Entah kenapa saya melihat bersliweran di time line saya, ada yang "menggunakan" fasilitas bekerja untuk hal hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan nya, entah dengan dalih apapun.
Entah kenapa lagi jadi teringat salah satu tokoh yang saya hormati Umar bin Abdul Aziz.Khalifah Umar bin Abdul Aziz lahir tahun 63 Hijrah (684 M) dan wafat tahun 101 Hijriyah (720 M). Ayahnya bernama Abdul Aziz, putra Khalifah Marwan bin al-Hakam yang merupakan sepupu Khalifah 'Utsman bin 'Affan RA. Ibunya adalah Laila, cucu Khalifah Umar bin Khattab RA .
Meski kekuasaannya terbilang singkat (2-3 tahun), Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu khalifah yang paling dikenal dalam sejarah Islam . Beliau dipandang sebagai sosok yang adil dan dijuluki sebagai khulafaur rasyidin kelima.
Umar dibai'at sebagai khalifah dari Bani Umayah pada hari Jumat setelah salat Jumat. Gaya hidup Umar sangat sederhana ketika menjadi khalifah. Gajinya hanya 2 dirham perhari atau 60 dirham perbulan. Meski menjabat hanya 2-3 tahun, karyanya sangat mengagumkan dan banyak kisah-kisah menarik tentang dirinya.
Dikisahkan, suatu malam, Umar bin Abdul Aziz terlihat sibuk merampungkan sejumlah tugas di ruang kerja istananya. Tiba-tiba putranya masuk ke ruangan bermaksud hendak membicarakan sesuatu.
"Untuk urusan apa putraku datang ke sini, urusan negarakah atau keluargakah?" tanya Umar.
"Urusan keluarga, ayahanda," jawab sang putra.
Tiba-tiba Umar mematikan lampu penerang di atas mejanya. Seketika suasana menjadi gelap. "Kenapa ayah memadamkan lampu itu?" tanya putranya merasa heran.
"Putraku, lampu yang sedang ayah pakai bekerja ini milik negara. Minyak yang digunakan juga dibeli dengan uang negara. Sementara perkara yang akan kita bahas adalah urusan keluarga," jelas Umar.
Umar kemudian meminta pembantunya mengambil lampu dari ruang dalam. "Nah, sekarang lampu yang kita nyalakan ini adalah milik keluarga kita. Minyaknya pun dibeli dengan uang kita sendiri. Silakan putraku memulai pembicaraan dengan ayah."
Begitulah akhlak pejabat sejati. Ternyata, puncak kejayaan di berbagai bidang tak lantas membuat Umar bin Abdul Aziz terperdaya. Meski prestasinya banyak dipuji, pemimpin berjuluk khalifah kelima ini tetap bersahaja, amanah, dan sangat hati-hati mengelola aset negara.
Betapa takutnya saya..... sampai sekarang pun berusaha menghindari segala macam "fasilitas" dari negara. Bahkan batere hp habis pun saya memilih memakai power bank saya.
Semua hal akan dipertanggungjawabkan.
Menyoroti konsep pertanggungjawaban baik di dunia maupun di hadapan Allah SWT adalah suatu pokok penting dalam ajaran Islam yang sering kali menjadi pijakan moral bagi umat Muslim untuk bertindak dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab dalam segala aspek kehidupan mereka.
Dalam Islam, konsep pertanggungjawaban di dunia dipahami sebagai tanggung jawab individu untuk bertindak sesuai dengan ajaran agama dan norma moral yang telah ditentukan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang akan memiliki akibat yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan manusia dan di hadapan Allah SWT. Hal ini mencakup segala bentuk perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan individu selama hidupnya.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menegaskan pentingnya pertanggungjawaban atas perbuatan manusia. Salah satu ayat yang relevan adalah ayat ke-7 dari surah Al Zalzalah ayat 7 yang berbunyi, "Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." Ayat ini menegaskan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang, sekecil apapun, akan diperhitungkan oleh Allah.
Selain itu, dalam hadis Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya pertanggungjawaban dalam segala aspek kehidupan. Sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas yang dipimpinnya." Hadis ini mengingatkan umat Muslim bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab sosial dan moral terhadap dirinya sendiri serta lingkungan sekitarnya.
Pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT juga menjadi landasan utama dalam ajaran Islam. Setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya di akhirat nanti. Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Rasulullah SAW mengajarkan umat Muslim untuk melakukan amal shaleh dan menjauhi perbuatan buruk agar kelak mereka dapat memperoleh kebahagiaan dan keselamatan di akhirat.
Dengan demikian, pandangan Islam terhadap konsep pertanggungjawaban baik di dunia maupun di hadapan Allah SWT sangatlah penting dalam membimbing umat Muslim untuk hidup dengan penuh kesadaran akan tindakan dan akibatnya. Dengan memahami dan menghayati nilai-nilai tersebut, diharapkan umat Muslim dapat menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab dan keberkahan di sisi Allah SWT.
Harus banyak Istighfar
Pengingat diri di malam hari ini.
Betapa takutnya saya.
Catatan Mas Bojreng.
#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment