Bangkit Diponegoro, membawa bara.
Melawan angkara, durjana yang congkak,
Dengan iman teguh, tak pernah goyah retak.
Penjajah menggenggam kekuasaan lalim,
Menghisap bumi, mengusik nurani yang suci
Namun sang Pangeran tak gentar, tak tunduk,
Meski darah tumpah, tekadnya tak surut.
Pengkhianatan datang dari mereka yang dekat,
Kawan menjadi lawan, racun dalam sekat.
Luka di dada, namun jiwa tak mati,
Langkahnya tetap gagah, menapaki sunyi.
Ia bukan sekadar bertarung dengan pedang,
Tapi mengusung panji: adil dan terang.
Membangkitkan rakyat, menyalakan nyali,
Melawan batil, meski harus sendiri.
Kini kekuasaan jadi topeng kedunguan,
Seorang menteri merusak tatanan dengan kesombongan.
Bukan tabib, bukan ahli, tapi pongah bicara nyawa,
Rakyat jadi korban, negeri jadi bahan canda.
Ingat sabda Rasul, tajam tak terbantah:
Jika amanah diserahkan pada yang tak berilmu, tunggulah binasa.
Negeri tak runtuh karena musuh di luar,
Tapi oleh kebodohan yang dipelihara di singgasana kekuasaan liar.
Duhai jiwa muda, dengarlah kisah ini,
Pahlawan sejati tak hidup untuk diri.
Diponegoro gugur dalam perang yang panjang,
Namun kebenaran kekal, tak pernah hilang.
Wahai pemuda, jangan tidur dalam damai palsu!
Bangkit! Warisi semangat sang pangeran!
Jangan biarkan batil merajalela,
Angkat pedang kebenaran! Tegakkan nusa dan bangsa!
Mas Bojreng, dibacakan pada Aksi Keprihatinan 20 Mei 2025
#RiseForJustice #SpiritOfDiponegoro #ResistTyranny #TruthShallPrevail #YouthAwakening
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment