Wednesday, December 11, 2024

Menahan Diri, Meraih Kedamaian: Refleksi tentang Emosi, Keikhlasan, dan Kehidupan

Ketika harus menahan diri baik dari perbuatan maupun perkataan, maka saya akan diam.

Berusaha menahan emosi atau perasaan yang ada sampai hati tenang.

Saya memang masih harus banyak belajar sekali untuk melakukan hal ini.
Ketika saya akan mengeluarkan pendapat saya berusaha menempatkan diri bagaimana kalau seandainya saya di posisi orang tersebut, berusaha memahami dari sudut pandang orang lain. Berusaha memakai sepatu orang lain, walaupun mungkin tidak pas untuk saya. Belajar mencoba merasakan apa yang orang lain rasakan.
Menahan diri, yang mungkin seringkali saya coba rubah dari perkataan atau perbuatan menjadi suatilu bentuk tulisan yang benar benar saya tulis tanpa filter, yang kemudian akan saya baca berulang kali untuk saya cerna dan pikirkan.
Berdialog dengan Allah SWT, membaca kalam Illahi untuk menenangkan hati. Inshaa Allah sering sekali mendapatkan jalan keluar dengan pikiran yang lebih tenang dan tidak impulsif.
Sometimes something are better left unsaid.
Seringkali saya menyesal atas apa yang sudah saya utarakan dalam keadaan saya emosi.

"Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku. Tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku."
Umar ibn Khattab ra.

Menghormati dan menghargai pendapat orang lain, mencerna dan berpikir, menahan diri sebelum mengeluarkan perkataan atau melakukan suatu tindakan.

Pengingat pagi ini "Jika pasanganmu sedang marah, maka kamu harus tenang. Karena ketika satu di antaranya adalah api, maka satu yang lainnya harus bisa menjadi air yang bisa meredam amarah tersebut."
Umar ibn Khattab ra
Ternyata nasehat ini juga bisa dipakai saat kita berinteraksi dengan orang lain atau sekelompok orang.

Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Karena hidup itu simple aja kok sebenarnya.
Kita tidak harus membuktikan apapun kepada siapapun.
Dinilai baik atau buruk biarkan itu menjadi urusan mereka.
Karena kita hidup bukan untuk membuat siapapun terkesan tapi untuk menabung pahala
sebanyak-banyaknya demi investasi masa depan
Dan saya tidak perlu susah payah menjelaskan diri pada orang lain, biarkan saja mereka bebas mendefinisikan apapun tentang diri saya.
Sebab Allah Maha Tahu siapa diri saya, dan itu sudah cukup.

Semoga,penutup untuk renungan saya di pagi hari ini, setelah kemarin mengobrol dengan salah satu sahabat baik saya.
"Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya."

Catatan Mas Bojreng pagi ini.

#SelfReflection #EmotionalIntelligence #HumilityMatters #InnerPeace #LiveForAllah #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...