Friday, August 30, 2024

Diobok obok....... itu yang saya rasakan

Sedang  merasa tidak dalam kondisi baik baik saja.... serasa diobok obok ora karu karuan.

Ketika melihat seseorang berpendapat dan "agak" memaksakan pendapatnya terutama berdasarkan pengalamannya, entah kenapa kok jadi teringat lagu mbok aja dibanding bandingke.


Dalam kehidupan ini, kita sering kali dihadapkan pada situasi di mana orang lain membandingkan pengalaman hidup mereka dengan kita, atau sebaliknya. Hal ini bisa menjadi sumber konflik, kesalahpahaman, dan bahkan rasa tidak nyaman. Dalam Islam, setiap individu diberikan kebebasan untuk menjalani kehidupannya sesuai dengan takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, membandingkan hidup seseorang dengan hidup orang lain adalah hal yang tidak bijak, karena setiap individu memiliki perjalanan yang unik dan berbeda.

Perbedaan dalam Memahami Kehidupan

Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memahami dan menghadapi kehidupan. Perspektif seseorang dibentuk oleh pengalaman, latar belakang, pendidikan, dan lingkungan di mana ia dibesarkan. Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu berprasangka baik (husnuzan) terhadap orang lain, dan untuk tidak memaksakan pandangan kita kepada mereka.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra: 36)

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terburu-buru menilai atau menghakimi orang lain berdasarkan sudut pandang kita sendiri, karena kita tidak memiliki pengetahuan penuh tentang kehidupan dan pengalaman mereka. Setiap individu bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri, dan hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

Menghindari Penilaian terhadap Orang Lain

Dalam Islam, menilai orang lain tanpa memahami keadaan mereka adalah perbuatan yang tidak dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat." (HR. Muslim)

Hadits ini mengajarkan kita untuk tidak berfokus pada kekurangan atau perbedaan hidup orang lain, tetapi sebaliknya, kita dianjurkan untuk menjaga dan melindungi mereka dari prasangka buruk. Ketika kita sibuk membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, kita mungkin lupa bahwa setiap orang memiliki ujian dan cobaan yang berbeda-beda yang telah ditetapkan oleh Allah.

Membandingkan hidup kita dengan orang lain juga bisa menimbulkan perasaan iri hati dan dengki, yang merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya dalam Islam. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Jauhilah hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR. Abu Dawud)

Lebih Baik Menyepi dan Mengadu pada Allah

Ketika kita merasa bahwa pendapat atau pandangan orang lain mulai mempengaruhi ketenangan hati kita, adalah bijak untuk menarik diri dan menyepi. Dalam Islam, menyepi bukan berarti melarikan diri dari masalah, tetapi merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencari ketenangan dalam ibadah.

Allah SWT berfirman:

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45)

Dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat dan doa, kita bisa mendapatkan kekuatan untuk menghadapi berbagai pandangan dan opini yang datang dari orang lain. Selain itu, mengadu kepada Allah adalah bentuk tawakkul, yakni meletakkan seluruh kepercayaan dan harapan hanya kepada-Nya. Ini adalah salah satu cara untuk menjaga hati tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh pandangan orang lain.

Pandangan Islam Tentang Kebebasan Berpendapat

Dalam Islam, kebebasan berpendapat diakui, namun dengan batasan-batasan yang jelas. Setiap orang berhak untuk memiliki pandangan dan opini, tetapi tidak diperkenankan untuk memaksakan pendapatnya kepada orang lain, apalagi jika itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menghargai perbedaan pendapat. Beliau selalu memberikan ruang bagi para sahabat untuk berdiskusi dan menyampaikan pandangan mereka, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dan harus dihadapi dengan bijaksana.

Ojo dibanding bandingke

Membandingkan pengalaman hidup kita dengan pengalaman hidup orang lain adalah perbuatan yang sia-sia dan dapat merusak hubungan antar sesama. Islam mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik, tidak mudah menilai, dan menjaga hubungan dengan sesama muslim dengan penuh kasih sayang.

Ketika kita merasa bahwa pandangan orang lain mulai mengganggu ketenangan hati kita, lebih baik kita menarik diri, menyepi, dan mengadu kepada Allah SWT.

Dengan cara ini, kita akan menemukan ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi segala cobaan dalam hidup. Selalu ingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dan hanya Allah SWT yang mengetahui seluruh kisah hidup kita secara utuh.

Catatan Mas Bojreng

#DontCompareLives #RespectDifferentPerspectives #AvoidJudgment #SeekSolitudeInPrayer #TrustInAllah #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...