Monday, December 16, 2024

Pentingnya Pemeriksaan Antenatal Care pada Ibu Hamil dengan Bekas Operasi Caesar (SC)

 Hari Senin ini menghadapi beberapa kasus dengan bekas persalinan dengan SC atau operasi sebelumnya dan ternyata banyak yang menyepelekan untuk melakukan pemeriksaan antenatal care yang baik saat kehamilan terutama yang bekas SC. 

Ada yang baru 13 bulan dan sudah hamil 16 minggu, ada juga yang sampai 1 minggu melebihi HPL dengan letak sungsang, dimana hanya sekali kontrol ke RS sebelumnya hanya ke faskes 1 itupun jarang sekali, ketika ditanyakan kenapa? Jawabnya simpel, gak ada yang mengantar dok. Padahal jarak dari rumah pasien tersebut ke RS hanya 10 menit kalau naik kendaraan bermotor.

Jadi ya sudah sesorean ini coba nulis deh, gak tahu juga ada yang baca atau tidak.

Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat operasi caesar sebelumnya, pemeriksaan antenatal care (ANC) menjadi sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin serta merencanakan persalinan yang aman. Berikut adalah penjelasan yang mudah dipahami mengenai apa yang perlu diketahui dan dipersiapkan.


Kenapa Pemeriksaan ANC Sangat Penting?

  1. Memonitor Kondisi Rahim
    Bekas luka operasi caesar di rahim perlu dipantau secara berkala untuk memastikan kekuatannya. Pemeriksaan ini membantu dokter menilai risiko komplikasi seperti ruptura uteri (robekan rahim).

  2. Mengidentifikasi Risiko Plasenta
    Ibu dengan riwayat SC memiliki risiko lebih tinggi mengalami plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) atau plasenta akreta (plasenta menempel terlalu dalam pada dinding rahim), yang bisa berbahaya saat persalinan.

  3. Perencanaan Persalinan
    Dokter akan membantu menentukan apakah ibu bisa melahirkan normal (Vaginal Birth After Cesarean atau VBAC) atau memerlukan operasi caesar ulang, berdasarkan kondisi ibu dan janin.


Apa yang Harus Diketahui Saat Berkonsultasi dengan Dokter?

  1. Riwayat Operasi Sebelumnya
    Ibu perlu memberikan informasi lengkap tentang:

    • Tahun operasi caesar sebelumnya.
    • Penyebab dilakukannya operasi (misalnya, janin sungsang atau kondisi darurat).
    • Apakah ada komplikasi saat operasi sebelumnya.
  2. Kondisi Bekas Luka Operasi
    Dokter biasanya akan melakukan USG untuk mengukur ketebalan bekas luka di rahim. Ketebalan ini menjadi salah satu indikator apakah VBAC memungkinkan.

  3. Pemeriksaan Tambahan
    Selain USG rutin, dokter mungkin akan meminta pemeriksaan lain seperti:

    • Pemantauan pertumbuhan janin.
    • Evaluasi posisi plasenta.
  4. Risiko dan Pilihan Persalinan
    Ibu dan suami harus berdiskusi terbuka dengan dokter tentang risiko, manfaat, dan rencana persalinan, termasuk kemungkinan VBAC atau SC ulang.


Apa yang Perlu Dipersiapkan?

  1. Pemeriksaan Rutin
    Jadwalkan pemeriksaan ANC secara teratur untuk memantau perkembangan kehamilan.

  2. Diskusi Rencana Persalinan
    Tentukan sejak awal apakah ada keinginan untuk mencoba VBAC atau langsung merencanakan operasi SC ulang.

  3. Kesiapan Mental dan Finansial
    Persalinan dengan riwayat SC sebelumnya mungkin memerlukan perawatan tambahan, jadi siapkan mental dan biaya yang cukup.

  4. Kenali Tanda Bahaya
    Ibu dan suami perlu memahami tanda bahaya seperti:

    • Nyeri hebat di perut.
    • Perdarahan yang tidak biasa.
    • Kontraksi terlalu sering atau terlalu kuat.

VBAC atau Operasi SC Ulang?

VBAC (Vaginal Birth After Cesarean)

  • VBAC memungkinkan persalinan normal setelah operasi SC, tetapi hanya aman jika:

    • Bekas luka operasi cukup tebal.
    • Tidak ada komplikasi seperti plasenta previa.
    • Posisi janin normal.
  • Keuntungan VBAC:

    • Proses pemulihan lebih cepat.
    • Risiko infeksi lebih rendah dibanding SC ulang.
  • Risiko VBAC:

    • Ruptura uteri, meskipun jarang, bisa berakibat fatal jika terjadi.

Operasi Caesar Ulang

  • SC ulang biasanya dipilih jika:

    • Bekas luka rahim terlalu tipis.
    • Ada riwayat komplikasi serius pada SC sebelumnya.
    • Kondisi medis tertentu seperti plasenta previa.
  • Keuntungan SC Ulang:

    • Lebih terprediksi dan terkontrol.
  • Risiko SC Ulang:

    • Proses pemulihan lebih lama.
    • Risiko perlengketan organ dalam (adhesi) meningkat.

Risiko pada Ibu dan Janin dengan Riwayat SC

  1. Risiko pada Ibu:

    • Ruptura Uteri: Bekas luka rahim dapat robek saat kontraksi terlalu kuat.
    • Plasenta Akreta: Plasenta tumbuh terlalu dalam, menyebabkan perdarahan hebat saat persalinan.
    • Adhesi: Perlengketan organ dalam akibat operasi berulang.
    • Infeksi: Risiko lebih tinggi pada SC ulang.
  2. Risiko pada Janin:

    • Prematuritas: Jika SC ulang dilakukan terlalu dini.
    • Cedera saat Operasi: Meski jarang, ada risiko kecil janin terkena alat bedah.
    • Gangguan Pertumbuhan: Jika ada komplikasi pada plasenta.

Kesimpulan

Ibu hamil dengan bekas operasi caesar perlu lebih memperhatikan pemeriksaan kehamilannya. ANC rutin membantu dokter memantau kondisi rahim, mengidentifikasi risiko, dan merencanakan persalinan yang aman. Diskusikan pilihan persalinan dengan dokter, apakah akan mencoba VBAC atau memilih SC ulang. Yang terpenting, kenali tanda bahaya, persiapkan mental, dan selalu konsultasikan setiap keputusan dengan dokter untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.

Catatan Mas Bojreng


#AntenatalCareMatters #SafePregnancyJourney #VBACvsCSection #HealthyMomHealthyBaby #InformedPregnancyChoices #obgyn #obgyndoctor #catatanmasbojreng #masbojreng

Friday, December 13, 2024

Kisah jaga saya saat sekolah

Kisah saya disaat pendidikan di kedokteran dahulu. Saat coass dan PPDS saya bisa bertemu dengan sekelompok orang yang luar biasa... buat saya mereka sekelompok orang yang bisa mengangkat dan mengeluarkan sisi baik saya. 😁

Saat memasuk dunia coass saya dinasehati sahabat saya yang sudah menempuh PPDS, maklum saya kuliahnya lama, pendalaman soalnya 😁. Apapun yang terjadi, coass di stase manapun gak boleh mundur, jaga malam tanggal 24 atau 25 Desember, jaga saat tahun baru, jaga saat lebaran. Lahap aja dan cuek aja. Memang pas kebagian jaga ya jaga aja. Saat PPDS pun seperti itu. Alhamdulillah gak pernah minta tukeran jaga. Sudah merupakan konsekuensi saya.

Dan ternyata pada saat selesai pendidikan?

Jadi dokter umum, jaga saat lebaran dan tidak mudik. Saat menjadi spesialis? Saat bertugas di Pangkalanbun pun juga jaga saat lebaran seminggu full. Tahun baru dsb liburan liburan yang lain. Kalau jaga ya jaga aja.

Sampai sekarang masih, karena ya itu memang konsekuensi saya sebagai seorang dokter, apalagi seorang dokter obgyn yang kerjanya sering tidak kenal waktu bisa sewaktu waktu.

Acara bareng keluarga, sering saya tidak bisa ikut. Karena pas jaga atau tidak bisa tukar jaganya.

Dari jaman sekolah dulu saya hanya bisa meminta pengertian dan permintaan maaf terhadap keluarga saya.

Jangan salah, saya bukan berasal dari keluarga dokter, Alhamdulillah sampai sekarang keluarga saya masih memahami resiko dari pekerjaan yang saya lakukan ini.

