Alhamdulillah, hujan turun semenjak dini hari tadi.
Allahumma shoyyiban nafi'an'." Artinya: Ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat.
Ketika berangkat subuh subuh diiringi hujan yang membasahi bumi ini sepanjang perjalanan teringat akan kejadian saat masih kuliah dahulu. Pada saat itu saya kursus bahasa Inggris di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris di jalan Menteri Supeno dan kebetulan pengajarnya saat itu seorang cewek masih muda cantik native speaker dari Irlandia, wuih senang selalu mendengarkan dialek dari arah sana, jadi pasti berangkat kursus dengan semangat selalu, gak pernah bolos.
Nah kebetulan pada suatu hari hujan deras, saya tetap berangkat. Dari 8 orang peserta kursus yang datang hanya 2 orang setelah setengah jam dimulai pun tidak bertambah. Si Bule bertanya kenapa kok yang datang hanya sedikit ya. Saya dengan santainya mungkin karena hujan miss...
Eh di jawab si Bule sambil mengernyitkan dahi nya.. hujan? Hujan kan hanya air, di tempat nya dia hampir selalu hujan .. hujan kok dijadikan alasan, bagaimana bangsa Indonesia maju....
Duh isin juga diejek kayak gitu.. tapi dalam hati ya bener sih... alasan.. selalu dengan gampang kita mencari alasan ..
Dah lah gak usah cari alasan alasan demi menutupi kesalahan atau kebohongan yang dilakukan.
Nek wong semarang.. rak sah kakehan cangkem golek alesan
Dalam kehidupan manusia, kesalahan adalah suatu yang tidak terelakkan oleh siapa pun. Adakalanya, dalam momen-momen kesalahan atau kebohongan tersebut, kita sebagai manusia ditantang untuk memilih jalan yang akan kita tempuh: mengakui kesalahan dengan rendah hati atau mencari alasan untuk membentengi diri dari akibat yang mungkin terjadi. Islam, dengan ajaran kaya yang diberikan, secara tegas memberikan kita bimbingan mengenai bagaimana kita sebaiknya bersikap dalam menghadapi situasi sepeti ini.
Pertama, Islam mengajarkan pentingnya taubat dan pengakuan kesalahan. Al-Qur'an secara jelas memberi petunjuk bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat salah, namun pintu taubat selalu terbuka luas bagi mereka yang ingin kembali ke jalan yang benar. Allah SWT berfirman, “Dan semua anak Adam itu bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah mereka yang bertaubat.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi)
Mencari alasan untuk menyembunyikan kesalahan atau kebohongan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat menunjukkan keengganan untuk bertanggung jawab atas perbuatan, dan juga dapat mengarah pada sifat munafik yang sangat dicela dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Tanda-tanda orang munafik itu tiga: apabila berkata, ia berdusta; apabila berjanji, ia mungkir; dan apabila dipercayai, ia berkhianat.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Islam juga mengedepankan pentingnya keilmuan yang benar dan penggunaan ilmu tersebut dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Allah SWT telah memerintahkan umat manusia untuk mencari ilmu dan memakainya sesuai dengan tuntunan-Nya. Penggunaan ilmu tidak hanya terbatas pada pencapaian pribadi atau material, tapi juga harus berkontribusi pada kebaikan dan kesejahteraan lingkungan sosial.
Adab dan etika merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap aspek kehidupan dalam Islam. Baik dalam kata-kata maupun tindakan, seorang Muslim diajak untuk selalu mengedepankan etika yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini termasuk dalam cara kita mengakui dan memperbaiki kesalahan kita.
Tidak mencari pembenaran atas kesalahan dan kebohongan, serta bertindak sesuai dengan ilmu yang benar sambil memelihara etika yang baik, adalah manifestasi dari keimanan yang kuat dan karakter yang mulia. Dalam pandangan Islam, mengambil jalan ini tidak hanya akan mengantarkan pada kedamaian pribadi, tapi juga akan berdampak positif pada keharmonisan dalam masyarakat.
Dengan demikian, Islam mengajarkan kita untuk menjadi individu yang berintegritas: mengakui kesalahan, meminta maaf, dan berusaha untuk tidak mengulanginya, serta berperilaku sesuai dengan ajaran yang bernilai dan menghormati etika yang telah digariskan oleh ajaran yang luhur ini. Ini adalah jalan yang membawa kepada kedewasaan spiritual dan sosial, yang pada akhirnya akan menuntun umat manusia pada kehidupan yang lebih bermartabat dan harmonis.
Catatan Mas Bojreng sambil mulai poli dini hari hahaha
#myselfreminder #catatanmasbojreng #masbojreng
No comments:
Post a Comment