Saturday, March 29, 2025

Cintanya Bhisma tuk Astina


Di tanah suci Astina berjaya,

Bhisma bersumpah, setia selamanya,
Walau hatinya kadang terluka.

Ia tak gentar menegakkan dharma,
Menasehati raja dengan bijaksana,
Meski suaranya tak dihiraukan mereka.

Dengan panji dan pedang di tangan,
Ia memimpin perang tanpa dendam,
Demi negeri, bukan demi penguasa kejam.

Namun hatinya bagai lautan luka,
Melihat perang yang sia-sia,
Saudara bertumpah darah karena angkara.

Ia tahu ajalnya kian mendekat,
Namun tak roboh walau tertancap panah,
Di ranjang panah ia tetap tegak.

Menunggu matahari di ufuk bersinar,
Sang ksatria memilih waktunya sendiri,
Menghadap ajal dengan senyum bersemi.

Bhisma gugur bukan sebagai Kurawa,
Bukan pula sebagai Pandawa,
Ia gugur sebagai putra Astina yang setia.

Mas Bojreng ketika melihat cinta Bhisma terhadap Astina

#BhishmaTheUnyielding #LoyaltyToDharma #WarriorOfAstina #SacrificeAndHonor #LegacyOfBhishma
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...