Ini bukan mengeluh, hanya bercerita bagaimana buat saya ini bukan sekedar pekerjaan tapi ini "passion" saya. Dijalankan dengan baik, bertanggungjawab tidak mengeluh.

Apakah jaga ini berarti mem"bully" maaf saya tidak merasa jaga ada "bully" karena saat bekerja pun itulah yang terjadi.

Jadi ini cerita saya dan bagaimana keluarga saya menanggapinya. Tidak perlu dibanding bandingkan. Karena setiap orang punya cerita mereka masing masing. Hanya kalau saat pemdidikan sudah gampang mengeluh, sadarlah, saat bekerja itu tantangan yang dihadapi semakin berat dan semakin beragam.



Catatan Mas Bojreng saat sekolah


#dokter #coass #residen #obgyn #obgynlife #obgyndoctor #catatanmasbojreng #masbojreng

Tom Sa Bu

Ketika saya merasa dunia yang saya cintai mengalami perubahan yang drastis dan entah kenapa ada yang mengganjal di hati, tiba tiba teringat akan sosok fiktif bernama Kim Sa Bu

Dr. Boo Yong Joo, yang lebih dikenal sebagai "Kim Sa Bu," adalah karakter utama dalam drama Korea
"Dr. Romantic" (Romantic Doctor, Teacher Kim). Ia adalah seorang dokter bedah legendaris yang memilih meninggalkan kehidupan mewah di rumah sakit besar untuk mengabdikan dirinya di RS Doldam, sebuah rumah sakit kecil di pedesaan.

Pandangan Dr. Kim Sa Bu sebagai Dokter:

• Pasien adalah Prioritas Utama
Kim Sa Bu memegang teguh prinsip bahwa nyawa pasien adalah hal yang paling penting, terlepas dari status sosial, kekayaan, atau posisi mereka. Ia percaya bahwa tugas utama dokter adalah menyelamatkan nyawa tanpa kompromi, meskipun harus melawan sistem atau menghadapi tekanan dari pihak berkuasa.

• Mengutamakan Etika Kedokteran
Ia sering menantang kebijakan rumah sakit besar yang lebih mengutamakan keuntungan daripada kesejahteraan pasien. Ia menunjukkan keberanian melawan korupsi, nepotisme, dan ketidakadilan dalam sistem kesehatan.

• Guru yang Tegas namun Bijaksana
Sebagai seorang mentor, Kim Sa Bu keras dalam mendidik dokter-dokter muda di sekitarnya, seperti Kang Dong Joo, Yoon Seo Jung, dan Cha Eun Jae. Namun, ia memiliki tujuan mulia: membentuk mereka menjadi dokter yang kompeten, berhati tulus, dan berani mengambil tanggung jawab dalam situasi sulit.
"Jika kau menjadi dokter untuk mengejar uang atau ketenaran, kau tidak akan pernah bisa menyelamatkan nyawa seseorang dengan sepenuh hati."
• Pendekatan Holistik dalam Medis
Selain keahlian teknisnya sebagai dokter bedah, Kim Sa Bu juga memperhatikan aspek emosional pasien dan stafnya. Ia memahami bahwa menjadi dokter tidak hanya soal keterampilan medis tetapi juga empati dan hubungan manusiawi.

“Seorang dokter bukanlah dewa. Kita tidak bisa menyelamatkan semua orang. Tapi yang bisa kita lakukan adalah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan pasien di depan kita.”

Rumah Sakit Doldam

RS Doldam adalah simbol harapan dan dedikasi. Meskipun merupakan rumah sakit kecil di pedesaan dengan fasilitas terbatas, di bawah kepemimpinan Kim Sa Bu, RS ini menjadi tempat di mana pasien-pasien mendapatkan perawatan terbaik tanpa diskriminasi.

Tantangan di RS Doldam

• Keterbatasan sumber daya dan staf.

• Pasien-pasien dengan kondisi darurat yang sering datang dari kecelakaan atau insiden besar di daerah terpencil.

• Tekanan eksternal dari rumah sakit besar atau pihak berwenang.

Ciri Khas RS Doldam

• Tim kecil namun solid yang dipimpin oleh Kim Sa Bu.

• Suasana kerja yang penuh tekanan tetapi menginspirasi, dengan momen-momen dramatis dan emosional.

• Tempat di mana dokter-dokter muda belajar menemukan jati diri mereka sebagai dokter yang sesungguhnya.

Dr. Boo Yong Joo alias Kim Sa Bu adalah representasi ideal seorang dokter yang tidak hanya berdedikasi pada profesinya, tetapi juga memperjuangkan keadilan, kemanusiaan, dan nilai-nilai luhur kedokteran. RS Doldam menjadi panggung di mana nilai-nilai itu diuji dan diwujudkan.

"Ketika rumah sakit berubah menjadi bisnis, pasien tidak lagi menjadi prioritas, melainkan angka di laporan keuangan. Itulah saat kita berhenti menjadi dokter sejati."

Kutipan ini menunjukkan kritik tajamnya terhadap sistem kesehatan yang terlalu berorientasi pada keuntungan, di mana nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab dokter terhadap pasien sering terabaikan. Kim Sa Bu percaya bahwa kesehatan adalah hak dasar manusia, bukan komoditas yang diperjualbelikan.

Sepertinya saya pengen sekali bekerja di lingkungan seperti RS Doldam dan semua stafnya. Kayaknya disana belum ada obgynnya 😁😁


#DrRomantic #KimSaBu
#RumahSakitDoldam #DokterInspiratif #EtikaKedokteran  #DoctorWithIntegrity #PatientFirst #CompassionateCare #MedicalMentor #EthicalMedicine
#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

Wednesday, December 11, 2024

Menahan Diri, Meraih Kedamaian: Refleksi tentang Emosi, Keikhlasan, dan Kehidupan

Ketika harus menahan diri baik dari perbuatan maupun perkataan, maka saya akan diam.

Berusaha menahan emosi atau perasaan yang ada sampai hati tenang.

Saya memang masih harus banyak belajar sekali untuk melakukan hal ini.
Ketika saya akan mengeluarkan pendapat saya berusaha menempatkan diri bagaimana kalau seandainya saya di posisi orang tersebut, berusaha memahami dari sudut pandang orang lain. Berusaha memakai sepatu orang lain, walaupun mungkin tidak pas untuk saya. Belajar mencoba merasakan apa yang orang lain rasakan.
Menahan diri, yang mungkin seringkali saya coba rubah dari perkataan atau perbuatan menjadi suatilu bentuk tulisan yang benar benar saya tulis tanpa filter, yang kemudian akan saya baca berulang kali untuk saya cerna dan pikirkan.
Berdialog dengan Allah SWT, membaca kalam Illahi untuk menenangkan hati. Inshaa Allah sering sekali mendapatkan jalan keluar dengan pikiran yang lebih tenang dan tidak impulsif.
Sometimes something are better left unsaid.
Seringkali saya menyesal atas apa yang sudah saya utarakan dalam keadaan saya emosi.

"Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku. Tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku."
Umar ibn Khattab ra.

Menghormati dan menghargai pendapat orang lain, mencerna dan berpikir, menahan diri sebelum mengeluarkan perkataan atau melakukan suatu tindakan.

Pengingat pagi ini "Jika pasanganmu sedang marah, maka kamu harus tenang. Karena ketika satu di antaranya adalah api, maka satu yang lainnya harus bisa menjadi air yang bisa meredam amarah tersebut."
Umar ibn Khattab ra
Ternyata nasehat ini juga bisa dipakai saat kita berinteraksi dengan orang lain atau sekelompok orang.

Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Karena hidup itu simple aja kok sebenarnya.
Kita tidak harus membuktikan apapun kepada siapapun.
Dinilai baik atau buruk biarkan itu menjadi urusan mereka.
Karena kita hidup bukan untuk membuat siapapun terkesan tapi untuk menabung pahala
sebanyak-banyaknya demi investasi masa depan
Dan saya tidak perlu susah payah menjelaskan diri pada orang lain, biarkan saja mereka bebas mendefinisikan apapun tentang diri saya.
Sebab Allah Maha Tahu siapa diri saya, dan itu sudah cukup.

Semoga,penutup untuk renungan saya di pagi hari ini, setelah kemarin mengobrol dengan salah satu sahabat baik saya.
"Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya."

Catatan Mas Bojreng pagi ini.

#SelfReflection #EmotionalIntelligence #HumilityMatters #InnerPeace #LiveForAllah #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...