Sunday, February 11, 2024

Ketika topengnya terlepas.... tampaklah yang sebenarnya

 Tanggalkan topengmu.... tunjukkan diri yang sebenarnya, tanpa kepalsuan

Dalam hidup, tidak jarang kita berjumpa dengan individu-individu yang mengenakan topeng. Topeng tersebut bukanlah penutup wajah secara harfiah, melainkan prilaku yang digunakan untuk menyembunyikan identitas sejatinya. Hal ini kerap dilakukan karena berbagai alasan. Mungkin untuk menyenangkan orang lain, demi mendapatkan penerimaan sosial, atau bahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang dianggap tidak mungkin diraih dengan menunjukkan jati diri yang asli.


Orang tidak berubah, tetapi topeng yang mereka kenakan dapat terlepas dan membuat yang sebenarnya terlihat. Saat topeng itu jatuh, terungkaplah sosok yang tersembunyi di balik pribadi yang selama ini ditampilkan. Ini menggarisbawahi perlunya menjadi diri sendiri yang apa adanya. Keaslian ini penting, tidak hanya demi kenyamanan diri sendiri tetapi juga untuk menjalani kehidupan yang penuh integritas.


Banyak orang hidup dengan menampilkan sikap penuh kepura-puraan atau kepalsuan dengan berbagai dalih. Seringkali, ini dilakukan dengan harapan untuk disukai, dihormati, atau ditakuti oleh orang lain. Kepalsuan semacam ini bisa menyebabkan ketidakharmonisan dalam diri karena apa yang ditampilkan di luar tidak mencerminkan apa yang ada di dalam.


Mulai dari interaksi sosial hingga konteks profesional, kita mendapati tekanan untuk mengenakan topeng ini. Ketidakjujuran dalam menunjukkan emosi asli atau pendapat pribadi menjauhkan kita dari esensi keberadaan kita, yang sesungguhnya adalah unik dan berharga. Dalam hubungan yang lebih intim, seperti keluarga atau pertemanan, topeng dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan kehancuran hubungan jangka panjang karena dasar-dasar pembangunan hubungan yang kuat adalah kejujuran dan keterbukaan.


Ketika kita beralih ke pandangan Islam akan hal ini, kita menemukan bahwa agama ini menekankan pentingnya kejujuran dan integritas. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT adalah Al-Batin, yaitu Yang Maha Mengetahui yang tersembunyi, sehingga tidak ada yang bisa disembunyikan dari-Nya, termasuk isi hati dan kebenaran diri seseorang.


Dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 42 disebutkan, "Dan janganlah kamu campur-adukkan kebenaran dengan kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran itu sementara kamu mengetahui." Ayat ini menegur mereka yang menyembunyikan kebenaran dengan penampakan yang batil. Selain itu, hadits nabi Muhammad SAW juga banyak yang menegaskan pentingnya kejujuran. Salah satunya adalah, "Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga."


Dalam konteks ini, topeng-topeng yang kita kenakan dalam kehidupan sosial kita sehari-hari merupakan representasi dari 'kebatilan' yang dimaksudkan untuk disembunyikan. Topeng yang kita kenakan ini bukan hanya menyesatkan orang lain, tetapi juga menjauhkan kita dari kebahagiaan yang tulus dan dalam, karena kepuasan dan kedamaian sejati datang ketika kita berada dalam keadaan yang harmonis dengan nilai dan kepercayaan kita yang nyata.


Oleh karena itu, tugas kita adalah untuk mengenali pentingnya menjadi diri sendiri yang apa adanya. Hal ini tidak berarti kita tidak dapat berkembang atau beradaptasi dengan lingkungan atau situasi baru, namun setiap perkembangan dan adaptasi itu harus berasal dari nilai dan prinsip inti kita yang tidak berubah.


Penting untuk memahami bahwa kita tidak perlu menjadi sempurna di mata orang lain. Menjadi sempurna adalah target yang tidak realistis dan menuntunkan diri kita pada sebuah pencarian yang tidak akan pernah berakhir. Yang dibutuhkan adalah mengenali keunikan diri kita dan menghargainya – menggunakan "topeng" yang sesungguhnya transparent, yang tidak menyembunyikan apapun tetapi lebih menonjolkan isi hati dan pikiran kita yang sebenarnya.


Dalam menanggalkan topeng, kita menemui kebebasan. Kebebasan untuk mengakui dan mengekspresikan ketakutan kita, kebebasan untuk mengungkapkan cinta kita, dan yang paling penting, kebebasan untuk menjadi diri sendiri yang apa adanya. Ketika apa yang ada di luar sama dengan apa yang ada di dalam, kita merasa lebih utuh, lebih terhubung dengan dunia dan lebih penting lagi, dengan pencipta kita.


Mari kita bertekad untuk hidup tanpa topeng, hidup dengan keniscayaan bahwa setiap kita adalah ciptaan Allah yang indah dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mari kita bangun dunia di mana kejujuran dan keaslian dihargai lebih dari penampilan atau citra palsu. Inilah perjalanan mencapai kebahagiaan yang sejati – perjalanan menanggalkan topeng dan menjadi diri yang sebenarnya.


Mencoba menulis agak panjang lebar disaat...


Catatan Mas Bojreng


#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

2 comments:

  1. Mantap Mas Bojreng....Topeng memang realita kehidupan, kadang menunjukkan kekerdilan orang dalam mengakui dan menjalankan kehidupan, tetapi bisa jadi sebuah Topeng dikenakan manakala untuk menutup aib diri..dengan berubah terus menuju kebaikan...

    Selamat menapaki dunia Topeng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun kakak.. saya masih belajar menulis pengen bisa seperti kakak

      Delete

Bukti yang Bungkam

Serial CSI (Crime Scene Investigation) itu keren banget karena nunjukin gimana bukti kecil bisa jadi kunci buat ngebongkar kasus besar. Jad...