Tuesday, February 6, 2024

Toxic people? Jauhi sajalah...

 Yuk sunmori kemana kita dik Ade ?

Menjauh dari yang negatif dan toxic saja mas...

Oke... cusssss


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dengan berbagai jenis manusia, termasuk orang-orang yang memiliki sifat toksik atau negatif, seperti iri hati dan kesombongan. Dalam pandangan Islam, menjaga jiwa dan kesucian hati dari pengaruh negatif adalah suatu keharusan. Tidak hanya untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk keseimbangan sosial dan spiritual dalam komunitas.


Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, toleransi, dan kebersamaan. Namun, hal itu tidak berarti umat Islam harus menerima atau bertoleransi dengan perilaku yang bisa merusak kesejahteraan mental dan spiritual mereka. Sifat toxic seperti iri hati (hasad) dan kesombongan (kibr) secara khusus dikecam dalam Al-Qur'an dan Hadits.


Allah berfirman dalam Al-Qur'an (Surah Al-Falaq ayat 5): "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki." Ayat ini menekankan bahaya iri hati dan pentingnya mencari perlindungan dari efeknya yang merugikan. Nabi Muhammad SAW juga berkata, "Tidaklah masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan." (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan betapa kesombongan atau keangkuhan dapat menghalangi seseorang dari memasuki surga.


Dalam konteks menjauhi orang-orang toksik, beberapa langkah bisa diambil berdasarkan ajaran Islam:


1. Penguatan Iman dan Taqwa: 

Kuatkan hubungan dengan Allah melalui shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an. Dengan iman yang kuat, kita lebih mampu menghadapi pengaruh negatif dari orang lain.


2. Kesadaran Diri dan Refleksi: 

Selalu introspeksi dan evaluasi niat serta tindakan kita sendiri, agar tidak terjerumus ke dalam sifat toksik yang sama.


3. Muhasabah (Self-Accountability) 

Ambil waktu untuk merenungkan perilaku pribadi dan hubungan interpersonal kita, serta memperbaikinya secara aktif.


4. Meminta Nasihat dan Dukungan: 

Bicarakan dengan mentor atau orang yang bijaksana ketika mengalami kesulitan dalam menghadapi orang-orang toksik atau negatif.


5. Pembatasan Interaksi: 

Jika mungkin, batasi interaksi dengan orang-orang yang perilakunya toksik untuk menjaga kesehatan mental dan keharmonisan hidup.


6. Doa dan Perlindungan: 

Memohon kepada Allah untuk perlindungan dari pengaruh buruk dan meminta kekuatan untuk menghadapi tantangan.


7. *mPemaafan dan Empati: 

Cobalah untuk memaafkan dan memiliki rasa empati. Terkadang orang bertindak toksik karena masalah internal mereka sendiri.


8. Sikap Positif: 

Kembangkan sikap positif dan bersyukur dalam segala keadaan. Sikap ini dapat melindungi kita dari energi negatif orang lain.


9. Dakwah dan Nasehat dengan Bijaksana: 

Jika situasinya memungkinkan, mendekati orang yang berperilaku toksik dengan nasehat yang lembut dan bijaksana mungkin membantu mereka memperbaiki diri.


10. Menjaga Lingkungan Sosial yang Sehat: Berusaha untuk berada di lingkungan yang conducive, di mana kebaikan dan sikap positif adalah norma, dan dapat saling menguatkan iman satu sama lain.


Islam memandang pentingnya menjaga keselarasan dan kebahagiaan komunal. Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk berlaku sabar dan bijaksana dalam menghadapi orang-orang yang memiliki sifat toksik, sembari juga menjaga keseimbangan antara kesabaran dan kesehatan diri sendiri.


Dalam menghadapi orang-orang dengan sifat negatif, kita harus selalu kembali kepada apa yang diajarkan oleh Islam tentang keutamaan kesabaran, kasih sayang, dan keadilan, serta memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui kapan harus mendekat dan kapan harus menjauh demi menjaga kesehatan jiwa dan rohani kita sendiri.


Catatan dan pengingat diri Mas Bojreng siang hari ini..

Brummm brummmmm brummmm

(Bukan bunyi knalpot brong)


#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...