diakses kembali di masa depan.


Menulis dapat menjadi cara yang efektif untuk mengenang kembali pengalaman, belajar dari kesalahan, dan menciptakan karya-karya yang bermakna. Lewat penulisan, kita juga dapat memperluas cakrawala pemikiran kita, mengasah kemampuan berpikir kritis, dan memperkaya kosakata kita.


Ada sebuah kutipan dari Ernest Hemingway yang mengatakan, "Menulis adalah satu-satunya cara untuk berbicara tanpa diinterupsi." Kutipan ini menunjukkan betapa pentingnya menulis sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan tanpa gangguan dari pihak lain.


Stephen King, seorang penulis terkenal, pernah berkata, "Menulis adalah pekerjaan yang serius. Jika Anda ingin menjadi penulis yang sukses, Anda harus bekerja keras, konsisten, dan berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan dalam menulis tidak datang secara instan, melainkan melalui proses yang panjang dan tekun.


Selain itu, Maya Angelou pernah mengatakan, "Tulislah agar orang lain bisa membaca. Tulislah karena hanya melalui tulisan, seseorang dapat memahami hatimu." Kata-kata bijak ini mengingatkan kita bahwa dengan menulis, kita dapat membuka jendela hati kita kepada orang lain, menyentuh dan menginspirasi mereka.


Menulis juga dapat menjadi bentuk terapi yang efektif untuk mengekspresikan emosi dan perasaan yang sulit diungkapkan secara verbal. Dengan menulis, kita dapat melepaskan beban emosional dan menciptakan ruang bagi pemulihan dan kesembuhan diri.


Tak hanya itu, menulis juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kreativitas dan imajinasi kita. Dengan menulis, kita dapat menciptakan dunia-dunia baru, karakter-karakter yang unik, dan cerita-cerita yang menginspirasi.


Dalam dunia yang semakin terhubung melalui teknologi, menulis juga dapat menjadi cara untuk menyebarkan ide dan informasi secara luas. Melalui blog, artikel, atau buku, kita dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain di berbagai belahan dunia.


Imam Asy-Sya’bi pernah berkata,


“Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok.”


Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur,


الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ * قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ


فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ


Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang


Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ


“Jagalah ilmu dengan menulis.” (Shahih Al-Jami’, no.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).


Yang dimaksud qayyidul ‘ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya. Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat. Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena itu bermaslahat untuk mereka. 


Allah Ta’ala berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)


Dalam Surat Al-Alaq, ayat 1-5:


1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam,

5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.


Dalam ayat di atas, Allah SWT menunjukkan keagungan-Nya dalam menciptakan manusia dan memberikan pengetahuan melalui kalam, yang dapat diartikan sebagai tulisan. Oleh karena itu, menulis dengan tujuan yang baik dan bermanfaat adalah suatu bentuk ibadah dan cara untuk mencari ilmu yang dianjurkan dalam agama Islam.


Dengan mengetahui apa guna dan pentingnya menulis, kita dapat lebih menghargai kegiatan ini sebagai sarana untuk berkembang, menginspirasi, dan menyambungkan diri dengan orang lain. Jadi, jangan ragu untuk mulai menulis, karena dengan menulis, kita akan dapat meninggalkan jejak dan warisan yang bermanfaat bagi generasi mendatang.


Mecoba mengingatkan diri untuk mulai menulis lagi.


Catatan Mas Bojreng di akhir pekan ini.


#menulis #write #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Bukti yang Bungkam

Serial CSI (Crime Scene Investigation) itu keren banget karena nunjukin gimana bukti kecil bisa jadi kunci buat ngebongkar kasus besar. Jad...