Friday, July 26, 2024

Rejeki yang Tertulis, Hikmah dari Jalan Jurnatan Nasehat saat Masa Kecil

Malam ini entah kenapa saya teringat akan nasehat papa kepada saya tentang rejeki. Jadi tulisan ini terinspirasi dari nasehat bijak yang diberikan oleh papa saat masa kecil. 


Ketika melihat deretan tukang kunci di sepanjang jalan Jurnatan, Semarang, beliau mengajarkan bahwa setiap orang memiliki rejeki masing-masing yang telah diatur oleh Allah. Meskipun bekerja di bidang yang sama dan berada di lokasi yang berdekatan, para tukang kunci tersebut tetap akur dan tidak berebut pelanggan, karena mereka yakin bahwa rejeki mereka sudah ditentukan. Nasehat ini memberikan pelajaran berharga tentang keikhlasan, tawakal, dan pentingnya menjaga integritas dalam mencari rejeki.

Rejeki adalah konsep yang sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, rejeki bukan hanya tentang materi, melainkan mencakup segala bentuk kebaikan yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya, termasuk kesehatan, ilmu, ketenangan hati, dan lain-lain. Rejeki sudah diatur oleh Allah dan tidak mungkin salah. Keyakinan ini memberikan ketenangan dan kepastian bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan.

Rejeki Bukan Hanya Materi

Sering kali, kita menyamakan rejeki dengan uang atau harta benda. Padahal, rejeki memiliki makna yang lebih luas dan mendalam. Rejeki mencakup segala hal yang memberikan manfaat dan kebaikan dalam hidup kita. Misalnya, kesehatan yang baik, keluarga yang harmonis, teman yang setia, dan kesempatan untuk menuntut ilmu adalah bentuk-bentuk rejeki yang tidak ternilai harganya. Islam mengajarkan bahwa rejeki tidak hanya berwujud materi, tetapi juga aspek non-materi yang memberikan kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup kita.

Nasehat Sang Ayah: Harmoni di Tengah Persaingan

Teringat masa kecil ketika dinasehati oleh ayah saat melihat banyak tukang kunci yang berderet di sepanjang jalan di Jurnatan, Semarang. Mereka tetap akur dan tidak berebut pelanggan, karena mereka percaya bahwa setiap orang sudah memiliki rejeki masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah. Mereka bekerja dengan penuh keikhlasan dan tawakal, yakin bahwa rejeki tidak akan tertukar.

Nasehat ini mengajarkan tentang pentingnya rasa syukur dan percaya kepada Allah dalam hal rejeki. Para tukang kunci tersebut menunjukkan bahwa persaingan tidak harus menciptakan permusuhan. Mereka saling menghormati dan percaya bahwa Allah akan memberikan rejeki sesuai dengan usaha dan doa masing-masing.

Doa dan Ikhtiar: Kunci dalam Mencari Rejeki

Dalam Islam, ada dua konsep penting dalam mencari rejeki: doa dan ikhtiar. Doa adalah bentuk komunikasi dan permohonan kepada Allah agar diberikan rejeki yang baik dan halal. Ikhtiar adalah usaha maksimal yang dilakukan dengan niat yang baik dan cara yang halal. Keduanya harus berjalan seiringan. Usaha tanpa doa adalah kesombongan, dan doa tanpa usaha adalah kemalasan.

Islam mengajarkan bahwa manusia harus berusaha keras dalam mencari rejeki, tetapi juga harus tetap tawakal kepada Allah. Ini berarti bahwa setelah berusaha, kita harus menyerahkan hasilnya kepada Allah dan percaya bahwa apa pun hasilnya adalah yang terbaik menurut Allah. Ini memberikan ketenangan batin dan menghindarkan kita dari sifat rakus dan tamak.

Perspektif Islam tentang Rejeki

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." (QS. Hud: 6)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah yang memberikan rejeki kepada setiap makhluk-Nya. Allah mengetahui kebutuhan setiap makhluk dan memberikan rejeki sesuai dengan ketentuan-Nya. Keyakinan ini mengajarkan umat Islam untuk selalu bersyukur dan tidak berputus asa dalam mencari rejeki.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

"Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberi kalian rejeki sebagaimana Dia memberi rejeki kepada burung yang pergi di pagi hari dengan perut kosong dan kembali di sore hari dengan perut kenyang." (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengajarkan bahwa tawakal kepada Allah adalah kunci untuk mendapatkan rejeki yang berkah. Seperti burung yang pergi mencari makan di pagi hari tanpa khawatir tentang apa yang akan mereka temukan, manusia juga harus bekerja keras dan percaya bahwa Allah akan memberikan rejeki yang cukup.

Jadi rejeki sudah diatur oleh Allah dan tidak mungkin salah. Keyakinan ini memberikan ketenangan dan kepastian dalam menjalani kehidupan. Rejeki bukan hanya tentang materi, tetapi mencakup segala bentuk kebaikan yang Allah berikan. Doa dan ikhtiar adalah dua kunci utama dalam mencari rejeki. Dalam Islam, usaha yang sungguh-sungguh dan tawakal kepada Allah adalah jalan terbaik untuk mendapatkan rejeki yang berkah. Dengan memahami dan mengamalkan konsep ini, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang, bersyukur, dan bahagia.

Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa dalam mencari rejeki, kita tidak boleh menghalalkan segala cara, termasuk menipu atau berbohong. Islam mengajarkan bahwa rejeki yang berkah adalah hasil dari usaha yang jujur dan halal. Rejeki yang diperoleh dengan cara yang tidak benar hanya akan membawa kesulitan dan ketidakberkahan dalam hidup. Oleh karena itu, selalu jaga integritas dan kejujuran dalam setiap langkah mencari rejeki, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil dalam memberikan balasan atas setiap perbuatan kita.

Dengan memahami bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah dan tidak mungkin salah, kita akan lebih tenang dan yakin dalam menjalani kehidupan. Berusaha sebaik mungkin dengan cara yang halal dan berdoa kepada Allah merupakan kombinasi yang sempurna untuk mendapatkan rejeki yang berkah.
Konsep rejeki yang diajarkan Islam mengajarkan kita untuk tidak khawatir berlebihan tentang rejeki, karena Allah sudah mengaturnya dengan sempurna. Yang terpenting adalah berusaha sebaik mungkin, berdoa, dan tawakal kepada-Nya. Dengan demikian, kita akan mendapatkan rejeki yang berkah dan bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat.

Marilah kita selalu berpegang pada prinsip kejujuran dan keikhlasan, serta terus berusaha dan bertawakal kepada Allah. Dengan begitu, rejeki yang kita peroleh akan membawa kebahagiaan dan ketenangan, baik di dunia maupun di akhirat.

Catatan dan pengingat diri Mas Bojreng

#Blessings #Provision #IslamicWisdom #FaithAndTrust #LifeLessons #Gratitude #IslamicTeachings #SpiritualWealth #DivinePlan #HardWorkAndFaith #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Titip Hati pada Allah

Sebagian hati kutinggal di sana, di sisi ranjang dan napas renta. Tak terucap kata, hanya diam yang bercerita, tapi ada kewajiban yang ta...