Thursday, September 5, 2024

Menyikapi lelah dengan senyum

Teringat jaman sekolah dulu..

Bisa tertidur dimana saja, bahkan di tempat yang dianggap tidak nyaman sekalipun.

Ketika pulang dari praktek, disambut istri saya yang bertanya "capek ya mas?"
Entah kenapa jadi teringat quotes dari Kim Sabu dari drakor dr Romantic dibawah ini.
“are you tired? that means you’re doing well.”

Lanjut kami mengobrol, saat acara mitoni alias 7 bulanan si sulung ada pengajian di rumah, saya semester satu pendidikan spesialis, kata istri saya temannya melihat saya mengaji dan kelihatan khusyuk... istri saya hanya tersenyum dan berkata lirih.. coba dilihat lebih jelas.... terlihat saya duduk bersila sambil merem.... saya tertidur dalam posisi duduk bersila di karpet 😁😁😁 habis jaga dan kasus pasien banyak hahahaha....

Menjalani Pekerjaan dengan Ketulusan dan Sabar

Setiap hari kita dihadapkan dengan berbagai tuntutan pekerjaan yang tak jarang membuat kita merasa lelah, baik fisik maupun mental. Kadang, lelah itu membuat kita ingin mengeluh atau bahkan menyerah. Namun, sebagai seorang Muslim, penting untuk kita mengingat bahwa setiap lelah yang kita rasakan dalam bekerja bisa bernilai pahala di sisi Allah SWT, selama kita menjalaninya dengan ikhlas dan sabar.

Menemukan Makna di Balik Pekerjaan

Dalam Islam, bekerja bukan sekadar mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja adalah bagian dari ibadah, cara kita berkontribusi pada masyarakat, dan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ketika kita bekerja dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari ridha Allah, maka setiap langkah, setiap keringat yang mengalir, bahkan setiap lelah yang kita rasakan, semuanya akan diperhitungkan sebagai amal kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, “Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu...’” (QS. At-Taubah: 105). Ayat ini mengajarkan bahwa apa pun pekerjaan yang kita lakukan, selama itu halal dan bermanfaat, maka Allah akan melihatnya dan menilainya. Oleh karena itu, bekerja dengan baik, tekun, dan penuh tanggung jawab merupakan bentuk ketaatan kepada-Nya.

Lelah dalam Bekerja: Bagian dari Ujian

Lelah adalah hal yang wajar. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan fisik dan mental yang membuat kita mudah merasa capek setelah bekerja seharian. Namun, lelah ini juga merupakan ujian bagi kesabaran dan keteguhan hati kita. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barang siapa yang bekerja keras untuk keluarganya, maka dia berada di jalan Allah (fi sabilillah)” (HR. Thabrani).

Ketika kita merasa lelah, ingatlah bahwa kelelahan itu bukan tanpa makna. Itu adalah pengorbanan yang kita lakukan demi kebaikan keluarga, demi memenuhi kebutuhan hidup, dan demi menjaga martabat sebagai seorang Muslim yang tidak meminta-minta kepada orang lain. Dengan mengingat tujuan mulia ini, kita bisa lebih kuat menghadapi kelelahan dan tidak mudah mengeluh.

Jangan Mudah Mengeluh

Mengeluh adalah hal yang sering kita lakukan tanpa sadar. Ketika pekerjaan menumpuk, ketika hasil yang diharapkan tidak sesuai, atau ketika merasa tidak dihargai, keluhan mudah sekali keluar dari mulut kita. Namun, Islam mengajarkan kita untuk menahan diri dari mengeluh. Sebab, mengeluh hanya akan menambah beban mental dan membuat kita semakin sulit untuk bersyukur.

Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam segala keadaan. Allah SWT berfirman, “Jika kamu bersyukur, niscaya akan Aku tambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7). Ayat ini mengingatkan kita bahwa dengan bersyukur atas apa yang kita miliki dan apa yang kita kerjakan, Allah akan menambahkan nikmat-Nya, termasuk kekuatan untuk menjalani pekerjaan kita dengan lebih baik.

