Sudah mengeluh hari ini?

Ketika melintas jalur pantura dalam sepi dan sendiri, doa kusematkan.. Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT dalam perjalanan ini sampai tujuan.

Menjemput Rezeki di Pagi Hari

Setiap manusia di muka bumi ini mendambakan rezeki yang melimpah. Dalam Islam, rezeki dipahami tidak hanya sebatas materi, tapi juga kesehatan, kebahagiaan, ilmu pengetahuan, keturunan yang baik, dan berbagai nikmat lainnya yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Adh-Dhariyat ayat 22, "Dan di langit terdapat rezeki kalian dan apa yang dijanjikan kepada kalian."

Mengawali hari dengan penuh rasa syukur di pagi hari adalah cara terbaik untuk menjemput rezeki tersebut. Sejak detik mata ini terbuka, jiwa kita tengah beradu dengan dua pilihan: terlena dalam keluhkesah atau bangkit dengan penuh syukur dan harapan. Di sinilah kita sering kali terjebak dalam pertanyaan, "Masih suka mengeluhkah kita, atau sudah lupa bersyukurkah kita?"

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, yakin bahwa setiap ketetapan-Nya adalah yang terbaik. Mengeluh bisa jadi sinyal bahwa kita kurang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Padahal, syukur adalah kunci untuk membuka lebih banyak pintu rezeki. Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan tambahi (nikmat) kalian."

Dalam menjemput harapan di pagi hari, introspeksi diri menjadi sangat penting. Bertanya pada diri sendiri, "Masihkah kita sibuk membandingkan diri dengan orang lain?" Membandingkan diri dengan kehidupan orang lain adalah racun yang perlahan akan menggerogoti kepuasan kita terhadap nikmat yang ada. Islam mengajarkan untuk melihat orang yang lebih rendah statusnya dalam hal dunia agar kita menjadi lebih bersyukur.

"Masihkah iri dengan orang lain?" sebisa mungkin kita harus membersihkan hati dari penyakit hasad (iri). Iri hati mendorong seseorang untuk berharap nikmat yang ada pada orang lain hilang, padahal sejatinya, rezeki masing-masing individu telah diatur oleh Allah dan tidak akan tertukar. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian, dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi daripada kalian, maka hal itu lebih mungkin untuk tidak meremehkan nikmat Allah atas kalian." (HR. Muslim)

Untuk menjauhkan diri dari sifat iri, Islam mengajarkan kita untuk banyak berzikir dan memohon kepada Allah agar hati kita terjaga dari sifat tersebut. Selain itu, Islam juga mengajarkan konsep "fadhilah" atau kelebihan - yang memberikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing dan kita dianjurkan untuk fokus mengembangkan kelebihan tersebut sebagai bagian dari cara kita menggali dan menikmati rezeki.

Dalam praktik nyata, menjemput rezeki di pagi hari bisa dimulai dari bangun lebih awal untuk menunaikan shalat Subuh, melakukan olahraga ringan, dan menyusun rencana kegiatan hari itu. Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya." (HR. Abu Dawud). Hadits ini mengindikasikan betapa pentingnya waktu pagi sebagai waktu yang penuh keberkahan.

Pada akhirnya, Islam mengajarkan bahwa "pintu yang satu ditutup, Allah SWT akan membuka pintu yang lain." Kepercayaan bahwa Allah selalu menyediakan solusi ketika satu jalan tampak tertutup, mengajarkan kita untuk selalu memiliki sikap optimis dan tidak berputus asa. Melalui sikap ini, kita dituntut untuk selalu berusaha, berdoa, dan bertawakkal kepada-Nya.

Kita mungkin tidak bisa mengendalikan setiap aspek kehidupan, tetapi kita mampu mengendalikan sikap kita terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan ini. Meraih rezeki dengan penuh syukur, sabar, tanpa iri dan dengki, membandingkan diri, atau terjerumus dalam keluh kesah adalah esensi ajaran Islam yang menyemarakkan kehidupan. Wallahu a’lam bish-shawab.

Mendapat pengingat saat berangkat poli dini hari ini.

Alhamdulillah.....

Catatan Mas Bojreng

#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng