Ketika kegelisahan dan keresahan melanda di hati. Betapa malu saya ketika tiba tiba merasa ada yang hilang didalam hati, hati yang berlubang. Ketika air wudhu harus sering saya ambil, dan sujud harus saya lakukan lebih lama
Sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT, tidak jarang kita dihadapkan pada berbagai perasaan resah dan gelisah mengenai kehidupan dunia. Mungkin kita sering kali bertanya-tanya mengapa usaha yang kita lakukan seolah tidak sebanding dengan apresiasi yang kita terima. Atau mungkin kita merasa khawatir tentang rezeki yang akan datang, takut akan masa depan yang belum pasti. Namun, sejatinya, kegelisahan ini adalah bagian dari ujian hidup yang diberikan oleh Allah SWT untuk menguji keimanan dan ketawakalan kita kepada-Nya.Memahami Sumber Kegelisahan
Kegelisahan dan keresahan yang kita rasakan sering kali berakar dari kecenderungan kita untuk terlalu terfokus pada dunia dan segala pernak-perniknya. Dunia adalah tempat sementara yang penuh dengan ujian, dan salah satu ujian terberat adalah menjaga hati agar tetap tenang di tengah segala ketidakpastian yang ada.
Ketika kita terlalu mengandalkan diri sendiri atau orang lain dalam menghadapi persoalan hidup, kita mudah merasa cemas dan khawatir. Pikiran seperti "Apakah usaha saya akan dihargai?" atau "Apakah saya akan memiliki cukup rezeki untuk esok hari?" muncul karena kita lupa bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah SWT dan berada dalam genggaman-Nya. Kita hanya makhluk kecil yang memiliki keterbatasan dalam memahami rencana besar-Nya.
Dalam Al-Quran, Allah SWT mengingatkan kita untuk tidak terlalu khawatir akan urusan dunia. Allah berfirman, "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu." (QS. Adz-Dzariyat: 22). Ayat ini mengajarkan kita bahwa rezeki kita sudah ditentukan oleh Allah dan kita tidak perlu khawatir karena Allah adalah Maha Pemberi rezeki.
Berserah Diri kepada Allah SWT
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Berserah diri bukan berarti kita berhenti berusaha, namun setelah berikhtiar semaksimal mungkin, kita menyerahkan hasilnya kepada Allah. Kita yakin bahwa apapun hasil yang kita terima, itulah yang terbaik menurut-Nya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; mereka pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi). Hadits ini mengajarkan kita untuk meneladani burung yang tetap berusaha mencari makan, namun tidak pernah khawatir akan apa yang akan ia temukan. Setelah melakukan usaha, burung tersebut berserah diri kepada Allah, yakin bahwa Allah tidak akan membiarkannya kelaparan.
Menjaga Niat dan Ikhlas dalam Berusaha
Kegelisahan tentang penghargaan atau apresiasi yang tidak sebanding dengan usaha kita dapat diatasi dengan meluruskan niat. Dalam Islam, niat adalah pondasi dari setiap amal. Jika niat kita benar-benar ikhlas karena Allah, maka tidak ada lagi kekhawatiran tentang apakah orang lain akan menghargai usaha kita atau tidak. Apresiasi manusia adalah sesuatu yang fana dan tidak sebanding dengan balasan dari Allah SWT di akhirat nanti.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap ujian yang kita hadapi, termasuk perasaan kurang dihargai, adalah sesuatu yang mampu kita hadapi. Tugas kita adalah tetap menjaga niat lillahi ta’ala, melakukan yang terbaik, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Menghilangkan Kegelisahan dengan Iman dan Tawakal
Untuk menghilangkan kegelisahan yang ada di hati, kita harus memperkuat iman dan tawakkul kepada Allah SWT. Tawakkul bukan hanya pasrah, tetapi juga keyakinan penuh bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita, baik di dunia maupun di akhirat. Ketika hati kita dipenuhi dengan tawakal, tidak ada lagi ruang untuk kekhawatiran yang berlebihan tentang rezeki atau masa depan.
Kita harus selalu ingat bahwa rezeki, penghargaan, dan kesuksesan bukanlah tujuan akhir. Tujuan kita adalah mendapatkan ridha Allah SWT. Ketika kita sudah meluruskan niat, berusaha maksimal, dan bertawakal, maka hati kita akan menjadi tenang karena kita tahu bahwa Allah akan memberikan yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya.
Melakukan Refleksi dan Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT
Salah satu cara untuk meredakan kegelisahan adalah dengan melakukan refleksi diri. Luangkan waktu untuk merenung, mengingat bahwa kita adalah makhluk kecil ciptaan Allah SWT yang Maha Kaya. Kita bisa beribadah lebih khusyuk, memperbanyak dzikir, istighfar, dan berdoa kepada Allah SWT agar diberi ketenangan hati.
Dalam QS. Ar-Ra’d: 28, Allah berfirman, "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketenangan hati hanya bisa kita dapatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah. Ketika hati kita sudah tenang, kegelisahan akan hilang dengan sendirinya.
Kegelisahan adalah ujian
Pada akhirnya, kegelisahan yang kita rasakan adalah bagian dari ujian hidup yang harus kita hadapi dengan iman dan tawakal. Dunia ini memang penuh dengan ketidakpastian, namun sebagai hamba Allah, kita harus yakin bahwa segala sesuatu sudah diatur dengan sempurna oleh-Nya. Tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin dengan niat yang ikhlas, lalu berserah diri kepada Allah dengan sepenuh hati. Dengan demikian, Insya Allah, hati kita akan tenang dan segala kegelisahan akan lenyap.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan abadi kita. Kegelisahan dan keresahan yang kita rasakan terkait rezeki, penghargaan, dan masa depan sering kali terjadi karena kita terlalu fokus pada dunia yang fana ini. Padahal, yang seharusnya menjadi prioritas utama kita adalah mencari keridhaan Allah SWT dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang kekal. Dunia ini hanyalah ladang amal, tempat kita menanam benih kebaikan untuk menuai hasilnya di akhirat kelak.
Oleh karena itu, mari kita luruskan niat dan fokus pada tujuan hidup yang sejati. Carilah akhiratmu lebih dari dunia, karena di sanalah kebahagiaan abadi menanti. Ketika kita berusaha untuk meraih akhirat dengan sepenuh hati, dunia dan segala isinya akan mengikuti, insya Allah. Dengan mengingat bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, kita akan mampu mengatasi kegelisahan yang ada, dan dengan penuh ketawakalan, kita akan lebih siap menghadapi ujian-ujian kehidupan dengan tenang dan lapang dada.
Ingatlah bahwa segala keputusan yang kita ambil harus dipertimbangkan dengan matang karena setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Marilah kita berusaha sebaik mungkin di dunia ini, tetapi jangan lupa bahwa tujuan akhir kita adalah meraih ridha Allah SWT, bukan sekadar penghargaan atau rezeki yang sifatnya sementara.
Catatan Mas Bojreng
#TrustInAllah #FaithOverFear #Tawakkul #tawakal #InnerPeace #IslamicGuidance #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment