Thursday, August 29, 2024

Semua dicatat..... dan dipertanggungjawabkan

Ketika hampir setiap saat melihat "jejak digital seseorang dimunculkan dan dieksploitasi. Membuat saya berpikir dan merenung pagi ini.

Ini salah satu contoh yang saya baca pagi ini. Dimana banyak bertebaran di media sosial.


https://news.detik.com/berita/d-7508219/rk-soal-cuitan-lama-diungkit-dulu-saya-netizen-julid-mari-move-on

"Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi-bahkan kurang sopan," kata Ridwan Kamil.

Jejak Digital dan Pencatatan Sebuah Renungan

Dalam era modern yang serba digital ini, jejak digital menjadi sebuah istilah yang sering kita dengar. Setiap langkah yang kita ambil di dunia maya, baik itu posting di media sosial, mengirim pesan, atau bahkan sekadar menelusuri halaman web, meninggalkan jejak digital yang dapat diakses dan dilacak oleh orang lain. Jejak ini bisa menjadi cerminan dari siapa kita di dunia maya dan dapat memberikan dampak jangka panjang yang tak terduga.

Namun, jika kita kembali ke ajaran Islam, kita akan menemukan konsep yang lebih dalam dan serius tentang pencatatan setiap tindakan kita. Dalam ajaran Islam, kita diajarkan bahwa setiap perbuatan kita, baik besar maupun kecil, baik atau buruk, dicatat oleh dua malaikat yang selalu setia berada di bahu kanan dan kiri kita, yang dikenal sebagai Kiraman Katibin. Malaikat di bahu kanan mencatat segala amal kebaikan kita, sementara malaikat di bahu kiri mencatat segala keburukan yang kita lakukan.

Jejak Digital Tanggung Jawab di Dunia Maya

Jejak digital adalah segala informasi yang kita tinggalkan saat menggunakan teknologi digital. Ini bisa berupa data pribadi yang kita masukkan saat mendaftar ke sebuah situs, postingan media sosial, atau bahkan komentar yang kita buat di forum-forum daring. Jejak ini tidak hanya mencerminkan perilaku kita di dunia maya, tetapi juga bisa digunakan untuk menilai kepribadian, kebiasaan, dan bahkan nilai-nilai yang kita anut.

Seiring waktu, jejak digital ini dapat terkumpul menjadi suatu gambaran yang jelas tentang siapa kita sebenarnya. Ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak, namun juga bisa menjadi bumerang jika kita tidak berhati-hati dalam menjaga perilaku kita di dunia maya. Dalam banyak kasus, jejak digital yang tidak dikelola dengan baik bisa membawa dampak negatif, seperti reputasi yang tercoreng, kesempatan yang hilang, atau bahkan masalah hukum.

Malaikat Pencatat: Tanggung Jawab di Dunia Akhirat

Dalam Islam, keyakinan bahwa setiap tindakan kita dicatat oleh malaikat Kiraman Katibin memberikan kita kesadaran yang mendalam tentang tanggung jawab kita sebagai makhluk Allah SWT. Tidak ada satu pun tindakan yang luput dari pencatatan malaikat ini, baik itu tindakan yang dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Bahkan niat yang kita tanamkan dalam hati pun tidak lepas dari pengawasan dan pencatatan.

Ini memberikan kita pemahaman bahwa dalam setiap langkah yang kita ambil, kita harus selalu berhati-hati dan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Karena kelak, semua catatan ini akan dihadapkan kembali kepada kita di hari perhitungan, dan kita akan diminta pertanggungjawaban atas segala yang telah kita lakukan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang berdosa ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata, 'Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun'." (QS. Al-Kahf: 49).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap amal, sekecil apa pun, akan dicatat dan kelak kita akan dihadapkan pada hasil dari apa yang telah kita perbuat selama hidup di dunia.

Menghubungkan Jejak Digital dengan Pencatatan oleh Malaikat

Konsep jejak digital dan pencatatan oleh malaikat sesungguhnya memiliki kesamaan yang kuat. Keduanya mengajarkan kita untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan kita, karena segala sesuatu yang kita lakukan akan meninggalkan jejak yang tidak bisa dihapus begitu saja. Jika jejak digital dapat diakses oleh orang lain di dunia ini, maka catatan amal yang disimpan oleh malaikat akan dihadapkan kembali kepada kita di hadapan Allah SWT di akhirat kelak.

Sebagaimana diketahui, setiap manusia ditemani oleh dua malaikat kiraman katibin yang bertugas mencatat amal baik dan buruk. Keduanya dikenal dengan Malaikat Raqib dan Atid. Malaikat Raqib berada di sebalah kanan untuk mencatat amal baik dan Malaikat Atid ada di sebelah kiri untuk mencatat amal buruk.

Ketika tidak bisa merasakan kehadiran Allah di setiap saat, umat Islam diharapkan bisa merasakan atau mengingat bahwa setiap gerak-geriknya akan direkam dan dicatat oleh kedua malaikat ini. Di akhirat kelak, semua catatan tersebut akan dibuka kemudian diminta pertanggung jawabannya.

Dengan mengingat kehadiran dua malaikat ini, diharapkan bisa mendorong seseorang untuk terus beramal saleh dan mengurungkan niat saat hendak melakukan maksiat.

Oleh karena itu, dalam setiap tindakan, baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya, kita harus selalu ingat bahwa ada konsekuensi dari setiap perbuatan kita. Setiap kata yang kita tulis, setiap gambar yang kita unggah, setiap niat yang kita tanamkan dalam hati, semuanya akan dipertanggungjawabkan.

Membangun Kesadaran dan Tanggung Jawab

Mengetahui bahwa jejak digital kita akan tetap ada dan bahwa segala tindakan kita dicatat oleh malaikat harusnya membuat kita lebih berhati-hati dan bertanggung jawab. Kesadaran ini seharusnya menjadi dasar dalam kita menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi sosial di dunia nyata maupun di dunia maya.

• Bijaksana dalam Bertindak: Sebelum kita menulis, berbicara, atau bertindak, baik secara online maupun offline, kita harus selalu mempertimbangkan dampak dan konsekuensi dari tindakan tersebut. Apakah tindakan kita akan membawa manfaat atau malah menyakiti orang lain? Apakah ini akan menjadi amal kebaikan atau justru menambah dosa?

• Memohon Ampunan dan Bertaubat: Dalam Islam, Allah SWT Maha Pengampun. Setiap kali kita menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan, baik dalam jejak digital maupun dalam amal perbuatan, kita harus segera bertaubat dan memohon ampunan-Nya. Hal ini penting agar kita bisa membersihkan diri dari dosa-dosa dan memulai kembali dengan niat yang lebih baik.

• Meningkatkan Amal Kebaikan: Jika kita tahu bahwa segala amal kebaikan akan dicatat, maka kita harus berusaha untuk memperbanyaknya. Di dunia maya, ini bisa berarti menyebarkan informasi yang bermanfaat, menolong orang lain, atau setidaknya menghindari menyebarkan keburukan dan fitnah.

• Bertanggung Jawab di Dunia dan Akhirat: Akhirnya, kita harus selalu ingat bahwa setiap jejak digital kita tidak hanya berdampak di dunia ini, tetapi juga di akhirat. Catatan amal kita yang dibuat oleh malaikat akan menjadi saksi atas segala perbuatan kita, baik itu yang kita anggap sepele atau yang kita anggap besar.

Jika kehadiran Allah dan dua malaikat pencatat amal belum bisa dirasakan dan belum juga membuat ibadah kita meningkat, maka ingatlah dengan adanya kematian. Setiap manusia pasti akan meninggal dunia, hanya saja waktu dan tempatnya dirahasiakan, bisa jadi hari ini, esok, atau lusa.

Dengan demikian, pada hakikatnya semua manusia sudah mendapatkan “vonis mati”. Orang yang sudah divonis mati oleh hakim atau dokter saja, biasanya akan menghabiskan sisa umurnya untuk beribadah.

Dengan mengingat adanya kematian yang sudah di depan mata, diharapkan bisa lebih meningkatkan ibadah dan meninggalkan maksiat.

Refleksi dan Doa

Dalam dunia yang semakin terhubung dan digital ini, kita tidak bisa menghindari kenyataan bahwa jejak digital kita akan terus ada. Namun, dengan mengingat bahwa setiap perbuatan kita juga dicatat oleh malaikat dan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT, kita dapat menjalani hidup dengan lebih berhati-hati dan bertanggung jawab. Semoga kita semua senantiasa diberi hidayah oleh Allah SWT untuk selalu berada di jalan yang benar, menjaga amal perbuatan kita, dan meraih ridha-Nya di dunia dan akhirat. Aamiin.

Catatan Mas Bojreng

#DigitalFootprints #Accountability #IslamicPerspective #GoodDeeds #ResponsibleLiving #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng


No comments:

Post a Comment

Bukti yang Bungkam

Serial CSI (Crime Scene Investigation) itu keren banget karena nunjukin gimana bukti kecil bisa jadi kunci buat ngebongkar kasus besar. Jad...