Dalam sebuah percakapan yang penuh makna, seorang ayah duduk bersama anaknya, memberikan nasehat yang penuh kebijaksanaan tentang pentingnya adab dan etika dalam kehidupan. Dengan raut wajah yang penuh keprihatinan, sang ayah menceritakan pengamatannya terhadap perubahan zaman. Ia melihat bahwa semakin hari, semakin banyak orang yang mengabaikan nilai-nilai dasar kemanusiaan demi mengejar kekayaan materi dan gelar akademik. "Nak," kata sang ayah dengan suara lembut namun tegas, "Kekayaan dan gelar tidak akan berarti apa-apa jika tidak diiringi dengan adab dan akhlak yang baik."
Keprihatinan sang ayah didasarkan pada realitas kehidupan sehari-hari yang sering ia saksikan. Di lingkungan sekitar, ia melihat banyak orang yang memiliki harta melimpah dan prestasi akademik yang gemilang, namun perilaku mereka tidak mencerminkan adab yang seharusnya. Tindak-tanduk yang kurang sopan, kurangnya rasa hormat terhadap orang lain, dan hilangnya nilai-nilai kesederhanaan dan kejujuran menjadi pemandangan umum. Sang ayah merasa perlu mengingatkan anaknya bahwa dalam Islam, adab ditempatkan di atas ilmu, dan bahwa perilaku yang baik adalah cerminan sejati dari kualitas pribadi seseorang.Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur'an Surah Luqman ayat 17-19:
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman: 17-19)
Makna dari ayat-ayat ini adalah nasehat Luqman kepada anaknya tentang pentingnya menjalankan shalat, berbuat baik, mencegah kemungkaran, bersabar, serta menjaga sikap rendah hati dan sederhana. Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. Ayat ini menekankan pentingnya adab dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain, serta sikap tawadhu' (rendah hati) sebagai karakter yang harus dimiliki setiap Muslim.
Adab dan Etika: Lebih dari Sekadar Kekayaan dan Gelar
Adab dan etika adalah elemen fundamental atau dasar dalam kehidupan manusia yang mencerminkan kepribadian, moralitas, dan nilai-nilai seseorang. Dalam Islam, konsep adab (akhlak) dan etika sangat ditekankan dan dihargai lebih dari sekadar kekayaan materi atau gelar akademik. Islam mengajarkan bahwa perilaku yang baik dan akhlak yang mulia adalah indikasi sebenarnya dari kedalaman iman seseorang dan kualitas pribadinya. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana adab dan etika lebih penting daripada kekayaan dan gelar, serta bagaimana Islam menempatkan adab di atas ilmu.
Pengertian Adab dalam Islam
Adab dalam konteks Islam merujuk pada tata krama, sopan santun, dan perilaku baik yang ditunjukkan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan. Ini mencakup cara seseorang berinteraksi dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungannya. Adab mencakup berbagai aspek seperti:
• Adab terhadap Allah: Melibatkan ketaatan, kesyukuran, dan ibadah yang tulus kepada Allah.
• Adab terhadap Rasulullah: Mencakup penghormatan dan peneladanan terhadap kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
• Adab terhadap sesama manusia: Mencakup cara berinteraksi dengan orang lain, seperti bersikap rendah hati, menghormati orang tua, menyayangi anak-anak, dan menghormati hak-hak orang lain.
• Adab terhadap diri sendiri: Mencakup menjaga kesehatan, kebersihan, dan integritas pribadi.
Adab di Atas Ilmu
Pepatah Arab mengatakan, "Adab lebih penting daripada ilmu." Ini mengandung makna bahwa memiliki ilmu pengetahuan yang luas tanpa adab yang baik adalah tidak berarti. Bahkan, orang yang berilmu tinggi namun tidak memiliki akhlak yang baik bisa berbahaya karena ilmu yang dimilikinya bisa disalahgunakan. Dalam Islam, ilmu harus dilandasi oleh adab yang baik agar ilmu tersebut bisa bermanfaat dan membawa kebaikan bagi semua.
Imam Malik bin Anas, seorang ulama besar dalam Islam, pernah berkata kepada murid-muridnya, "Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu." Ini menunjukkan bahwa pentingnya memprioritaskan pembentukan karakter dan akhlak yang baik sebelum mengejar pengetahuan. Ilmu tanpa adab bisa menimbulkan kesombongan, sedangkan adab akan menjadikan ilmu yang dimiliki lebih bermanfaat dan diberkahi.
Kekayaan dan Gelar Bukan Ukuran Kebahagiaan Sejati
Kekayaan materi dan gelar akademik sering kali dianggap sebagai ukuran keberhasilan dalam masyarakat modern. Namun, dalam Islam, keduanya bukanlah ukuran kebahagiaan atau keberhasilan sejati. Ada banyak contoh dalam sejarah Islam tentang orang-orang yang sangat kaya atau berilmu tinggi, namun tidak dihormati karena kurangnya adab dan etika.
Sebaliknya, banyak pula orang yang hidup dalam kesederhanaan namun dihormati karena kebaikan akhlak dan adab mereka. Rasulullah SAW sendiri menjalani hidup sederhana meskipun beliau memiliki kekuasaan dan pengaruh besar. Beliau selalu menunjukkan adab yang mulia, baik dalam kehidupan pribadi maupun publik, menjadi teladan sempurna bagi umat manusia.
Contoh Adab dalam Kehidupan Sehari-Hari
• Rendah Hati: Seorang Muslim diajarkan untuk selalu rendah hati, tidak sombong, dan menghargai orang lain terlepas dari status sosial atau kekayaan mereka. Kesombongan adalah salah satu dosa besar dalam Islam, dan orang yang sombong dijanjikan neraka dalam ajaran Islam.
• Menghormati Orang Tua: Menghormati dan merawat orang tua adalah salah satu kewajiban utama dalam Islam. Allah SWT memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua setelah kewajiban beribadah kepada-Nya.
• Menjaga Lisan: Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan dari ucapan yang buruk, gosip, atau fitnah. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam."
• Tepat Janji dan Amanah: Seorang Muslim harus menepati janji dan menjaga amanah. Ketidakjujuran dan pengkhianatan adalah perilaku yang sangat dicela dalam Islam.
Adab dan etika adalah fondasi penting dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam Islam, adab ditempatkan di atas ilmu, karena ilmu yang tidak disertai dengan adab bisa menjadi malapetaka. Kekayaan dan gelar akademik bukanlah ukuran sejati dari keberhasilan atau kebahagiaan, melainkan kebaikan akhlak dan adab yang dimiliki seseorang. Dalam era modern ini, penting bagi kita untuk kembali menekankan pentingnya adab dan etika dalam kehidupan sehari-hari, karena itulah yang akan membedakan kita dan menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk ditinggali.
Sebagai penutup, marilah kita selalu mengingat bahwa dalam perjalanan hidup ini, adab dan etika adalah harta yang tak ternilai. Tidak peduli seberapa tinggi gelar atau seberapa besar kekayaan yang kita miliki, tanpa akhlak yang baik, semua itu akan kehilangan maknanya. Jadikanlah nasehat ini sebagai cermin diri untuk terus memperbaiki dan menjaga sikap serta perilaku kita. Mari kita prioritaskan adab di atas ilmu dan ketakwaan di atas segala bentuk prestasi duniawi, karena itulah yang akan membawa kita pada kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Melalui pengamalan adab dan etika yang baik, kita tidak hanya mendapatkan ridha Allah tetapi juga menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh dengan kebaikan. Adab yang baik adalah investasi yang tidak ternilai harganya, yang memberikan manfaat tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Catatan Mas Bojreng di awal pekan
#EtiquetteOverWealth #IslamicEthics #CharacterBeforeKnowledge #AdabInIslam #LifeLessons #WisdomOfIslam #RespectAndHumility #TrueSuccess #MoralValues #IslamicTeachings #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment