Friday, March 15, 2024

Hanya makhluk kecil, untuk apa sombong?

 Kemarin sempat melarikan diri sebentar dari acara PIT simpo, mlipir sebentar ke Bromo.

Melihat betapa indah dan menakjubkannya ciptaan Allah, betapa kecilnya saya ini sebagai seorang manusia ciptaan Nya.


Tentang kebesaran ciptaan Allah SWT, menjadikan kita sebagai manusia memahami betapa kecilnya diri kita di antara segala keagungan yang diciptakan-Nya. Semestinya, pemahaman ini menuntun kita untuk merenungkan serta bersyukur akan karunia-Nya, sebagai Muslim seharusnya kita menjaga akhlak dan rajin beribadah, bukan bersikap sombong dan angkuh. Betapa pentingnya untuk menjaga hati dan sikap demi mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai hamba yang patuh serta tawadhu.


Melalui kebesaran ciptaan-Nya, kita diingatkan tentang betapa kecil dan lemahnya diri ini di hadapan-Nya. Dari alam semesta yang luas hingga detil-detil kecil di sekeliling kita, tak ada yang terlepas dari keagungan serta kekuasaan-Nya. Dalam kesendirian kita, seharusnya terpatri kehambaan dan ketaatan kepada Sang Pencipta, bukan terjerumus dalam kesombongan dan keangkuhan yang tak berarti.


Renungan ini seharusnya mendorong kita untuk senantiasa bersyukur dan takabur. Bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada henti, atas ciptaan-Nya yang tiada banding, serta kehidupan yang diberikan-Nya untuk kita jalani. Namun, takabur dan sombong tentu akan menjauhkan kita dari rahmat-Nya. Seharusnya, pengamatan terhadap kebesaran-Nya membuat kita merendahkan hati, mengakui segala keterbatasan kita sebagai makhluk hina di hadapan-Nya.


Memberikan ruang dalam hati untuk merenungi dan mendekatkan diri kepada-Nya, menguatkan hubungan batin yang sejati dan tak tergoyahkan. Dengan demikian, kita akan mampu mencapai kedamaian hati dan ketenangan jiwa yang sejati. Sebagai manusia yang penuh dengan nafsu serta hawa, penting untuk terus mengingat kebesaran-Nya guna memperkokoh iman serta menjaga hati dari penyakit sombong dan angkuh.


Dalam pandangan kecil kita, mungkin menganggap diri ini hebat dan penuh prestasi. Namun, ketika kita melihat ciptaan-Nya yang begitu luar biasa, kita seharusnya merasa hina dan tak berarti di hadiran-Nya. Demi menjaga kesucian hati dan jiwa, mari kita jauhi sifat sombong dan angkuh yang tak akan menuntun kita ke arah yang benar.


Dalam setiap langkah kehidupan, marilah kita lebih banyak merenungi keagungan-Nya, lebih banyak bersyukur atas segala karunia-Nya, dan lebih banyak merendahkan diri di hadapan-Nya. Dengan demikian, kita akan mampu bersikap tawadhu dan rendah hati, menjauh dari sifat sombong dan angkuh yang sia-sia. Tunjukkanlah ketundukan serta ketaatan kita kepada-Nya, sebagai bukti kebersyukuran dan kecintaan kita kepada Sang Pencipta yang Maha Agung.


Dalam Islam, sombong dianggap sebagai sifat yang tercela dan bertentangan dengan ajaran agama. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah dilarang keras untuk bersikap sombong karena hal tersebut menunjukkan ketidakpatuhan, keangkuhan, dan kemunafikan terhadap Penciptanya.


Dalam Al-Qur'an, Allah SWT secara tegas mengingatkan tentang bahaya sifat sombong. Firman-Nya dalam Surah Luqman ayat 18-19, "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya, kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan tidak akan mencapai ketinggian gunung." Pesan ini menunjukkan bahwa manusia seharusnya merendahkan diri di hadapan Allah, mengakui kekuasaan dan keagungan-Nya, bukannya bersikap sombong dan angkuh.


Rasulullah Muhammad SAW juga menekankan pentingnya sikap tawadhu dan rendah hati dalam hadis-hadisnya. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang merendahkan diri karena Allah, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya." Dengan demikian, tawadhu merupakan kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah serta mendekatkan diri kepada-Nya.


Sifat sombong juga dianggap sebagai penyebab permusuhan, perselisihan, dan keretakan hubungan antar sesama manusia. Islam mengajarkan kesetaraan di hadapan Allah, di mana yang membedakan di antara manusia hanyalah ketakwaan dan kebaikan amal. Tidak ada ruang bagi kesombongan dalam memandang sesama manusia, karena setiap individu memiliki nilai di hadapan Allah berdasarkan ketakwaan dan kebaikan yang dibawanya.


Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim diingatkan untuk menjauhi sifat sombong dan angkuh. Merenungkan kebesaran ciptaan Allah seharusnya membuat kita lebih tawadhu, bersyukur, dan rendah hati. Dengan menjaga hati dan akal dari penyakit sombong, manusia dapat hidup dalam harmoni dengan diri sendiri, sesama, serta dengan Sang Pencipta.


Dengan demikian, dalam Islam, sombong dianggap sebagai sifat yang merusak dan menyesatkan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah seharusnya senantiasa merendahkan diri, mengakui kebesaran-Nya, dan tidak bersikap angkuh terhadap sesama makhluk-Nya. Melalui sikap tawadhu dan ketundukan kepada Allah, manusia dapat hidup dalam kedamaian, cinta kasih, serta keberkahan yang diberikan-Nya.


Siapalah saya ini... semoga dijauhkan dari sifat sombong dan angkuh.


Catatan Mas Bojreng 


#sunrise #sunriseoftheday #sunrisechallenge #sunriselover #sunrisephotography #landscape #landscapephotography #mountain #mountains #bromo #bromotrip #bromotravel #bromomountain #bromoindonesia #kfsemarang 

#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng

No comments:

Post a Comment

Bukti yang Bungkam

Serial CSI (Crime Scene Investigation) itu keren banget karena nunjukin gimana bukti kecil bisa jadi kunci buat ngebongkar kasus besar. Jad...