Menyikapi Lelah dengan Positif

Bagaimana caranya agar kita bisa menyikapi lelah dengan positif? Pertama, perkuat niat kita dalam bekerja. Ingatkan diri kita bahwa bekerja adalah ibadah dan cara kita mencari ridha Allah. Dengan niat yang lurus, lelah pun akan terasa lebih ringan karena kita tahu ada pahala yang menanti di balik setiap usaha kita.

Kedua, istirahatlah dengan cukup dan manfaatkan waktu sebaik mungkin. Jangan forsir diri bekerja tanpa henti, karena tubuh kita memiliki hak untuk beristirahat. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk seimbang dalam hidup, termasuk dalam hal bekerja dan beristirahat. Beliau bersabda, “Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, berdoalah kepada Allah agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani setiap pekerjaan. Doa adalah senjata paling ampuh bagi seorang Muslim. Dengan berdoa, kita memohon pertolongan langsung dari Allah yang Maha Kuat. Tidak ada yang lebih bisa memberikan kita kekuatan selain Dia.

Mengingat Balasan di Akhirat

Terakhir, selalu ingat bahwa setiap usaha kita di dunia ini akan diperhitungkan di akhirat kelak. Ketika kita bekerja dengan ikhlas, sabar, dan tidak mudah mengeluh, pahala besar menanti kita di sisi Allah. Bahkan, kelelahan yang kita rasakan akan menjadi penghapus dosa-dosa kecil kita.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, sakit, kesedihan, gangguan, dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan sebab hal itu” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini memberikan kita penghiburan bahwa kelelahan yang kita rasakan bukanlah sia-sia. Setiap rasa lelah itu adalah ladang pahala dan penghapus dosa bagi kita.

Jangan mudah mengeluh

Bekerja adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, namun bagaimana kita menyikapinya yang akan menentukan apakah pekerjaan itu menjadi beban atau ibadah. Jangan mudah mengeluh saat lelah, karena setiap lelah yang kita rasakan dalam bekerja bisa bernilai pahala jika dijalani dengan niat yang benar, ikhlas, dan sabar.

Menghadapi pekerjaan dengan penuh kesadaran bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan tanggung jawab adalah bagian dari amanah yang harus dijalankan. Sebagai seorang dokter obgyn, saya dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk selalu siap sedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Ketika panggilan dari rumah sakit datang, terutama untuk kasus-kasus gawat darurat, saya harus segera merespons dan hadir untuk memberikan penanganan terbaik. Kesiapan ini adalah bagian dari komitmen yang harus saya penuhi, dan lelah yang dirasakan menjadi bagian dari pengorbanan dalam menjalankan amanah ini. Karena buat saya ini bukan hanya sekedar pekerjaan buat saya ini adalah passion saya.

Setiap pekerjaan memiliki tantangannya masing-masing, dan sebagai seorang Muslim, kita harus menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Bekerja dengan penuh tanggung jawab, tidak mudah mengeluh, dan tetap teguh dalam menghadapi setiap lelah adalah cara kita menjaga amanah tersebut. Dengan niat yang ikhlas dan kesabaran, insya Allah, segala lelah yang kita rasakan akan bernilai pahala dan menjadi jalan menuju ridha-Nya. Jangan lupa bahwa kesungguhan dalam pekerjaan adalah bentuk nyata dari pengabdian kita kepada Allah SWT, yang akan senantiasa membalas setiap usaha yang kita lakukan dengan kebaikan yang lebih besar.

Ingatlah selalu bahwa Allah SWT melihat setiap usaha kita, dan Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Jika kita merasa lelah, bersandarlah kepada Allah, mintalah kekuatan dari-Nya, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah kita terima. Dengan begitu, kita bisa menjalani pekerjaan kita dengan lebih tenang, penuh semangat, dan insya Allah, diberkahi oleh-Nya.

Alhamdulillah tadi malam sambil menunggu pasien disiapkan untuk operasi karena kasus kegawatan bisa menyelesaikan satu tulisan.

Catatan Mas Bojreng

#WorkWithPurpose #PatienceInWork #NoComplaints #IslamicPerspective #GratitudeAtWork
#doctor #doctorslife #doctors #dokter #itsmylife #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...