Friday, December 8, 2023

Menyadari keterbatasan diri

 "Merendahkan Diri di Hadapan Sang Pencipta: Keterbatasan Manusia sebagai makhluk ciptaan Nya"

Seiring bertambahnya usia, kita sebagai manusia mengalami perubahan dalam respon tubuh dan pikiran. Kita mungkin tidak lagi memiliki kekuatan dan daya tahan yang sama seperti ketika kita masih muda. Pikiran kita juga bisa menjadi lebih bijaksana dan penuh pemahaman dengan pengalaman hidup yang terus-menerus kita dapatkan.


Namun, di tengah perubahan ini, sangat penting untuk tetap menyadari keterbatasan diri kita. Sebagai manusia yang kecil dan rapuh, kita hanya mencapai sejauh yang diizinkan oleh Allah SWT. Kita tidak dapat mengendalikan segalanya, melainkan kita hanya mampu melakukan usaha terbaik sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita.


Dalam menjalani kehidupan ini, bukanlah hal yang perlu untuk dibanggakan atau disombongkan. Kita tidak perlu memamerkan apa yang telah kita capai atau mengunggulkan diri kita sendiri. Sebagai makhluk kecil yang diciptakan oleh Allah SWT, kita seharusnya bersyukur dan tenggelam dalam ketundukan kita kepada-Nya.


Dalam kesadaran akan keterbatasan kita, kita dapat menemukan kedamaian dan kerendahan hati. Kita belajar untuk mengandalkan Allah SWT dalam setiap langkah hidup kita, dan kita menerima bahwa semua yang kita miliki merupakan karunia-Nya. Dalam merendahkan diri kita, kita juga dapat membuka pintu bagi belas kasih dan pengampunan dari Allah SWT.


Dalam pandangan Islam, manusia dianggap sebagai makhluk yang lemah dan kecil di hadapan Allah SWT. Manusia diciptakan dengan tujuan untuk menyembah dan taat kepada-Nya. Oleh karena itu, tidak ada ruang bagi manusia untuk bersikap sombong, angkuh, atau riya.


Pertama, bersikap sombong terhadap sesama manusia adalah tindakan yang sangat tidak dihargai dalam Islam. Allah SWT menciptakan manusia dari tanah dan menghembuskan ruh-Nya ke dalamnya. Tidak ada sebab bagi seseorang untuk merasa lebih baik atau lebih unggul dari orang lain berdasarkan kedudukan sosial, kekayaan, atau kekuasaan mereka. Semua manusia adalah sama di mata Allah SWT, dan kebaikan seseorang ditentukan oleh ketakwaannya, bukan oleh hal-hal duniawi.


Kedua, angkuh adalah karakter yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Keangkuhan mengarah pada perasaan superioritas yang salah dan pandangan merendahkan terhadap orang lain. Allah SWT tidak menyukai ketidakadilan dan keangkuhan dalam bentuk apapun. Sebaliknya, ajaran Islam mengajarkan manusia untuk merendahkan diri, menghormati sesama, dan mengakui bahwa hanya Allah SWT yang layak untuk diperibadikan.


Ketiga, riya merujuk pada tindakan memperlihatkan kebaikan dengan tujuan mendapatkan pujian atau pengakuan manusia, bukan untuk membersihkan hati dan mendapatkan keridhaan Allah SWT. Islam mengajarkan pentingnya melakukan amal baik dengan niat yang tulus dan ikhlas semata-mata untuk memenuhi tuntutan agama dan mendekatkan diri kepada Allah. Tindakan ini tidak boleh dilakukan semata-mata untuk mencari pujian atau perhatian dari orang lain, karena hal itu dapat merusak tujuan sejati dari ibadah.


Dalam Islam, sikap yang lebih dianjurkan adalah rendah hati, bersikap lembut, dan saling menghormati sesama manusia. Manusia harus menyadari bahwa tidak ada satu pun makhluk yang lebih tinggi dari Allah SWT, dan hanya Allah SWT yang memiliki otoritas mutlak. Dalam menjalani hidup, kita harus senantiasa berusaha menjadi hamba yang tawadhu' dan mempersembahkan segala tindakan kita kepada-Nya dengan ikhlas dan rendah hati.


Dengan tetap merendahkan diri, manusia akan menemukan kedamaian, kebahagiaan sejati, dan pertumbuhan spiritual yang sesungguhnya. Seiring dengan itu, sikap rendah hati juga memperkuat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan sesama makhluk-Nya. Oleh karena itu, manusia diharapkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjauhkan diri dari sikap sombong, angkuh, dan riya, dan menggantinya dengan sikap yang penuh penghormatan dan rendah hati dalam menghadapi kebesaran Allah SWT.


Jadi, mari kita terus menyadari dan menghormati keterbatasan diri kita sebagai manusia kecil yang merupakan ciptaan Allah SWT. Kita tidak perlu membanggakan atau menyombongkan diri, melainkan kita harus hidup dalam rasa syukur dan kerendahan hati, dan tunduk kepada-Nya dalam segala hal yang kita lakukan.


Pemikiran dan perenungan diatas kereta ...

Pengingat diri sendiri




Catatan Mas Bojreng





##buku #bacabuku #book #books #booklover #bookstagram #bookworm #bookstagramchallenge���� #bookbookbook #read #reads #readbook #bookreview #readbooks #readbookseveryday #reading #readingtime #readingchallenge���� #readingbooks #readingforpleasure #readinglist #literate #literature #baca #ilovebooks #ilovebook #ilovereading #library #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Bukti yang Bungkam

Serial CSI (Crime Scene Investigation) itu keren banget karena nunjukin gimana bukti kecil bisa jadi kunci buat ngebongkar kasus besar. Jad...