Tuesday, September 3, 2024

Kembalikan ke niat yang baik.. Lillahi ta'ala

Entah kenapa semakin kesini semakin banyak hingar bingar yang saya lihat dan saya rasakan.

Seringkali menyebabkan rasa semakin ingin menjauh, menjauh dari segala macam hingar bingar, asumsi dan prasangka yang ada. Mereka bilang perubahan, perubahan memang akan terjadi tapi apakah selalu kearah yang lebih baik?

Saya tidak tahu.

Hari ini saya diingatkan oleh suatu quotes dari Hasan Al-Basri: "Jika seseorang berprasangka buruk kepadamu, ingatlah bahwa pahala tetap terjaga jika niatmu bersih di hadapan Allah. Jangan biarkan hati dan amalmu terganggu oleh prasangka manusia."

Walaupun saya sering berkata, biarlah saya tidak mempedulikan penilaian orang terhadap saya, biarlah dalam hidup ini saya mencari Ridho Illahi saja. Tapi dalam hati sering terjadi kegelisahan dan keresahan akan prasangka dan asumsi orang. Mungkin memang ibadah saya kurang khusyuk, masih harus banyak belajar terutama tentang keikhlasan dan kerelaan hati. Harus banyak berucap Istighfar.

Sebagaimana disebutkan didalam Surah Al-Hujurat, yang berbicara tentang pentingnya menjaga niat, menghindari prasangka buruk, dan menjaga hubungan baik antar sesama Muslim:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini mengingatkan kita untuk menjauhi prasangka buruk, karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Ini sejalan dengan pesan Hasan Al-Basri tentang menjaga niat agar tetap bersih di hadapan Allah SWT, meskipun ada prasangka buruk dari orang lain.

Menghadapi Prasangka dengan Niat yang Lurus

Dalam menjalani kehidupan, kita tidak lepas dari penilaian dan prasangka orang lain. Sering kali, kita merasa dinilai secara tidak adil, bahkan disalahpahami. Prasangka buruk terhadap diri kita bisa datang dari berbagai pihak, baik dari orang yang kita kenal dekat maupun dari mereka yang hanya melihat kita dari kejauhan. Namun, di tengah situasi seperti ini, nasihat bijak dari Hasan Al-Basri datang sebagai pengingat yang menenangkan hati: "Jika seseorang berprasangka buruk kepadamu, ingatlah bahwa pahala tetap terjaga jika niatmu bersih di hadapan Allah. Jangan biarkan hati dan amalmu terganggu oleh prasangka manusia."

Kata-kata ini bukan sekadar nasihat, melainkan panduan untuk menjaga ketenangan batin di tengah hiruk-pikuk kehidupan sosial yang sering kali dipenuhi dengan prasangka dan penilaian negatif. Dalam pandangan Islam, niat adalah fondasi dari setiap amal. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan" (HR. Bukhari dan Muslim). Dari sini, kita belajar bahwa Allah SWT lebih memperhatikan apa yang tersembunyi di dalam hati kita daripada apa yang terlihat di mata manusia.

Prasangka Manusia adalah Sebuah Keniscayaan

Prasangka adalah bagian dari fitrah manusia. Sering kali, orang-orang membuat penilaian tanpa mengetahui keseluruhan cerita. Mereka hanya melihat sepintas dari luar, tanpa benar-benar memahami situasi yang sebenarnya. Prasangka ini bisa muncul dari berbagai alasan: kurangnya informasi, pengalaman masa lalu, atau sekadar ketidaksukaan pribadi. Namun, sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk tidak terpengaruh oleh prasangka tersebut. Alih-alih membiarkan prasangka merusak ketenangan batin kita, kita harus fokus pada niat dan tujuan yang lurus di hadapan Allah SWT.

Hasan Al-Basri mengingatkan kita bahwa jika niat kita murni, prasangka buruk tidak akan mengurangi pahala dari amal yang kita lakukan. Allah SWT mengetahui niat di balik setiap tindakan kita, dan Dia-lah yang akan memberikan ganjaran sesuai dengan ketulusan niat tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga niat kita agar tetap lurus dan bersih, terlepas dari apa yang orang lain pikirkan atau katakan.

Mengatasi Prasangka dengan Keikhlasan

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi prasangka adalah dengan ikhlas. Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu hanya karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia. Ketika kita ikhlas, prasangka buruk dari orang lain tidak akan mempengaruhi kita. Kita tidak akan merasa terbebani oleh penilaian mereka, karena kita tahu bahwa yang terpenting adalah penilaian Allah SWT.

Keikhlasan juga membawa ketenangan hati. Ketika kita ikhlas, kita tidak akan merasa tertekan oleh ekspektasi orang lain. Kita tidak akan terpengaruh oleh apa yang mereka pikirkan tentang kita, karena kita tahu bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui niat kita yang sebenarnya. Dengan demikian, keikhlasan menjadi perisai yang melindungi kita dari efek negatif prasangka buruk.

Namun, ikhlas bukanlah hal yang mudah dicapai. Ia membutuhkan perjuangan batin dan pengendalian diri yang kuat. Kita harus terus-menerus mengingatkan diri sendiri untuk melakukan segala sesuatu karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan pengakuan atau penghargaan dari manusia. Ini adalah proses yang membutuhkan latihan dan kesabaran, tetapi hasilnya adalah ketenangan batin dan kepuasan yang luar biasa.

Menghindari Dampak Negatif Prasangka

Prasangka buruk dari orang lain dapat memiliki dampak negatif pada diri kita jika kita membiarkannya. Hal ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan mempengaruhi kualitas ibadah kita. Ketika kita terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan tentang kita, kita bisa kehilangan fokus pada tujuan sebenarnya dari hidup kita, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT dan mencari ridha-Nya.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari dampak negatif dari prasangka dengan cara tetap fokus pada niat dan amal yang benar di hadapan Allah SWT. Jangan biarkan prasangka manusia mengganggu ketenangan hati dan pikiran kita. Sebaliknya, kita harus selalu kembali kepada Allah SWT, memohon kekuatan dan keteguhan hati untuk tetap berada di jalan yang benar, terlepas dari apa yang orang lain katakan atau pikirkan.

Mengambil Hikmah dari Prasangka

Meskipun prasangka buruk dapat menyakitkan, kita bisa mengambil hikmah darinya. Prasangka tersebut bisa menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mengevaluasi diri dan memperbaiki niat serta amal kita. Kadang-kadang, prasangka orang lain bisa menjadi cermin yang menunjukkan kelemahan atau kekurangan kita, yang mungkin tidak kita sadari. Dengan demikian, prasangka dapat menjadi peluang untuk introspeksi dan memperbaiki diri.

Selain itu, menghadapi prasangka dengan sabar dan ikhlas dapat meningkatkan kualitas diri kita. Kita belajar untuk tidak mudah terpengaruh oleh apa yang orang lain katakan, dan kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi ujian hidup. Ketika kita berhasil melewati ujian ini dengan kesabaran dan keikhlasan, kita akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.

Prasangka dan asumsi akan selalu ada dalam kehidupan.

Prasangka buruk adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia. Namun, sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk tidak membiarkan prasangka tersebut mengganggu ketenangan hati dan amal kita. Nasihat Hasan Al-Basri mengingatkan kita bahwa selama niat kita lurus di hadapan Allah SWT, pahala kita tetap terjaga, meskipun orang lain berprasangka buruk terhadap kita.

Sebagai manusia, kita sering dihadapkan pada asumsi dan prasangka yang datang tanpa dasar yang jelas. Dalam situasi seperti ini, penting bagi kita untuk merenung dan berpikir secara mendalam tentang niat kita yang sebenarnya. Apakah kita telah berusaha dengan tulus untuk menjaga niat yang lurus di hadapan Allah SWT? Jika iya, maka tidak ada prasangka buruk yang dapat merusak ketenangan batin kita. Sebaliknya, kita harus berusaha untuk tetap fokus pada ibadah dan amal kita, serta menjauhkan diri dari pikiran-pikiran negatif yang hanya akan mengganggu hati dan jiwa.

Oleh karena itu, mari kita selalu menjaga niat kita agar tetap ikhlas, melakukan segala sesuatu karena Allah SWT, bukan karena mengharapkan pengakuan dari manusia. Dengan demikian, kita akan mampu menghadapi prasangka dengan hati yang tenang, tidak terpengaruh oleh penilaian negatif, dan tetap fokus pada tujuan hidup kita yang sejati: mencari ridha Allah SWT.

Marilah kita selalu berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari asumsi dan prasangka buruk, baik yang datang dari orang lain maupun dari diri kita sendiri. Semoga Allah SWT melindungi kita dari orang-orang yang senantiasa berprasangka buruk dan menjauhkan mereka dari kehidupan kita. Dengan begitu, kita dapat terus menjalani hidup dengan hati yang tenang, penuh ketulusan, dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya. Semoga Allah SWT membimbing kita untuk selalu berada di jalan yang benar dan memberikan kita kekuatan untuk tetap teguh dalam menghadapi segala ujian hidup.

Semoga Allah SWT senantiasa meluruskan niat kita, menjauhkan kita dari prasangka buruk, dan memberikan kita keteguhan hati dalam menjalani kehidupan ini.

Catatan Mas Bojreng

#PureIntentions #FacingJudgment #InnerPeace #SincerityInFaith #OvercomingNegativity #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...