Friday, February 7, 2025

Diamku Bukan Kosong

Jangan salah artikan diamku, wahai yang tak peka,

Bukan berarti aku buta, bukan berarti tak bersuara.
Sebab kata bisa tajam, bisa menusuk lebih dalam,
Maka lebih baik diam, biar waktu yang menyulam.

Hati-hati saja saat sunyiku mulai menggema,
Saat bibirku terkunci, dan tak ada kata tercipta.
Sebab jika aku masih berbicara, meski lirih tak nyata,
Itu tandanya masih ada hormat tersisa di dada.

Tak semua yang diam itu bodoh, jangan terlampau pongah,
Sebab mereka yang paham, tak perlu bising dan megah.
Berlutut bukan caraku, membungkuk pun tak biasa,
Sebab hormat tak dibeli, tak sekadar kata tanpa makna.

Respect is earned, not a prize to be given,
Tak jatuh dari langit, tak datang dari syair yang manis terucapkan.
Jangan cari hormat di tempat yang kau abaikan,
Sebab diamku, bisa jadi salam perpisahan.

Aku tak pernah sekalipun menyesali diamku,
Tapi berkali-kali menyesali kata yang terucap palsu.
Umar bin Khattab sudah lebih dulu mengingatkan,
Bahwa lidah tak bertulang, tapi bisa membunuh harapan.

Maka lebih baik diam, daripada sesal tak bertepi,
Daripada bicara, lalu hati-hati tersakiti.
Karena kata yang tajam tak bisa ditarik kembali,
Dan diam yang tepat lebih kuat dari seribu janji.

Mas Bojreng ketika menahan diri untuk berucap

#SilenceSpeaksLouder #RespectIsEarned #WiseWordsMatter #ThinkBeforeYouSpeak #PowerOfSilence
#poem #poetry #poetsofinstagram #poets #poet #poetrycommunity #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...