Angin di dadaku berembus ke arah yang tak pernah kau kenang.
Bukan untuk membantah layar yang kau bentangkan dulu,
Hanya saja, jiwaku ingin menepi di dermaga yang lain dan syahdu.
Kau ajarkan nilai, kau wariskan arah
Namun jiwaku memanggil arah yang berbeda langkah
Apa pun yang dunia rampas dari genggamanku nanti
Mereka takkan bisa merampas harga diriku, Pa, yang sejati
Dari kecil kudengar gema nasihatmu yang teguh dan dalam,
Namun hatiku—perlahan—ingin berjalan tanpa bayang di belakang.
Bila langkah ini tersandung, bila akhirnya tak sampai ke puncak,
Biarlah, asal aku menghirup udara keyakinanku yang tak retak.
Ada hal-hal yang tak bisa direngkuh meski dunia menggenggam erat,
Seperti martabat, yang tumbuh dari keberanian memilih arah sesaat.
Mereka boleh mencibir, mencabut, mengukur langkahku yang ganjil,
Namun tak seorang pun dapat mengaburkan cahaya dalam batinku yang mungil.
Jika kelak kau menoleh dan tak lagi kutemui di jalan yang sama,
Percayalah—bukan karena lupa, bukan karena kecewa.
Aku hanya belajar menjadi nyala, bukan bayang,
Dalam sunyi yang kupilih, dalam cahaya yang tak selalu terang.
Mas Bojreng
#FollowYourPath #InnerLight #SilentCourage #StayTrue #DignityMatters
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment