Beberapa kali melihat pejabat yang bahkan bisa mengambil suatu kebijakan, sering kali mengeluarkan suatu pernyataan yang "kontroversial" yang kadang saya berpikir apakah sudah dipikirkan benar dampak atau akibatnya? Atau bahkan tiba tiba sudah menjadi suatu bentuk kebijakan.
Tidak takutkah? Atau ......Setiap kali kita berbicara atau bertindak, kita sebenarnya menorehkan jejak yang suatu saat akan diminta pertanggungjawabannya. Di dunia, kata-kata dan perbuatan kita dapat membawa dampak yang nyata bagi orang lain, lingkungan sekitar, dan tentu saja bagi diri kita sendiri. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpikir matang sebelum berbicara atau bertindak, mempertimbangkan segala akibat dan konsekuensinya.
Di dunia, kata-kata kita bisa membawa manfaat atau justru mudarat. Perkataan yang bijaksana dapat menginspirasi, menghibur, dan memberikan semangat kepada orang lain. Sebaliknya, ucapan yang tidak dipikirkan bisa melukai perasaan, merusak hubungan, dan menimbulkan konflik. Tindakan kita juga demikian. Perbuatan yang baik dan tulus dapat menciptakan harmoni dan kebaikan, sementara tindakan yang buruk dan egois bisa menimbulkan kerusakan dan penyesalan.
Di akhirat, kita akan dihadapkan pada pertanggungjawaban atas setiap kata dan perbuatan kita. Dalam banyak ajaran agama, termasuk Islam, dijelaskan bahwa manusia akan dihisab (diperhitungkan) atas segala amal perbuatannya. Tidak ada satu pun tindakan atau ucapan yang luput dari catatan. Hal ini menekankan pentingnya untuk selalu menjaga lisan dan perbuatan agar sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan keadilan.
Oleh karena itu, berpikir sebelum berbicara atau bertindak bukan sekadar kebijaksanaan, melainkan kebutuhan. Dengan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap kata dan perbuatan, kita dapat menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan dan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan penuh makna. Ini bukan hanya tanggung jawab kita kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Tuhan yang akan meminta pertanggungjawaban kita di akhirat nanti.
Dengan selalu introspeksi dan bijaksana dalam bertindak serta berbicara, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi dunia ini.
Dalam Islam, tanggung jawab atas perkataan dan perbuatan sangat ditekankan. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits yang mengingatkan umat Muslim untuk berhati-hati dengan setiap kata dan tindakan yang mereka lakukan. Berikut beberapa pandangan dan referensi dari Al-Qur'an dan hadits mengenai hal ini:
Ayat Al-Qur'an
1. Surah Al-Isra' (17:36)
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak berbicara atau bertindak tanpa pengetahuan yang benar, karena setiap indera dan tindakan kita akan dipertanggungjawabkan.
2. Surah Qaf (50:18)
"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
Ayat ini menegaskan bahwa setiap kata yang kita ucapkan dicatat oleh malaikat, menekankan pentingnya menjaga lisan.
Hadits
1. Hadits dari Abu Hurairah r.a.
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya berbicara hanya dengan kebaikan dan memilih diam jika tidak ada kebaikan dalam perkataan.
2. Hadits dari Mu'adz bin Jabal r.a.
"Tidaklah manusia terlempar ke dalam neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung mereka kecuali karena hasil ucapan lisan mereka." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengingatkan bahaya dari perkataan yang tidak terkendali dan akibatnya di akhirat.
Bagaimanakah mengimplementasikan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip menjaga perkataan dan perbuatan ini sangat penting. Setiap individu harus selalu introspeksi dan mempertimbangkan dampak dari kata-kata dan tindakannya. Apalagi bagi seorang pejabat yang memiliki kekuasaan dan pengaruh besar, tanggung jawab ini semakin besar.
Bagi Pejabat dan Pengambil Kebijakan
1. Kebijakan yang Bijak dan Adil:
Seorang pejabat harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil berdasarkan pengetahuan yang valid dan mempertimbangkan kemaslahatan rakyat. Kebijakan yang tidak dipikirkan dengan matang bisa menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat.
2. Pernyataan yang Penuh Tanggung Jawab:
Setiap pernyataan publik dari pejabat harus disampaikan dengan penuh tanggung jawab, menghindari informasi yang menyesatkan atau bisa memicu kegaduhan. Pernyataan pejabat bisa membawa dampak luas, baik positif maupun negatif.
3. Mengambil Teladan dari Rasulullah SAW:
Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menjaga perkataan dan tindakan. Beliau selalu bersikap adil, bijaksana, dan penuh kasih sayang. Pejabat dan pemimpin bisa mengambil teladan dari akhlak Rasulullah SAW dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Dalam Islam, kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai yang sangat penting dan dihargai. Membohongi dan membodohi orang lain adalah perbuatan yang dilarang keras. Beberapa ajaran dan pandangan dalam Islam terkait hal ini antara lain:
1. Kejujuran sebagai Nilai Utama
Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan umat-Nya untuk berkata jujur dan menghindari kebohongan. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Isra' ayat 36, Allah berfirman: "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya."
2. Kebohongan adalah Dosa Besar
Rasulullah SAW bersabda: "Jauhilah olehmu dusta, karena dusta itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa ke neraka" (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa berbohong dalam Islam.
3. Tanggung Jawab di Akhirat
Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah pada hari kiamat. Allah berfirman dalam Surah Al-Zalzalah ayat 7-8: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."
4. Etika Bermuamalah
Dalam hubungan sosial dan bisnis, Islam menekankan pentingnya kejujuran dan keadilan. Misalnya, dalam Surah Al-Mutaffifin ayat 1-3, Allah mencela orang-orang yang curang dalam timbangan dan takaran, yang menipu orang lain demi keuntungan pribadi.
5. Contoh dari Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama dalam hal kejujuran. Beliau dikenal dengan julukan "Al-Amin" (yang terpercaya) karena selalu berkata dan berbuat jujur. Umat Islam dianjurkan untuk mengikuti teladan beliau dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan demikian, Islam sangat mengecam tindakan membohongi dan membodohi orang lain. Umat Islam diajarkan untuk selalu jujur, berintegritas, dan bertanggung jawab atas setiap ucapan dan perbuatan mereka, baik di dunia maupun di akhirat.
Jadi dalam Islam sangat menekankan pentingnya bertanggung jawab atas setiap perkataan dan perbuatan. Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana menjaga lisan dan tindakan. Dalam kehidupan sehari-hari, dan terutama bagi pejabat yang memiliki pengaruh besar, prinsip ini harus diterapkan dengan penuh kesadaran dan kehati-hatian untuk memastikan bahwa setiap tindakan dan kebijakan membawa kebaikan dan keadilan.
Perenungan di hari Jumat ini sambil mendengarkan rintik hujan di poli dini hari, suasana syahdu dan sendu.
Catatan dan pengingat diri
Mas Bojreng
#jujur #honest #integritas #integrity #responsible #resposibility #tanggungjawab #myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment