Monday, September 2, 2024

Kematian.... refleksi dan muhasabah

Tiba tiba muncul di wall saya kata kata ini


Mungkin saja satu jam yang lalu engkau masih ketawa haha hihi, lalu kemudian kini engkau terdiam (mati)

Mendapat pertanyaan dari malaikat di dalam kubur.
Tidakkah kita berpikir akan datangnya saat-saat itu terjadi ?
Tidakkah kita merenung bagaimana jika ajal itu datang tiba-tiba ?
Sementara kita masih tetap melewati hari dan menghidupkan waktu tetap dalam maksiat dan dosa.
bermuhasabahlah..

Menghadapi Kenyataan Kehidupan dan Kematian, Refleksi dan Muhasabah

Mungkin saja satu jam yang lalu, engkau masih tertawa dengan gembira, menikmati canda dan tawa bersama teman-teman atau keluarga. Namun, dalam sekejap mata, semua itu bisa berubah. Waktu yang tampaknya berjalan lambat, tiba-tiba bisa mempercepat perjalanan hidup menuju akhir yang tak terhindarkan—kematian. Kematian adalah kepastian yang tak terelakkan, tetapi sering kali kita abaikan. Kita begitu sibuk dengan kehidupan sehari-hari, hingga lupa bahwa setiap detik yang berlalu membawa kita semakin dekat pada akhir kehidupan kita di dunia.

Kematian Suatu Kepastian yang Sering Diabaikan

Dalam kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan, kita cenderung melupakan bahwa kematian bisa datang kapan saja, tanpa peringatan. Hidup yang penuh dengan tawa dan canda bisa berubah menjadi keheningan yang menakutkan ketika kita berhadapan dengan malaikat maut. Allah SWT telah mengingatkan kita dalam Al-Qur'an bahwa setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Firman-Nya:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." (QS. Al-Ankabut: 57).

Sayangnya, kesadaran ini sering kali terbenam dalam rutinitas dan kesenangan duniawi. Kita sering kali melupakan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah sementara, dan apa yang benar-benar penting adalah bagaimana kita mempersiapkan diri untuk akhirat.

Tanda-tanda dan Pertanyaan di Alam Kubur

Setiap orang yang meninggal dunia akan dihadapkan dengan pertanyaan di alam kubur oleh malaikat Munkar dan Nakir. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah tentang siapa Tuhan kita, apa agama kita, dan siapa nabi kita. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya datang dari lisan, tetapi dari keyakinan dan amal perbuatan kita selama hidup di dunia. Namun, bagaimana jika ajal itu datang tiba-tiba, saat kita masih tenggelam dalam dosa dan kemaksiatan? Apakah kita siap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut?

Dalam keadaan seperti itu, seharusnya kita merenung dan bermuhasabah. Muhasabah adalah introspeksi diri yang sangat penting dalam Islam. Ia merupakan upaya untuk mengevaluasi diri kita sendiri, apakah kita sudah menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam, ataukah kita masih sering lalai dan terlena oleh godaan duniawi.

Muhasabah, Merenungkan Ajal yang Bisa Datang Kapan Saja

Muhasabah mengajarkan kita untuk merenung tentang kehidupan dan kematian. Ketika kita merenungkan betapa cepatnya waktu berlalu, kita akan menyadari betapa pentingnya setiap detik yang kita miliki. Setiap detik adalah anugerah dari Allah yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan dosa serta kemaksiatan.

Bayangkan jika ajal menjemput kita saat kita masih dalam keadaan bermaksiat. Bagaimana kita akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita di hadapan Allah? Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu siap dan waspada, serta menjauhi perbuatan dosa yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kehancuran. Rasulullah SAW bersabda:

"Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian." (HR. Tirmidzi).

Dengan mengingat kematian, kita akan terdorong untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan lebih banyak melakukan amal kebaikan sebagai persiapan untuk kehidupan di akhirat.

Kehidupan dalam Cahaya Ketaatan

Kehidupan ini adalah perjalanan sementara, dan kita adalah musafir yang sedang menuju tujuan akhir, yaitu akhirat. Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa setiap langkah yang kita ambil adalah langkah yang mendekatkan kita kepada Allah SWT, bukan yang menjauhkan kita dari-Nya.

Salah satu cara untuk tetap berada di jalan yang benar adalah dengan menghidupkan waktu dalam ketaatan kepada Allah. Ketika kita menyadari betapa berharganya waktu, kita akan berusaha untuk mengisinya dengan amal-amal yang bermanfaat, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berbuat kebaikan kepada sesama.

Namun, sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang menjauhkan kita dari Allah. Kita sibuk dengan pekerjaan, mengejar materi, dan mencari kesenangan duniawi, hingga melupakan hakikat hidup yang sebenarnya. Kita sering kali menunda-nunda untuk bertaubat dan memperbaiki diri, dengan alasan masih ada waktu nanti. Padahal, kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput kita.

Taubat dan Kembali kepada Allah

Jika kita sadar bahwa hidup kita masih penuh dengan dosa dan kemaksiatan, maka jangan menunggu lebih lama lagi untuk bertaubat. Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang bertaubat dan kembali kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an:

"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar: 53).

Taubat adalah pintu rahmat yang selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin kembali kepada Allah. Kita harus segera mengambil kesempatan ini sebelum pintu taubat tertutup selamanya. Selain itu, kita harus berusaha untuk menghidupkan hati kita dengan keimanan dan ketaatan, serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan yang bisa mengundang murka Allah.

Refleksi untuk Menyongsong Kematian dengan Kesiapan

Masihkah kita berhura-hura, tertawa-tawa, dan benar-benar tidak mengingat kematian? Padahal, setiap detik yang berlalu membawa kita semakin dekat kepada akhir kehidupan di dunia ini. Kita begitu sibuk mengejar jabatan, harta, dan kesenangan duniawi, hingga lupa bahwa semuanya hanya sementara. Kematian adalah kepastian yang bisa datang sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan, dan tanpa persiapan.

Kehidupan dunia hanyalah persinggahan yang singkat. Segala yang kita kumpulkan di dunia ini tidak akan berarti apa-apa ketika kita dipanggil kembali kepada-Nya. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya, mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat. Jangan biarkan diri kita terlena dalam kesenangan sementara dan melupakan tujuan akhir yang sebenarnya.

Akhirnya, mari kita renungkan, bahwa mungkin saja satu jam yang lalu kita masih tertawa dan bersenda gurau, tetapi kita tidak pernah tahu kapan saatnya kita akan terdiam untuk selama-lamanya. Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap detik yang kita miliki sebagai kesempatan untuk berbuat kebaikan, memperbanyak ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jangan biarkan hidup kita berlalu begitu saja dalam kemaksiatan dan dosa. Bermuhasabahlah setiap hari, periksa hati kita, dan pastikan bahwa kita selalu berada di jalan yang diridhai Allah. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk tetap istiqamah di jalan-Nya dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi kehidupan yang kekal di akhirat. Aamiin.

Jangan mengharap dan menghamba penilaian orang, karena pada akhirnya kita akan sendiri, berharaplah pada Allah SWT.

Catatan Mas Bojreng

#ReflectOnLife #PrepareForDeath #RememberAllah #SeekForgiveness #TimeIsPrecious #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...