Pada saat kecil pernah saya melihat ada kecelakaan, otomatis saya ingin berlari untuk mendekat dan melihat. Tangan saya tiba tiba dipegang papa saya, beliau bertanya.. mau ngapain? Kalau kamu cuma mau melihat dan tidak bisa menolong, gak usah kesana. Kamu akan mengganggu atau malah memperburuk. Lebih baik cari polisi biar dia yang menolong. Mungkin itu salah satu hal yang mendorong saya untuk menjadi dokter. Saya ingin menolong.
Begitu beranjak dewasa saya berpikir, mungkin maksud beliau saat itu adalah kalau melakukan sesuatu harus mempunyai keahlian yang sesuai, jangan melakukan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keahlianmu.
Beberapa saat yang lalu saya juga mengobrol dengan salah satu sahabat saya yang pekerjaannya adalah tukang masak. Saya kebetulan juga suka makan. Tapi jelas saya gak bakalan memberi komentar cara masak beliau, yang saya tahu masakan yang dihidangkan di hadapan saya rasanya enak dan enak sekali. Karena saya sadar diri saya tidak bisa memasak.
Nah hari ini salah seorang sahabat menulis suatu quotes yang berbunyi "A wise man first thinks then speaks, but a fool speaks first and then thinks."
Hmmm buat saya pengen menuliskan sesuatu.
Bijaksanalah dalam Berucap dan Bertindak Berdasarkan Keahlian
Ada pepatah bijak yang mengatakan, "A wise man first thinks then speaks, but a fool speaks first and then thinks." Kalimat ini menggambarkan pentingnya kehati-hatian dalam berbicara dan bertindak. Orang bijak selalu berpikir matang sebelum berucap, sementara orang bodoh cenderung berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu. Hal ini juga relevan dalam konteks menjalankan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kompetensi kita. Menjalankan sesuatu berdasarkan keahlian atau kompetensi memastikan hasil yang optimal dan menghindari kesalahan yang tidak perlu.
1. Pentingnya Berpikir Sebelum Berbicara
Berpikir sebelum berbicara merupakan salah satu kualitas yang membedakan orang bijak dari orang bodoh. Orang bijak menyadari bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang besar. Kata-kata yang diucapkan tanpa pertimbangan dapat menyakiti, menyinggung, atau menimbulkan masalah yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak dari setiap kata yang akan kita ucapkan.
Sebaliknya, orang bodoh sering kali berbicara tanpa berpikir. Mereka cenderung mengeluarkan kata-kata secara spontan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Akibatnya, mereka sering kali harus menanggung akibat dari ucapan mereka sendiri, entah itu berupa konflik, kesalahpahaman, atau bahkan kehilangan kepercayaan dari orang lain.
2. Menjalankan Tugas Berdasarkan Keahlian dan Kompetensi
Di dunia kerja, menjalankan tugas berdasarkan keahlian dan kompetensi adalah hal yang krusial. Setiap individu memiliki keahlian dan kompetensi yang berbeda-beda, dan tugas yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan tersebut. Hal ini tidak hanya memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan efisien dan efektif, tetapi juga meminimalkan risiko kesalahan.
Mengapa Keahlian dan Kompetensi Penting?
Keahlian dan kompetensi adalah fondasi utama dalam menjalankan suatu tugas. Keahlian merujuk pada kemampuan spesifik yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Kompetensi, di sisi lain, adalah kombinasi dari keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang memungkinkan seseorang untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan baik.
Dengan bekerja sesuai dengan keahlian dan kompetensi, seseorang dapat:
• Menghasilkan Kinerja yang Optimal: Ketika seseorang bekerja sesuai dengan keahlian mereka, mereka lebih cenderung menghasilkan kinerja yang tinggi dan berkualitas. Hal ini karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
• Mengurangi Risiko Kesalahan: Bekerja di luar keahlian dan kompetensi dapat meningkatkan risiko kesalahan. Sebaliknya, ketika seseorang bekerja sesuai dengan kemampuan mereka, mereka dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan lebih efektif.
• Meningkatkan Kepuasan Kerja: Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kompetensi dapat meningkatkan kepuasan kerja. Seseorang yang merasa kompeten dalam pekerjaannya cenderung merasa lebih puas dan termotivasi.
3. Bahaya Mengambil Tugas di Luar Kompetensi
Mengambil tugas yang di luar kompetensi dapat berdampak negatif, baik bagi individu maupun organisasi. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi antara lain:
• Penurunan Kualitas Pekerjaan: Ketika seseorang mengambil tugas di luar kompetensinya, kualitas pekerjaan yang dihasilkan cenderung menurun. Hal ini karena mereka tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
• Stres dan Kejenuhan: Mengambil tugas yang di luar kompetensi dapat menyebabkan stres dan kejenuhan. Seseorang mungkin merasa terbebani oleh tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
• Penurunan Reputasi Profesional: Jika seseorang sering kali gagal menyelesaikan tugas dengan baik karena bekerja di luar kompetensi, reputasi profesional mereka dapat terpengaruh. Hal ini dapat menghambat perkembangan karir mereka di masa depan.
4. Cara Menentukan Keahlian dan Kompetensi
Mengetahui keahlian dan kompetensi diri sendiri adalah langkah pertama untuk memastikan bahwa kita hanya mengambil tugas yang sesuai. Berikut beberapa cara untuk menentukan keahlian dan kompetensi:
• Evaluasi Diri: Lakukan evaluasi diri untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Anda. Pertimbangkan pengalaman kerja sebelumnya, pendidikan, dan pelatihan yang telah Anda terima.
• Minta Umpan Balik: Mintalah umpan balik dari rekan kerja, atasan, atau mentor untuk mendapatkan perspektif eksternal tentang keahlian dan kompetensi Anda. Mereka mungkin dapat melihat hal-hal yang Anda lewatkan.
• Pengembangan Diri: Teruslah mengembangkan diri melalui pelatihan, kursus, atau sertifikasi yang relevan dengan bidang Anda. Ini akan membantu Anda meningkatkan keahlian dan kompetensi Anda.
5. Menolak dengan Bijak
Ada kalanya kita harus menolak tugas yang di luar kompetensi kita. Namun, menolak tugas bukan berarti kita tidak bersedia berkontribusi atau membantu. Menolak tugas dengan bijak adalah tanda profesionalisme dan penghargaan terhadap kualitas pekerjaan. Berikut adalah cara menolak tugas dengan bijak:
• Beri Penjelasan yang Jelas: Jelaskan dengan jujur alasan Anda menolak tugas tersebut. Misalnya, Anda bisa mengatakan bahwa tugas tersebut berada di luar keahlian Anda dan Anda khawatir tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
• Tawarkan Alternatif: Jika memungkinkan, tawarkan alternatif yang dapat membantu. Misalnya, Anda bisa merekomendasikan rekan kerja yang lebih kompeten dalam tugas tersebut atau menawarkan bantuan dalam kapasitas lain yang lebih sesuai dengan keahlian Anda.
• Tetap Profesional: Menolak tugas dengan cara yang profesional akan menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap kualitas pekerjaan dan tidak hanya menghindari tanggung jawab.
6. Belajar untuk Berkata "Tidak"
Mengatakan "tidak" adalah bagian penting dari manajemen diri yang efektif. Ini bukan tentang menghindari tanggung jawab, tetapi tentang memastikan bahwa Anda hanya mengambil tugas yang dapat Anda selesaikan dengan baik. Mengatakan "ya" untuk semua hal dapat menyebabkan beban kerja yang berlebihan dan penurunan kualitas pekerjaan.
Belajar untuk berkata "tidak" juga berarti mengetahui kapan harus mengarahkan tugas kepada orang lain yang lebih kompeten. Ini menunjukkan bahwa Anda memahami batasan Anda dan menghargai keahlian orang lain. Dengan demikian, Anda dapat berkontribusi pada kesuksesan tim atau organisasi secara keseluruhan.
Bagaimanakah konsekuensi apabila berucap, berkomentar atau melakukan sesuatu diluar keahlian atau kompetensinya?
Berucap, berkata, berkomentar, atau melakukan sesuatu di luar kompetensi dapat membawa sejumlah konsekuensi dan bahaya. Ketika seseorang bertindak atau berbicara tanpa memiliki pengetahuan, keahlian, atau kompetensi yang memadai, berbagai risiko dan dampak negatif bisa muncul. Berikut adalah beberapa konsekuensi dan bahaya utama yang mungkin timbul:
1. Kualitas Pekerjaan Menurun
Kualitas pekerjaan yang rendah merupakan salah satu bahaya utama ketika seseorang melakukan tugas di luar kompetensinya. Tanpa keahlian dan pengetahuan yang tepat, seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, yang dapat mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tidak dapat diterima.
2. Meningkatnya Risiko Kesalahan
Berbicara atau bekerja di luar kompetensi meningkatkan risiko kesalahan. Kesalahan ini bisa berupa informasi yang salah, keputusan yang keliru, atau tindakan yang tidak tepat, yang semuanya bisa berdampak serius pada proyek, tim, atau organisasi.
3. Kehilangan Kepercayaan
Ketika seseorang berbicara atau bertindak di luar kompetensi dan terbukti salah, kepercayaan dari rekan kerja, atasan, atau klien dapat hilang. Kepercayaan adalah aset penting dalam dunia profesional, dan kehilangan kepercayaan dapat mempengaruhi hubungan kerja dan reputasi jangka panjang.
4. Kerusakan Reputasi Profesional
Reputasi profesional seseorang bisa rusak jika sering kali berbicara atau bertindak di luar kompetensinya. Dalam jangka panjang, reputasi yang buruk dapat menghambat peluang karier dan pengembangan profesional.
5. Konflik dan Ketegangan di Tempat Kerja
Berkomentar atau bertindak tanpa kompetensi yang memadai dapat menimbulkan konflik dan ketegangan di tempat kerja. Rekan kerja mungkin merasa frustrasi atau tidak dihargai ketika seseorang memberikan pendapat atau mengambil tindakan yang tidak tepat.
6. Penurunan Moral Tim
Kesalahan yang disebabkan oleh tindakan atau ucapan yang tidak kompeten bisa menurunkan moral tim. Anggota tim yang harus memperbaiki kesalahan tersebut mungkin merasa frustrasi dan demotivasi, yang dapat mempengaruhi produktivitas keseluruhan tim.
7. Kerugian Finansial dan Sumber Daya
Di bidang bisnis atau proyek, kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya kompetensi bisa mengakibatkan kerugian finansial dan sumber daya. Misalnya, keputusan yang tidak tepat bisa menyebabkan pengeluaran tambahan untuk memperbaiki kesalahan atau mengulang pekerjaan.
8. Misinformasi dan Kebingungan
Berbicara tanpa pengetahuan yang cukup dapat menyebarkan misinformasi dan kebingungan. Hal ini sangat berbahaya terutama dalam konteks di mana informasi yang akurat sangat penting, seperti dalam bidang medis, hukum, atau keuangan.
9. Stres dan Burnout
Mengambil tugas di luar kompetensi bisa menyebabkan stres dan burnout. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dapat menyebabkan perasaan gagal dan tertekan, yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
10. Kurangnya Penghormatan dari Rekan Kerja
Ketika seseorang sering kali berkomentar atau bertindak di luar kompetensinya, mereka bisa kehilangan penghormatan dari rekan kerja. Rekan kerja mungkin menganggap mereka tidak profesional atau tidak tahu batasan mereka sendiri.
11. Dampak Negatif pada Proyek atau Organisasi
Di level yang lebih luas, tindakan yang tidak kompeten bisa membahayakan proyek atau organisasi. Keputusan yang salah atau pekerjaan yang buruk bisa berdampak pada hasil akhir proyek, reputasi organisasi, dan bahkan keberlanjutan bisnis.
12. Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan yang Tepat
Orang yang berbicara atau bertindak tanpa kompetensi yang cukup mungkin mengambil keputusan yang tidak tepat karena kurangnya pemahaman atau informasi yang akurat. Ini bisa berdampak pada strategi jangka panjang dan keberhasilan organisasi.
Bagaimana Menghindari Bahaya Ini?
Untuk menghindari bahaya dan konsekuensi tersebut, penting bagi individu untuk:
• Mengenali Batasan Sendiri: Mengetahui dan mengakui batasan diri sendiri adalah langkah pertama untuk menghindari bertindak di luar kompetensi.
• Belajar dan Mengembangkan Keahlian: Terus belajar dan mengembangkan keahlian serta kompetensi melalui pelatihan, pendidikan, dan pengalaman praktis.
• Mendapatkan Konsultasi atau Bantuan: Jika dihadapkan pada situasi di luar kompetensi, carilah bantuan atau konsultasi dari ahli yang lebih berpengalaman.
• Bersikap Rendah Hati: Memiliki sikap rendah hati dan terbuka untuk belajar dari orang lain yang lebih kompeten dapat membantu menghindari kesalahan.
• Mengatakan "Tidak" dengan Bijak: Belajar untuk menolak tugas yang di luar kompetensi dengan bijak dan menawarkan solusi alternatif yang mungkin lebih efektif.
Dengan memahami dan menghindari bahaya serta konsekuensi berucap atau bertindak di luar kompetensi, individu dan organisasi dapat mencapai kinerja yang lebih baik, menjaga reputasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Dalam Islam, pentingnya berpikir sebelum berbicara atau bertindak sangat ditekankan, dan ini sesuai dengan pandangan yang diungkapkan dalam pepatah "A wise man first thinks then speaks, but a fool speaks first and then thinks". Islam mendorong umatnya untuk bertindak dengan bijaksana dan penuh pertimbangan, terutama dalam berkata-kata atau memberikan pendapat, terutama di luar keahlian atau kompetensinya.
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits yang relevan dengan konsep ini:
• Al-Qur'an:
• Surah Al-Isra' (17:36): "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya." Ayat ini menekankan pentingnya tidak berbicara atau bertindak tanpa pengetahuan yang memadai, karena setiap tindakan dan kata-kata akan dimintai pertanggungjawaban.
• Hadits:
• Hadits riwayat Tirmidzi: "Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya." Hadits ini menunjukkan bahwa seorang Muslim yang baik adalah yang menghindari berbicara atau bertindak dalam hal-hal yang bukan urusannya atau tidak memiliki pengetahuan tentangnya.
• Hadits riwayat Bukhari dan Muslim: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." Ini mengajarkan bahwa jika seseorang tidak memiliki sesuatu yang baik atau bermanfaat untuk dikatakan, lebih baik dia diam. Berbicara tanpa pengetahuan atau pertimbangan bisa mendatangkan keburukan.
Selain itu, dalam Islam juga dikenal konsep tahqiq (verifikasi atau penelitian) yang mendorong setiap individu untuk memastikan kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya. Hal ini sesuai dengan ajaran dalam Surah Al-Hujurat (49:6): "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
Dari ayat-ayat dan hadits-hadits di atas, jelas bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk bertindak dengan bijak, berpikir sebelum berbicara, dan memastikan kebenaran sebelum menyebarkan informasi atau bertindak, terutama dalam hal-hal di luar keahlian atau kompetensi mereka.
Pepatah "A wise man first thinks then speaks, but a fool speaks first and then thinks" mengajarkan kita pentingnya berpikir sebelum berbicara dan bertindak. Dalam konteks profesional, ini berarti menjalankan tugas sesuai dengan keahlian dan kompetensi kita. Berbicara atau bekerja di luar kompetensi dapat mengakibatkan kualitas pekerjaan yang rendah, stres, dan penurunan reputasi profesional. Dengan memahami dan bekerja sesuai dengan keahlian kita, serta belajar berkata "tidak" dengan bijak, kita dapat mencapai kinerja yang optimal dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kesuksesan tim atau organisasi kita.
Menyadari kemampuan diri adalah hal yang penting, ketidakmampuan karena melakukan hal yang bukan keahlian ya mau bagaimana lagi. Kalau melakukan kesalahan atau kekeliruan ya minta maaf dan janganlah melakukan atau malah berkata dengan mencari dalih atau alasan apapun untuk menutupi kesalahan yang dilakukan apalagi diakibatkan karena itu memang bukan bidang atau keahliannya. Gak usah gengsi, baper atau jaim.
Ini bukan status nyinyir. Hanya coret coretan saja.
Catatan Mas Bojreng
#ThinkBeforeYouSpeak #WisdomInWords #CompetenceMatters #WorkWithinYourSkills #Professionalism #AvoidingMistakes #BuildingTrust #MaintainingReputation #ConflictPrevention #TeamMorale #FinancialImpact #Misinformation #StressManagement #RespectAtWork #DecisionMaking #ContinuousLearning #SeekExpertise #HumilityInAction #SayNoWisely #QualityWork #Productivity #HealthyWorkEnvironment #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment