Monday, June 17, 2024

Mencatat dan menginterpretasikan Kotbah Sholat Iedul Adha tadi pagi

 


Tadi pagi mendapatkan banyak sekali pengingat dari khotbah Sholat Iedul Adha yang berlangsung di lapangan parkir RSUD Kardinah Kota Tegal dengan Khotib Bp. Hendi Sudono.

Begitu sampai rumah saya mencoba menginterpretasikan dari rangkuman yang saya coba tulis. Karena jaman sekarang sepertinya sudah tidak ada lagi anak yang membikin tugas merangkum materi Kotbah.


Dimulai tentang Surah Al Kautsar.
Surah Al-Kautsar merupakan surah ke-108 dalam Al-Quran, terdiri dari tiga ayat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW di Mekkah. Berikut adalah kisah singkat mengenai latar belakang penerimaan surah ini oleh Nabi Muhammad SAW:

Surah Al-Kautsar diturunkan pada periode awal kenabian Nabi Muhammad SAW ketika beliau menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dari kaum Quraisy. Pada masa itu, Nabi SAW dan para pengikutnya mengalami tekanan dan penghinaan yang luar biasa dari masyarakat Mekkah yang masih memegang teguh kepercayaan paganisme.

Konteks penurunan surah ini sangat relevan dengan kondisi pribadi Nabi Muhammad SAW. Salah satu bentuk penghinaan yang sering dilontarkan oleh kaum Quraisy adalah seputar keadaan keluarga Nabi SAW. Mereka mencemooh Nabi karena tidak memiliki keturunan laki-laki yang bertahan hidup hingga dewasa, mengingat anak laki-laki beliau, Abdullah, telah meninggal dunia. Kaum Quraisy menyebut beliau sebagai "abtar" yang berarti terputus, karena dalam pandangan mereka, tidak memiliki keturunan laki-laki berarti nama dan warisan seseorang akan terputus setelah kematiannya.

Dalam situasi inilah, Allah SWT menurunkan Surah Al-Kautsar sebagai bentuk penghiburan dan penguatan bagi Nabi Muhammad SAW. Surah ini diawali dengan pernyataan bahwa Allah telah memberikan kepada Nabi suatu nikmat yang sangat besar, yaitu Al-Kautsar. Al-Kautsar sendiri memiliki banyak tafsiran, tetapi secara umum dipahami sebagai nikmat yang melimpah, yang mencakup telaga di surga yang dijanjikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tiga ayat dalam Surah Al-Kautsar berbunyi sebagai berikut:

• إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ 
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak."

• فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ 
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."

• إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ 
"Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."

Melalui wahyu ini, Allah SWT mengingatkan Nabi Muhammad SAW bahwa anugerah terbesar telah diberikan kepadanya, dan beliau diminta untuk terus beribadah dan bersyukur kepada Allah. Selain itu, ayat terakhir memberikan jaminan bahwa musuh-musuh Nabi, yang mencemooh dan memusuhinya, akan menjadi orang yang benar-benar terputus dari rahmat Allah, bukan beliau.

Penerimaan surah ini memberikan kekuatan moral dan spiritual kepada Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah penghinaan yang beliau terima. Surah ini juga mengajarkan kepada umat Islam pentingnya bersyukur, beribadah, dan yakin bahwa pertolongan Allah akan selalu datang kepada mereka yang beriman dan beramal shalih.


Pentingnya Ibadah Sholat dalam Islam

Sholat adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan ibadah yang paling utama dalam kehidupan seorang Muslim. Sholat diwajibkan bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan berakal sebagai bentuk ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran dan Hadis, banyak sekali penjelasan mengenai pentingnya sholat dan posisi istimewanya di mata Allah SWT.

Sholat di Mata Allah SWT

Sholat bukan sekadar ritual harian, melainkan medium utama bagi seorang hamba untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 43, Allah SWT berfirman, "Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'." Perintah ini menunjukkan betapa pentingnya sholat sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah.

Allah SWT juga menjanjikan kebahagiaan dan kesuksesan bagi mereka yang mendirikan sholat. Dalam Surah Al-Mu'minun ayat 1-2, Allah berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya." Ayat ini menegaskan bahwa sholat dengan khusyuk adalah salah satu kunci kebahagiaan dan keberuntungan seorang mukmin di dunia dan akhirat.

Sholat sebagai Kebahagiaan di Mata Allah SWT

Sholat memberikan ketenangan jiwa dan kebahagiaan hakiki bagi seorang mukmin. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Dijadikan penyejuk mataku dalam sholat" (HR. Ahmad). Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bagi seorang Muslim adalah ketika dia dapat melaksanakan sholat dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan.

Sholat juga berfungsi sebagai penolong dan pemberi kekuatan bagi seorang Muslim dalam menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan hidup. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 45, Allah SWT berfirman, "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu; dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."

Kisah Umar ibn Khattab dalam Memimpin Sholat

Kisah Umar ibn Khattab radhiyallahu 'anhu adalah contoh luar biasa tentang dedikasi dan keberanian dalam melaksanakan sholat. Umar adalah khalifah kedua dalam sejarah Islam, dikenal sebagai pemimpin yang adil dan tegas. Pada tahun 644 M, ketika Umar sedang memimpin sholat Subuh di Masjid Nabawi, seorang budak Persia bernama Abu Lu'lu'ah melakukan tindakan keji dengan menyerang dan menusuknya.

Meskipun terluka parah, Umar tetap berusaha melanjutkan sholatnya. Setelah dipastikan bahwa cedera yang dideritanya sangat serius, beliau masih memikirkan kelangsungan sholat jamaah tersebut. Bahkan, di saat-saat terakhir hidupnya, Umar tetap menjaga sholatnya dan memberikan nasihat kepada umat Islam untuk selalu menjaga sholat.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa sholat adalah ibadah yang harus dijaga dengan sungguh-sungguh, bahkan dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Sholat adalah tiang agama yang memberikan kekuatan dan ketenangan jiwa, serta merupakan bukti nyata keimanan dan ketaatan seorang Muslim kepada Allah SWT.

Sholat memiliki posisi yang sangat penting dalam Islam dan dipandang sangat mulia di mata Allah SWT. Melalui sholat, seorang Muslim bisa meraih kebahagiaan dan ketenangan batin yang sejati. Kisah Umar ibn Khattab menjadi teladan bagi kita semua bahwa menjaga sholat dalam segala keadaan adalah bentuk keimanan dan ketakwaan yang luar biasa. Oleh karena itu, mari kita senantiasa menjaga dan melaksanakan sholat dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan.

Pentingnya Ibadah Kurban dalam Islam

Ibadah kurban memiliki makna yang sangat dalam dan merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan komunitas. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan kurban sebagai peringatan atas pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, serta sebagai wujud ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT.

Kurban sebagai Ibadah Sosial

Kurban memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Hewan yang disembelih saat kurban tidak hanya dinikmati oleh orang yang melaksanakan kurban, tetapi dagingnya juga dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran, Surah Al-Hajj ayat 28, yang menyatakan, "Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."

Pembagian daging kurban membantu meringankan beban mereka yang kurang mampu, memberi kebahagiaan, dan mempererat hubungan sosial dalam komunitas. Kurban menjadi momentum untuk berbagi rezeki dan kebahagiaan, serta mengingatkan umat Islam tentang pentingnya peduli terhadap sesama.

Bersedekah untuk Komunitas yang Membutuhkan

Dalam konteks global, umat Islam diingatkan untuk tidak melupakan saudara-saudara mereka yang berada dalam kondisi sulit, seperti di Palestina yang sering kali dilanda konflik dan perang. Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta dan kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu bagian tubuh sakit, seluruh tubuh turut merasakan sakitnya dengan demam dan tidak bisa tidur." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika kita melihat penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina, kita diingatkan untuk meningkatkan upaya bantuan dan solidaritas kita. Sedekah, bantuan kemanusiaan, dan doa adalah bentuk nyata kepedulian kita. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melepaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat." (HR. Muslim).

Implementasi Kurban dan Sedekah di Masa Kini

Selain melaksanakan ibadah kurban secara rutin, umat Islam juga dianjurkan untuk terus bersedekah dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, terutama dalam situasi darurat. Ini bisa dilakukan melalui berbagai lembaga amal, organisasi kemanusiaan, atau gerakan sosial yang berfokus pada bantuan kepada korban perang dan bencana.

Memberikan sedekah dan bantuan untuk Palestina, misalnya, bisa dilakukan melalui donasi langsung, partisipasi dalam program kemanusiaan, atau melalui kampanye penggalangan dana yang banyak tersedia. Bantuan tersebut bisa berupa uang, makanan, obat-obatan, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Bahkan mendoakan pun sudah termasuk salah satu ibadah yang bisa dilakukan.

Ibadah kurban adalah wujud nyata dari ketaatan kepada Allah SWT yang memiliki dampak sosial yang luas, membantu meringankan beban sesama dan mempererat tali silaturahmi. Selain itu, sebagai Muslim, kita juga diingatkan untuk selalu peduli dan membantu saudara-saudara kita yang berada dalam kesulitan, seperti di Palestina. Dengan bersedekah dan memberikan bantuan, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan penuh kasih sayang.

Catatan Mas Bojreng
Hasil mencatat kotbah Sholat Iedul Adha
Senin, 10 Dzulhijjah 1445 H / 17 Juni 2024

#KekuatanSholat #MaknaKurban #PeduliSesama #BersatuDalamIbadah #KasihUntukPalestina #IbadahDanSolidaritas #IslamRahmatanLilAlamin #KebahagiaanDalamSholat #BerbagiRezeki #KurbanUntukKomunitas #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng 

No comments:

Post a Comment

Saat Diam Adalah Obat

Ada saatnya diam lebih bijak, Saat tak mampu menghapus gelisah. Empati bukan sekadar kata, Tanpanya luka bisa merambah jiwa. Jangan bica...