Tuesday, April 29, 2025

Hidup untuk Mati, Mati untuk Hidup


Kita ini bukan milik diri,

Ditiupkan ruh tanpa diminta,
Dititipkan hidup yang sebentar sekali,
Lalu dipanggil pulang saat segalanya belum selesai juga.

Allahu ghayatuna—Dia tujuan akhir segalanya,
Namun langkah-langkah kita tersesat oleh dunia,
Padahal dunia ini penjara bagi mukmin sejati,
Dan kebebasan itu… justru dimulai saat ruh pergi.

Adakah yang lebih pasti dari kematian?
Namun mengapa ia paling kita abaikan?
Adakah yang lebih dekat dari ajal di balik punggung?
Namun mengapa kita berjalan seolah tak akan ditenggelamkan?

Jangan kau kira hidup ini untuk bersinar,
Ia adalah ujian, bukan panggung kemenangan,
Yang bersinar di dunia bisa saja redup di akhirat,
Dan yang tertunduk di dunia bisa berdiri tinggi di Mahsyar.

Maka hiduplah… untuk mati dalam iman,
Persiapkan bukan bekal dunia, tapi bekal pengampunan,
Karena kubur bukan tidur, tapi awal pertanyaan,
Tentang Rabbmu, agamamu, dan siapa Nabi panutan.

Dan jika kau hidup hanya untuk dunia yang akan binasa,
Sungguh kau tengah membangun rumah di atas pasir,
Tapi jika kau hidup untuk mati dalam ridha-Nya,
Maka kau telah pulang—bahkan sebelum jasadmu dikubur.

Mas Bojreng

#HidupUntukMati #RenunganAkhirat #SpiritualJourney #BekalAkhirat #IslamicReflection
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...