Di matamu, aku belajar arti teguh,
Idealisme bukan sekadar kata—ia napasmu,
Disiplinmu mengalir bagai sungai jernih,
Integritasmu tegak seperti pohon tua menolak badai.
Engkau ajarkanku menakar tiap langkah,
Ketelitianmu seperti tukang ukir pada kayu kehidupan,
Engkau tak bersuara, namun teladanmu lantang,
Dalam kesederhanaan, engkau menyimpan kemuliaan.
Engkau berkata tanpa kata: “Jangan kejar dunia,”
Nilai bukan pada emas, tapi pada jiwa yang lurus,
“Sabarlah, kendalikan bara dalam dada,” katamu,
“Berhentilah saat adzan memanggil—langkahkan kakimu ke masjid.”
Kini, rumah terasa sunyi tanpa nasihatmu,
Tapi warisanmu bukan harta, melainkan arah,
Langkahku kerap gontai menapak jejakmu,
Namun bayangmu selalu menuntunku dalam diam.
Papa… maafkan anakmu,
Bila belum mampu membuatmu bangga,
Kini engkau telah tenang, tak lagi sakit,
Dalam doa, kutitipkan rinduku pada Allah SWT.
Mas Bojreng dalam diam
#FatherLegacy #SilentWisdom #TimelessValues #GuidingLight #EternalLove
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:
Post a Comment